Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Trump Bersumpah Setop Imigrasi di Hari Pertama Berkuasa

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 20 January 2025 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Trump Bersumpah Setop Imigrasi di Hari Pertama Berkuasa

KABARBURSA.COM - Di hadapan ribuan pendukungnya yang bersorak di dalam arena Washington, Donald Trump menegaskan salah satu langkah pertamanya sebagai presiden adalah memberlakukan pembatasan ketat pada imigrasi. Dalam Make America Great Again Victory Rally yang digelar pada Minggu, 19 Januari 2024, malam, sehari sebelum ia resmi kembali ke Gedung Putih, Trump berjanji menghentikan apa yang ia sebut sebagai “invasi” ke Amerika Serikat.

“Begitu matahari terbenam besok, invasi ke negara kita akan berhenti,” ujar Trump disambut riuh tepuk tangan pendukungnya di Capital One Arena, dikutip dari Reuters di Jakarta, Senin, 20 Januari 2025.

Seperti di kampanyenya, Trump kembali mengumbar janji untuk melancarkan deportasi massal terbesar dalam sejarah AS—sebuah operasi yang katanya akan memulangkan jutaan imigran. Namun, janji sebesar itu jelas akan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar untuk diwujudkan.

Pidato Trump ini tak jauh berbeda dari gaya khasnya sejak kampanye 2016, penuh dengan kebanggaan, klaim-klaim yang meragukan, serta janji-janji besar yang memukau para pendukungnya. “Ini adalah gerakan politik terbesar dalam sejarah Amerika, dan 75 hari yang lalu, kita meraih kemenangan politik paling epik yang pernah ada,” ujarnya dengan percaya diri. “Mulai besok, saya akan bertindak dengan kecepatan dan kekuatan bersejarah untuk memperbaiki setiap krisis yang dihadapi negara kita.”

Pidato ini juga menjadi penampilan besar pertama Trump di Washington sejak 6 Januari 2021, saat pidatonya memicu serbuan massa pendukungnya ke Gedung Capitol. Dalam kesempatan ini, Trump kembali menegaskan akan memberikan pengampunan kepada banyak dari lebih dari 1.500 orang yang didakwa atau dihukum atas insiden tersebut.

Pidatonya juga memberikan gambaran tentang nada dan arah kebijakannya di masa jabatan keduanya. Dalam beberapa pekan terakhir, Trump telah membuat para sekutu internasionalnya kebingungan dengan pernyataan tentang rencana mengambil alih Greenland, Terusan Panama, hingga menjadikan Kanada bagian dari Amerika Serikat.

Trump juga bersumpah untuk mencabut semua kebijakan eksekutif era Biden yang ia sebut radikal dan bodoh dalam hitungan jam setelah kembali dilantik. Menurut sumber yang dekat dengan rencana tersebut, Trump akan menandatangani lebih dari 200 kebijakan eksekutif di hari pertama jabatannya.

Keamanan perbatasan menjadi prioritas utama dalam kebijakan-kebijakan awal Trump, termasuk mengklasifikasikan kartel narkoba sebagai organisasi teroris asing, menyatakan keadaan darurat di perbatasan AS-Meksiko, dan menghidupkan kembali kebijakan Remain in Mexico, yang memaksa pencari suaka non-Meksiko menunggu jadwal pengadilan mereka di Meksiko.

Janji deportasi besar-besaran Trump telah membuat gelisah komunitas imigran, termasuk mereka yang dianggap sebagai penduduk jangka panjang yang taat hukum dengan keluarga warga negara AS.

Selain itu, Trump juga menyampaikan rencana ambisius lain, seperti menghilangkan ideologi woke radikal dari militer dan memerintahkan pembangunan sistem pertahanan rudal untuk melindungi AS. Ia juga berjanji untuk merilis dokumen rahasia terkait pembunuhan John F. Kennedy, Robert Kennedy, dan Martin Luther King Jr.

Acara pelantikannya pada Senin dipindahkan ke dalam ruangan karena cuaca ekstrem, dengan beberapa acara dilangsungkan di arena yang sama. Trump, di sela pidatonya, terlihat menari mengikuti irama lagu Village People yang mengisi acara.

Trump dan Persiapan Pelantikan

[caption id="attachment_114146" align="alignnone" width="408"] Tenda keamanan menanti pejalan kaki yang berjalan di trotoar dekat Gedung Putih, di Washington, 19 Januari 2025. Foto: Carolyn Pressutti/VOA.[/caption]

Donald Trump memulai hari Minggu dengan sarapan bersama sejumlah senator Partai Republik di Blair House, tak jauh dari Gedung Putih. Beberapa tokoh yang terlihat meninggalkan pertemuan itu adalah John Cornyn, Susan Collins, Ted Cruz, Rick Scott, dan Tim Scott.

Setelah itu, Trump mengunjungi Arlington National Cemetery dan meletakkan karangan bunga di Makam Prajurit Tidak Dikenal. Saat seorang bugler militer memainkan Taps, Trump memberikan salut hormat ke arah makam tersebut.

Di Washington, meski hujan deras dan suhu dingin menusuk, para pendukung Trump tetap berdiri di sepanjang jalan dengan mengenakan jaket merah khas kampanye dan topi MAGA, sambil meneriakkan “USA! USA!”

Val Tordjman, 58 tahun, datang jauh-jauh dari Denver untuk menyaksikan pelantikan Trump secara langsung. Namun, saat mengetahui acara akan dipindahkan ke dalam ruangan, ia mengaku kecewa. “Saya merasa ingin menangis,” ujarnya. Meski demikian, ia tetap berencana menghabiskan malam di jalan dekat arena pelantikan, meskipun suhu diperkirakan turun hingga -7 derajat Celsius. “Ini kesempatan sekali seumur hidup,” katanya.

Di sisi lain kota, jalan-jalan sekitar Gedung Capitol dan Gedung Putih telah dipagari baja sejak minggu lalu, dengan kehadiran polisi di setiap sudut untuk mengamankan acara pelantikan.

CEO TikTok, Shou Zi Chew, turut hadir di rapat akbar Trump pada hari Minggu, hanya beberapa jam setelah aplikasi TikTok kembali online. Trump mengklaim bahwa janji pemerintahannya untuk menunda larangan aplikasi itu adalah alasan utamanya. Trump bahkan menyebut bahwa AS akan melakukan joint venture untuk menyelamatkan TikTok bersama para penawar yang ingin membeli perusahaan tersebut. Selain itu, sejumlah eksekutif teknologi dijadwalkan hadir di pelantikan Trump pada Senin, termasuk Elon Musk, orang terkaya di dunia dan sekutu dekat Trump, yang sempat tampil sebentar di atas panggung bersamanya.

Sementara itu, di Charleston, Carolina Selatan, Joe Biden menjalani perjalanan resmi terakhirnya sebagai presiden. Dalam rangka Hari Martin Luther King Jr., Biden menghadiri kebaktian di Royal Missionary Baptist Church. Dalam pidatonya, ia mengenang perjuangan King dan memberi semangat kepada para pendukung Partai Demokrat untuk tetap optimis meskipun kalah dalam pemilu.

Pelantikan Trump dijadwalkan berlangsung di dalam Rotunda Gedung Capitol karena cuaca dingin yang ekstrem. Sebanyak 25.000 personel keamanan telah dikerahkan untuk menjaga acara ini tetap aman.(*)