KABARBURSA.COM - Harga bitcoin kembali melonjak melampaui USD100.000 pada Jumat, 17 Januari 2025, waktu Amerika atau Sabtu, dini hari WIB, jelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS pekan depan. Sosok skeptis yang dulu pernah menyebut bitcoin sebagai seperti penipuan itu kini berubah total menjadi pendukung kripto dengan semangat tinggi. Dalam kampanyenya, ia bahkan berjanji menjadikan Amerika Serikat sebagai ibu kota kripto dunia.
Janji-janji tersebut mencakup pembentukan cadangan kripto nasional, regulasi yang ramah industri, hingga menunjuk “czar kripto” dalam pemerintahannya. “Kalian akan sangat senang dengan saya,” ujar Trump kepada para penggemar kripto di sebuah konferensi bitcoin musim panas lalu, dikutip dari AP di Jakarta, Sabtu, 18 Januari 2024.
Bitcoin diciptakan pada 2009 sebagai bentuk uang elektronik yang tidak dikendalikan oleh bank atau pemerintah. Selama perjalanannya, bitcoin dan aset kripto lainnya telah berubah dari sekadar alat transaksi pinggiran menjadi bagian dari arus utama keuangan—walaupun kerap diwarnai volatilitas ekstrem.
Namun, di tengah kritik terhadap volatilitas dan penggunaannya oleh penipu atau rezim nakal, kripto tetap bertahan dan melawan para pesimis. Industri kripto yang merasa dipinggirkan selama pemerintahan Biden, telah menggelontorkan dana besar untuk mendukung kemenangan Trump pada pemilu November lalu. Hasilnya, harga bitcoin melonjak sejak kemenangan Trump, menembus USD100.000 untuk pertama kalinya bulan lalu sebelum sempat turun ke USD90.000. Sebagai perbandingan, dua tahun lalu, bitcoin hanya diperdagangkan di sekitar USD20.000 (Rp320 juta dengan kurs Rp16.000).
Berdasarkan data CoinDesk, Jumat ini, harga bitcoin naik sekitar 5 persen ke level USD104.000 (Rp1,66 miliar). Kenaikan ini juga diperkuat oleh susunan kabinet Trump yang penuh dengan pendukung kripto, termasuk pilihan untuk memimpin Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan, hingga Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
Sebagai bentuk perayaan, para pemain utama industri kripto mengadakan acara bertajuk Crypto Ball pada Jumat, 17 Januari 2025, malam, yang diiklankan dengan janji hiburan kelas atas untuk merayakan “presiden kripto pertama.” Tiket acara ini ludes terjual dengan harga mencapai ribuan dolar.
[caption id="attachment_109599" align="alignnone" width="1200"] Ilustrasi Donald Trump dan Bitcoin. Foto: Shutterstock AI via La Libre.[/caption]
Selama kampanyenya, Trump berjanji membentuk sebuah dewan penasihat khusus yang bertugas memberikan panduan untuk menciptakan regulasi kripto yang jelas dan mudah dipahami dalam 100 hari pertama pemerintahannya. Walaupun rincian tentang dewan ini dan anggotanya masih belum jelas, Trump sudah mengumumkan beberapa nama kunci setelah kemenangannya pada November lalu.
Eksekutif teknologi sekaligus kapitalis ventura, David Sacks, telah ditunjuk sebagai “czar kripto” pemerintahannya. Sementara itu, Bo Hines, mantan kandidat kongres dari North Carolina, diumumkan sebagai direktur eksekutif Dewan Penasihat Presiden untuk Aset Digital. Langkah ini menunjukkan komitmen Trump untuk memberikan perhatian besar pada pengembangan industri kripto.
Dalam konferensi bitcoin tahun lalu, Trump menegaskan kepada para pendukung kripto bahwa regulasi baru nantinya akan dibuat oleh orang-orang yang mencintai industri aset digital ini, bukan membencinya. Pilihan Trump untuk memimpin Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), Paul Atkins, dikenal sebagai pendukung kuat cryptocurrency, jauh berbeda dari pendekatan ketat Gary Gensler, Ketua SEC sebelumnya.
Banyak pelaku industri kripto merasa tertekan oleh kebijakan Biden yang dinilai tidak ramah terhadap inovasi. Mereka menyebut pendekatan enforcement-first dari SEC selama masa jabatan Gensler sebagai penghambat perkembangan industri. Peter Van Valkenburgh, Direktur Eksekutif Coin Center, mengatakan bahwa perubahan terbesar yang diharapkan dari administrasi Trump adalah perubahan sikap di SEC.
Sementara itu, Gensler, yang akan meninggalkan jabatannya saat Trump dilantik, menyebut dirinya bangga atas tindakannya untuk mengawasi industri kripto yang menurutnya penuh dengan aktor buruk. Namun, bagi para pendukung kripto, era baru ini menjadi harapan besar untuk regulasi yang lebih ramah dan mendukung pertumbuhan industri.
Donald Trump pun mengguncang dunia kripto dengan janji ambisiusnya, yakni menjadikan bitcoin sebagai bagian dari cadangan strategis nasional Amerika Serikat, mirip dengan bagaimana pemerintah menyimpan emas. Dalam konferensi bitcoin musim panas lalu, Trump mengungkapkan pemerintah AS tidak akan lagi melelang bitcoin yang disita dari tindakan penegakan hukum, melainkan akan menyimpannya sebagai aset permanen.
Para pendukung kripto bahkan telah mengunggah rancangan perintah eksekutif secara daring, yang mengusulkan pembentukan Strategic Bitcoin Reserve sebagai aset nasional permanen. Rancangan ini mencatat bahwa cadangan bitcoin tersebut akan dikelola oleh Departemen Keuangan melalui Exchange Stabilization Fund, dengan target awal kepemilikan setidaknya USD21 miliar dalam bentuk bitcoin.
Gagasan ini sebelumnya juga pernah diusulkan oleh Senator Republik Cynthia Lummis dari Wyoming dalam bentuk rancangan undang-undang. Ia berpendapat bitcoin dapat membantu mendiversifikasi cadangan pemerintah sekaligus menjadi alat lindung nilai terhadap risiko finansial. Namun, para kritikus menyoroti volatilitas bitcoin yang tinggi dan dianggap membuatnya kurang cocok sebagai cadangan nasional.
“Langkah ini bisa menjadi lompatan besar dalam menormalkan bitcoin hingga membuatnya lebih diterima sebagai aset yang sah di mata orang-orang yang selama ini masih skeptis,” kata kepala kebijakan di Bitcoin Policy Institute, Zack Shapiro.(*)