Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Optimisme Baru: Surplus Dagang Indonesia Terus Berlanjut

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 16 January 2025 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Optimisme Baru: Surplus Dagang Indonesia Terus Berlanjut

KABARBURSA.COM - Perdagangan internasional Indonesia kembali mencatatkan kinerja impresif pada tahun 2024 dengan mempertahankan surplus neraca perdagangan selama lima tahun berturut-turut. Nilai surplus tahun 2024 mencapai USD 31,04 miliar, menurun dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar USD 36,89 miliar. Meskipun begitu, peningkatan volume perdagangan—baik ekspor maupun impor—menggambarkan daya tahan ekonomi Indonesia di tengah moderasi harga komoditas global.

"Surplus perdagangan ini menunjukkan ketahanan ekonomi yang solid. Penurunan nilai surplus terutama disebabkan oleh pelemahan harga komoditas global sepanjang tahun 2024," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu di Jakarta, Kamis 16 Januari 2025.

Ekspor Indonesia pada 2024 mencatatkan pertumbuhan menggembirakan dengan total nilai sebesar USD 264,70 miliar, naik 2,29 persen dibandingkan tahun 2023. Dari sisi volume, ekspor tumbuh 5,37 persen (yoy). Sektor nonmigas, khususnya industri pengolahan, menjadi motor penggerak utama dengan kontribusi signifikan sebesar 74,25 persen terhadap total ekspor.

Komoditas unggulan seperti bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak nabati (HS15), serta besi dan baja (HS72) mendominasi ekspor nonmigas, masing-masing menyumbang 15,94 persen, 10,78 persen, dan 10,37 persen. China tetap menjadi mitra dagang utama dengan pangsa 26,40 persen, diikuti Amerika Serikat (11,22 persen) dan Jepang (6,59 persen).

Impor Indonesia pada tahun 2024 juga menunjukkan peningkatan baik dari segi nilai (11,07 persen yoy) maupun volume (3,37 persen yoy), dengan total nilai USD 233,66 miliar. Sebagian besar impor terdiri dari bahan baku/penolong dan barang modal yang menyumbang 90,28 persen dari total impor. Hal ini selaras dengan pertumbuhan sektor industri pengolahan yang menopang ekspor nasional.

Di sisi lain, impor mesin/perlengkapan elektrik dan mesin/peralatan mekanis mencatatkan pertumbuhan signifikan, meskipun impor besi dan baja mengalami kontraksi.

Tren surplus neraca perdagangan yang berlanjut mempertegas ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global. Capaian ini menjadi pijakan optimisme untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5 persen pada 2024.

"Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat hilirisasi sumber daya alam, meningkatkan daya saing produk ekspor, serta memperluas diversifikasi mitra dagang utama. Strategi ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah dinamika global yang semakin rumit," pungkas Febrio.

Catatan Tren Positif

Kinerja neraca perdagangan Indonesia kembali menunjukkan surplus pada Oktober 2024, mencatatkan tren positif selama 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Pelaksana (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan surplus bulan ini sebesar USD2,48 miliar, meski turun dibandingkan September 2024 yang mencapai USD3,26 miliar.

Surplus tersebut berasal dari nilai ekspor sebesar USD24,42 miliar dan nilai impor USD21,94 miliar. Namun, dibandingkan Oktober 2023, surplus turun 1 persen dari USD3,48 miliar.

“Surplus neraca perdagangan bulan Oktober 2024 relatif lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan periode yang sama tahun lalu,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 15 November 2024.

Surplus ini terutama ditopang oleh komoditas nonmigas dengan nilai USD4,80 miliar, yang didominasi bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan nabati (HS15), serta besi dan baja (HS72).

Sebaliknya, sektor migas kembali mencatat defisit sebesar USD2,32 miliar, disebabkan oleh impor hasil minyak dan minyak mentah.

Secara kumulatif, dari Januari hingga Oktober 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD24,43 miliar, turun dari USD31,22 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Neraca perdagangan nonmigas menyumbang surplus USD41,82 miliar, sementara migas mengalami defisit USD17,39 miliar.

Tren surplus ini menunjukkan daya saing ekspor nonmigas Indonesia yang tetap kuat di tengah fluktuasi perdagangan global.

Nilai Impor Indonesia Oktober 2024

BPS mencatat nilai impor Indonesia tumbuh signifikan baik secara bulanan (mtm) maupun secara tahunan (yoy) pada Oktober 2024.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai impor Indonesia pada Oktober mencapai USD21,94 miliar atau meningkat 16,54 persen secara bulanan.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan pada impor nonmigas sebesar 12,13 persen menjadi USD18,27 miliar dan kenaikan impor migas sebesar 44,98 persen menjadi USD3,67 miliar.

“Peningkatan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh peningkatan nilai impor nonmigas yang memberikan andil sebesar 10,50 persen dan peningkatan nilai impor migas dengan andil sebesar 6,04 persen,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 15 November 2024.

Secara tahunan, nilai impor Oktober juga meningkat 17,49 persen dibandingkan Oktober 2023 yang tercatat sebesar USD18,67 miliar.(*)