Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Menteri BUMN Dorong MIND ID Melantai di Bursa Efek Indonesia

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 09 January 2025 | Penulis: Harun Rasyid | Editor: Redaksi
Menteri BUMN Dorong MIND ID Melantai di Bursa Efek Indonesia

KABARBURSA.COM - Menteri BUMN Erick Thohir, mendorong langkah Initial Public Offering (IPO) perusahaan holding BUMN dalam industri pertambangan yakni PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Adapun tujuan dari langkah IPO pada dua perusahaan tersebut yaitu untuk menerima dana tambahan dari masyarakat atau investor untuk mengembangkan bisnis, peningkatan modal kerja, hingga pelunasan utang.

Menurut Erick, MIND ID dan Inalum sudah saling berkonsolidasi dalam aksi IPO tersebut. Konsolidasi yang telah dilakukan MIND ID, membuat perusahaan tersebut tumbuh dengan positif.

"Saya mendukung (IPO), karena MIND ID dengan seluruh anak perusahaaannya sudah mulai konsolidasi, dan kami lihat track kesehatannya (keuangan) itu makin baik, revenue dan profit-nya juga makin baik," kata Erick kepada media di bilangan Jakarta, Kamis, 9 Januari 2025.

Lebih lanjut, Erick juga mendukung MIND ID berkembang menjadi perusahaan kelas dunia. Sebab MIND ID dinilai layak dan telah bekerja sama dengan mitra atau perusahaan-perusahaan pertambangan besar seperti PT Freeport Indonesia dan PT Vale Indonesia Tbk.

"Kami akan dorong MIND ID menjadi world class company karena para partner-nya juga sudah world class," ucapnya.

Erick menambahkan, proses IPO akan diserahkan kepada manajemen MIND ID sendiri, termasuk soal kesiapannya.

Kuasai 34 Persen Saham INCO

Sementara, Pemerintah Indonesia melalui Holding BUMN Pertambangan, MIND ID, resmi mengakuisisi kepemilikan mayoritas saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada tahun 2024.

Langkah tersebut dilakukan lewat penandatanganan transaksi divestasi sebesar 14 persen. Melalui aksi korporasi ini, MIND ID telah menguasai 34 persen saham INCO.

Capaian ini menjadi langkah penting dalam upaya pemerintah untuk memperkuat kendali domestik atas sumber daya alam Indonesia.

Aksi pengambilalihan saham INCO tersebut, tidak hanya menandai penguatan posisi Indonesia dalam industri nikel global, tetapi sekaligus memperlihatkan kelanjutan upaya pemerintah dalam mengelola tambang-tambang besar yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan asing.

Divestasi saham INCO oleh MIND ID turut menjadi bagian dari syarat yang ditetapkan untuk memperpanjang Kontrak Karya (KK) perusahaan yang akan berakhir pada Desember 2025, yang nantinya diubah menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Penandatanganan dokumen tersebut menandai babak baru bagi industri nikel Indonesia, terutama dalam mendorong hilirisasi produk nikel ke pasar internasional, seperti Eropa serta Amerika Serikat.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, langkah dominasi saham oleh MIND ID dinilai penting dalam meningkatkan suplai produk turunan nikel di dalam negeri yang sangat dibutuhkan dalam industri kendaraan listrik global.

Peningkatan pengaruh Indonesia di sektor nikel dunia seiring dengan kebijakan Pemerintah Amerika Serikat, yang salah satunya terkait dengan Inflation Reduction Act (IRA).

Kebijakan ini memberikan insentif bagi kendaraan listrik yang menggunakan komponen dan bahan baku berbahan dasar nikel, yang bersumber dari negara-negara tertentu, termasuk Indonesia.

Hal ini menjadi peluang besar bagi Indonesia dalam memperkuat pasar ekspor dan menarik lebih banyak investasi di sektor hilirisasi nikel.

Meski demikian, tantangan besar masih dihadapi dalam segi hilirisasi. Karena itu Luhut mengingatkan agar PT Vale Indonesia dapat lebih agresif dalam mengejar target hilirisasi, yang masih tertinggal dibandingkan dengan perusahaan lain di industri serupa.

Program hilirisasi, seperti pengolahan nikel menjadi produk yang lebih bernilai, ini akam menjadi kunci untuk menciptakan lapangan kerja dan mendongkrak ekonomi nasional.

Luhut juga menyebut pentingnya memaksimalkan setiap potensi yang ada, tidak hanya digunakan untuk industri besar, tetapi sampai pada tingkat produksi perangkat rumahan yang lebih kecil seperti alat-alat dapur yang dapat diproduksi di Indonesia.

Dengan penguasaan saham INCO sebesar 34 persen, MIND ID telah menjadi pemegang saham mayoritas. Sementara itu, pemegang saham lainnya, VCL dan SMM, masing-masing menguasai 33,9 persen dan 11,5 persen.

Sementara sekitar 20,6 persen saham masih diperdagangkan kepada publik melalui BEI. Akuisisi ini memperkuat kontrol domestik atas salah satu aset terbesar Indonesia dalam industri pertambangan nikel, sekaligus membuka peluang bagi sektor hilirisasi untuk berkembang lebih pesat.

Dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa menjadi pemain kunci di pasar nikel dunia dan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki sektor ini.

Dukungan pemerintah dengan memberikan insentif nikel terutama untuk kendaraan listrik, ikut memberikan sentimen positif bagi industri nikel Tanah Air.(*)