Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

KEK Raih Capaian Positif: Sumbang Investasi Rp82,6 Triliun

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 09 January 2025 | Penulis: Harun Rasyid | Editor: Redaksi
KEK Raih Capaian Positif: Sumbang Investasi Rp82,6 Triliun

KABARBURSA.COM - Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia memberi kontribusi positif bagi ekonomi nasional, sebab sepanjang tahun 2024 berhasil menghimpun investasi senilai Rp82,6 triliun.

Selain itu dalam periode tersebut, Kawasan Ekonomi Khusus berhasil menyerap 42.930 orang tenaga kerja.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, peran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam menumbuhkan ekonomi nasional terbilang vital. Hal ini juga terjadi di berbagai negara-negara lain di kawasan Asia.

"KEK telah menjadi pendorong utama pertumbuhan di Tiongkok, Vietnam, negara-negara ASEAN lainnya, hingga Thailand. Jadi menurut saya sudah saatnya KEK di Indonesia memaksimalkan peluangnya," ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Kamis, 9 Januari 2025.

KEK di Indonesia kini telah mengalami perkembangan yang begitu pesat sejak awal ditetapkan, yakni pada 2012 silam.

Sementara itu, saat ini Indonesia telah memiliki 24 KEK yang menempati berbagai sektor, termasuk manufaktur, pendidikan, ekonomi digital, kesehatan, serta juga kegiatan dalam bentuk maintenance, repair, dan overhaul untuk pesawat.

Secara kumulatif, sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2024 KEK telah mencatat capaian investasi sebesar Rp256,7 triliun dan sudah menyerap tenaga kerja sebanyak 156.208 orang, dan melibatkan sebanyak 394 pelaku usaha.

Menurut Plt. Sekjen Kek, Rizal Edwin Manansang, capaian tersebut harus menjadi pemicu dalam pengembangan KEK di masa mendatang.

“Dengan capaian tersebut, kita, seluruh pejabat dan pegawai di Sekretariat Denas KEK, termasuk juga administrasor KEK ditantang untuk lebih bisa meningkatkan lagi kontribusi nyata dengan mendukung pengembangan KEK guna memperkuat lagi pertumbuhan ekonomi nasional yang dikirakan harus mencapai 8 persen,” papar Rizal.

Sekadar info, KEK di Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 2009 melalui penerbitan Undang-Undang (UU) Nomor 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.

Kala itu, KEK menjadi bagian program strategis dalam masa kepemerintahan Presiden Joko Widodo.

Peran KEK Dalam Menjangkau Target Ekonomi Delapan Persen

Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa pengembangan KEK merupakan salah satu strategi utama pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar delapan persen.

Aliran investasi yang deras, serta berkembangnya aktivitas industri di 24 KEK yang telah ditetapkan pemerintah diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat.

“Dalam rangka mengejar target pertumbuhan ekonomi delapan persen, salah satu inisiatif penting yang dapat mencapainya adalah melalui pengembangan KEK,” ucap Airlangga dalam pidato kunci di Indonesia SEZ Business Forum 2024, Jakarta, Senin 9 Desember 2024.

Menurutnya, sejumlah negara seperti China, Vietnam, dan Thailand sudah lebih dulu memanfaatkan konsep KEK untuk mendorong ekonomi mereka. Oleh sebab itu, Indonesia perlu fokus mengembangkan KEK yang produktif untuk mengejar ketertinggalan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

“Kita tidak punya waktu banyak. Target kita adalah pengembangan KEK dalam tiga hingga empat tahun,” kata Airlangga.

Lebih lanjut kata Airlangga, kondisi geopolitik yang terjadi dapat menjadi momentum yang tepat untuk pengembangan KEK di Indonesia.

Ketidakstabilan politik di beberapa negara seperti Korea Selatan dan kejatuhan rezim Bashar al-Assad di Suriah dapat dijadikan peluang bagi Indonesia untuk meyakinkan investor bahwa kawasan ASEAN, khususnya Indonesia, memiliki sistem politik yang lebih aman.

“Tensi geopolitik yang tinggi, membuat ASEAN menjadi salah satu wilayah yang aman, dengan politik yang stabil dan ekonomi yang terus berkembang dalam dua dekade terakhir. Kita harus memanfaatkan kesempatan emas ini, karena kesempatan semacam ini jarang datang dua kali. Kita harus bersaing dengan negara-negara seperti Thailand dan Vietnam,” pungkas Airlangga.(*)