KABARBURSA.COM - PT Transcoal Pacific Tbk. (TCPI) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Independen pada 6 Januari 2025.
Rapat tersebut memenuhi kuorum dengan kehadiran pemegang saham yang mewakili 823.319.017 saham atau 82,33 persen dari seluruh saham dengan hak suara yang sah. Pelaksanaan ini sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seperti dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu 8 Januari 2024.
Direktur TCPI Bintang Septo Drestanto menjelaskan bahwa mata acara pertama RUPSLB menyetujui pemberian wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan, termasuk hak substitusi, untuk melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private placement). Saham yang akan diterbitkan berasal dari portepel dengan nilai nominal Rp100 per saham, maksimal sebesar 10 persen dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh sesuai perubahan Anggaran Dasar Perseroan.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi pada 2 Januari 2025, manajemen TCPI mengumumkan rencana penambahan modal dengan jumlah maksimum 500 juta lembar saham, yang setara dengan 10 persen dari total modal disetor sebanyak 5 miliar lembar saham.
Direktur TCPI, Erizal Darwis, menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan, mendukung pengembangan bisnis, serta mempercepat pertumbuhan usaha. Selain itu, rencana tersebut merupakan bagian dari upaya Perseroan untuk mewujudkan visinya menjadi penyedia jasa angkutan laut dan logistik terbaik serta terpercaya di Indonesia.
Berhasil mengumpulkan laba sebesar Rp1,42 triliun, PT Transcoal Pacific Tbk atau TCPI menyiapkan dana sebesar Rp700 miliar.
Diketahui, perusahaan pemain utama dalam sektor logistik batubara Indonesia ini merencanakan anggaran belanja modal (capex) yang ambisius sebesar Rp700 miliar untuk tahun 2025. Dana tersebut akan diperoleh melalui kombinasi kas internal dan pinjaman perbankan.
Rencana penggunaan capex ini bertujuan untuk memperkuat armada transportasi kapal batubara yang sangat penting bagi kelancaran operasional perusahaan.
Direktur TCPI, Erizal Darwis, menjelaskan bahwa sebagian besar dana capex akan digunakan untuk peremajaan armada kapal, dengan rencana untuk membeli dua unit pusber barge, empat unit boat, dan enam unit barge pada tahun 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi TCPI untuk meningkatkan kapasitas operasional dan kemampuan untuk mengangkut lebih banyak kargo, sehingga mendukung target pendapatan yang lebih tinggi.
Erizal menambahkan bahwa dengan penambahan armada baru, TCPI bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas angkutan dan memperluas layanan logistik, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
TCPI menargetkan pendapatan sebesar Rp2,2 triliun pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya untuk memperbesar pangsa pasar dan mengoptimalkan operasi di sektor logistik batubara.
Investasi dalam armada transportasi ini menunjukkan komitmen TCPI untuk terus mengembangkan infrastruktur dan memenuhi permintaan pasar yang semakin besar terhadap jasa logistik batubara.
Dengan armada yang lebih modern dan lebih banyak, TCPI berharap dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu penyedia layanan logistik batubara terbesar di Indonesia, sekaligus mencapai target pendapatan yang ambisius pada tahun 2025.
PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,42 triliun hingga 30 September 2024, meningkat dari Rp1,30 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan yang dirilis beban pokok pendapatan turut naik menjadi Rp1,01 triliun dari Rp994,78 miliar, sehingga laba bruto naik signifikan menjadi Rp406,84 miliar dibandingkan Rp308,24 miliar tahun lalu. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 1 November 2024.
Namun, laba sebelum pajak mengalami penurunan, tercatat menjadi Rp27,88 miliar dari Rp95,86 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh rugi penjualan aset tetap sebesar Rp112,12 miliar, yang tidak terjadi pada periode sebelumnya.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp24,18 miliar, menurun dari Rp90,64 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Jumlah liabilitas mengalami peningkatan menjadi Rp1,53 triliun per 30 September 2024, naik dari Rp1,41 triliun pada 31 Desember 2023. Sementara itu, jumlah aset perusahaan juga naik menjadi Rp3,60 triliun dari Rp3,50 triliun pada akhir 2023.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.