Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

DPR Tegaskan BRICS Bukan untuk Konfrontasi Blok Ekonomi Barat

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 08 January 2025 | Penulis: Dian Finka | Editor: Redaksi
DPR Tegaskan BRICS Bukan untuk Konfrontasi Blok Ekonomi Barat

KABARBURSA.COM -  Ketua Fraksi Gerindra DPR RI Budisatrio Djiwandono, secara tegas membantah adanya isu gabungnya Keanggotaan Indonesia di BRICS yang dinilai langkah konfrontatif dengan blok ekonomi Barat

Ia mengatakan bahwa sepak terjang politik luar negeri Indonesia selalu membawa semangat politik bebas aktif, terbukti dengan keterlibatan Indonesia di berbagai forum internasional, seperti OECD, APEC, G20, OKI, dsb.

“Kita juga terlibat aktif dalam forum lain. Artinya, keanggotaan Indonesia di BRICS ini bukan bentuk konfrontasi dengan pihak manapun. Seperti pesan Presiden Prabowo, bahwa ‘seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak,’ hal ini yang perlu kita pahami dari keterlibatan Indonesia dimanapun nantinya,” ujar Budisatrio di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.

Ia juga menegaskan bahwa kepentingan nasional Indonesia merupakan agenda utama yang diperjuangkan oleh Indonesia dalam setiap relasi diplomatik yang dibangun.

“Kepentingan nasional adalah yang utama. Bahkan ketika kita turut memperjuangkan tatanan yang lebih baik sebagai warga dunia, kita perlu tetap menjadikan kepentingan dalam negeri sebagai acuan dari setiap kebijakan luar negeri. Semangat ini yang tercermin dari keanggotaan Indonesia di BRICS,” tegasnya.

Menurut Budisatrio yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI, keanggotaan penuh Indonesia dalam BRICS memiliki potensi untuk membentuk tatanan global yang lebih inklusif dan adil. Hal ini sangat relevan, terutama di tengah tren geopolitik global yang saat ini lebih berfokus pada kepentingan domestik setiap negara (inward-looking), daripada mendorong kolaborasi ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan.

“Untuk memperkuat peran Indonesia dalam geopolitik global, politik luar negeri kita harus mampu mendorong kolaborasi, bukan konfrontasi. Kita punya kedaulatan untuk menjalin diplomasi dengan semua pihak serta menciptakan relasi yang setara dan saling menguntungkan,” ujar Budisatrio.

“Maka dari itu kami mengapresiasi pemerintah yang berhasil menjalankan kedaulatan tersebut demi kepentingan bangsa,” lanjutnya.

Perjuangkan Kemerdekaan Palestina

Keanggotaan penuh Indonesia dalam BRICS dipandang sebagai peluang strategis untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui diplomasi multilateral yang lebih kuat dan inklusif. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan bahwa BRICS dapat menjadi wadah untuk terus mengangkat isu Palestina, mengingat kemerdekaan Palestina adalah salah satu agenda yang menjadi perhatian dalam KTT BRICS.

Menanggapi hal ini, Budisatrio menegaskan bahwa Fraksi Gerindra selalu konsisten dengan amanat UUD 1945 yang menegaskan bahwa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan di dunia.

“Tentu amanat untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina akan kita lanjutkan. Ini juga yang selalu ditegaskan Presiden Prabowo dalam setiap forum internasional. Kami akan mendorong pemerintah untuk terus menyuarakan hal ini di BRICS,” ujar Budisatrio.

Ia menyampaikan bahwa Indonesia dihormati di dunia internasional. Sebagai negara besar dengan perekonomian yang terus berkembang, posisi Indonesia dalam forum-forum internasional semakin strategis. Oleh karena itu, keanggotaan Indonesia dalam BRICS berpotensi meningkatkan pengaruh diplomatik negara ini, termasuk dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

“Pengaruh diplomatik Indonesia juga perlu kita manfaatkan dalam mengangkat isu Palestina yang sejalan dengan amanat UUD, termasuk di BRICS,” tutupnya.

Pembiayaan Melalui New Development Bank

Rencana Indonesia untuk bergabung dengan BRICS memang banyak menuai pro dan kontra. Salah satu pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie, ikut berkomentar terkait hal ini.

Connie menilai, keanggotaan Indonesia di BRICS dapat menjadi katalis yang menguntungkan, karena membuka peluang besar dalam hal peningkatan kerja sama dengan anggota di dalamnya.

“Keanggotaan Indonesia di BRICS dapat menjadi katalis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi global,” kata Connie saat  menjadi pembicara di sesi diskusi yang bertajuk ‘How to Win Geopolitics: Our Nation Journey’s to Wealth and Influence’, yang diselenggarakan Permata Bank di Jakarta, Senin, 18 November 2024.

Kendati demikian, Connie menyebut bakal ada banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal menjaga hubungan diplomatik yang seimbang dengan negara barat, khususnya Amerika Serikat.

Menurut dia, Indonesia perlu memperkuat diplomasi ekonomi agar dapat memanfaatkan rivalitas geopolitik secara optimal. Sedangkan manfaat lain yang bisa didapat Indonesia adalah mendapat akses pembiayaan melalui New Development Bank (NDB).(*)