Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Bahlil Tanggapi Permohonan Freeport Soal Relaksasi Ekspor Tembaga

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 07 January 2025 | Penulis: Harun Rasyid | Editor: Redaksi
Bahlil Tanggapi Permohonan Freeport Soal Relaksasi Ekspor Tembaga

KABARBURSA.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menanggapi soal permohonan relaksasi ekspor konsentrat tembaga yang diajukan oleh PT Freeport Indonesia untuk tahun ini.

Menurut Bahlil, pengajuan tersebut saat ini tengah dalam tahap evaluasi oleh beberapa kementerian terkait. Kementerian ESDM bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjadi pihak utama yang akan menimbang kelayakan permohonan tersebut.

"Freeport sudah ajukan untuk 2025. Kami sedang membahas, kami juga sudah rapat dengan Kemenko karena ini lintas kementerian," ujar Bahlil kepada media di Kantor BPH Migas, Jakarta, Selasa, 7 Januari 2025.

Saat ini, pemerintah masih mengkaji usulan dari pihak Freeport perihal volume dan durasi izin ekspor konsentrat tembaga. Keputusan pemberian izin ekspor tersebut harus dipastikan memberikan keuntungan bagi negara, bukan hanya menguntungkan pihak Freeport.

Kementerian ESDM pun tengah menunggu hasil rapat pembahasan sebelum menyampaikan laporan resmi kepada Presiden Prabowo Subianto.h "Apapun keputusannya nanti akan kami laporkan ke presiden. Kami sedang mengkaji, karena pertimbangannya yang penting lebih baik untuk Freeport dan juga negara," kata Bahlil.

Di samping itu, permohonan relaksasi yang diajukan Freeport berdasarkan kerusakan smelter karena kebakaran, persisnya di bagian produksi asam sulfat sehingga operasional Freeport terganggu.

Namun Bahlil menyebut jika smelter tersebut sudah hampir rampung diperbaiki. Sebab jika smelter Freeport masih terjadi kerusakan, operasional tambang tidak bisa berjalan sebagaimana biasanya

"Smelternya sudah hampir jadi. Tapi yang terbakar itu asam sulfatnya, kalau ini tidak diperbaiki maka proses industrinya tidak bisa berjalan, padahal kerusakannya tidak sampai 10 persen dari total ruang lingkup smelternya. Itu kecil tapi fatal," kata mantan Menteri Investasi ini.

Diketahui, kebakaran smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port (JIIPE), Gresik, Jawa Timur terjadi pada 14 Oktober 2024. Terbakarnya fasilitas produksi asam sulfat untuk pemurnian konsentrat tembaga tersebut tidak menyebabkan korban jiwa.

Insiden kebakaran ini menyita banyak perhatian lantaran smelter Freeport di Gresik baru diresmikan Presiden Jokowi pada 23 September 2024 dengan nilai investasi Rp56 triliun.

Kolaborasi Antam dan Freeport Indonesia

Meski tengah menghadapi proses evaluasi izin ekspor konsentrat tembaga dan perbaikan smelter, PT Freeport Indonesia tetap melanjutkan operasionalnya untuk menjaga kontribusi terhadap sektor pertambangan nasional. Di sisi lain, kerja sama strategis tengah berlangsung untuk memperkuat rantai pasok industri mineral.

Salah satunya adalah kolaborasi antara Freeport dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang bertujuan meningkatkan pengolahan emas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku.

Tahun lalu, PT Aneka Tambang Tbk atau Antam menggelar kerja sama dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) dalam jual beli emas dengan kadar kemurnian 99.99 persen. Kerja sama ini bertujuan memperkuat rantai pasok emas dalam negeri melalui penyediaan bahan baku dari PTFI yang nanti bakal diolah menjadi produk logam mulia oleh Antam

Menurut Direktur Utama Antam, Nico Kanter, kerja sama ini merupakan sinergi anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID untuk meningkatkan kapasitas hilirisasi dan industrialisasi.

“Sinergi pengadaan bahan baku emas dari PTFI ini, merupakan komitmen Antam untuk memperkuat bisnis emas logam mulia guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berinvestasi emas,” papar Nico dalam keterangan resmi yang dikutip KabarBursa.com pada Sabtu, 9 November 2024, lalu.

Nico menyebut kolaborasi ini juga berpotensi memperkuat domestic sourcing dari produk emas logam mulia Antam.

Nantinya Antam akan membeli sebanyak 30 ton emas per tahun dari PTFI dengan kemurnian 99.99 persen. Emas ini kemudian akan masuk ke pabrik pengolahan dan pemurnian untuk menjadi produk logam mulia Antam.

Setelah itu, produk emas logam mulia Antam akan diprioritaskan untuk alokasi stok penjualan pada Butik Emas Logam Mulia (BELM) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Dengan kepastian pengadaan bahan baku dalam negeri ini tentunya akan meningkatkan layanan perusahaan dalam merespons tingginya minat masyarakat terhadap investasi emas logam mulia Antam yang terus meningkat,” jelas Nico.

Kolaborasi tersebut dinilai Antam mampu memberikan dampak positif terhadap keuangan perusahaan dan lebih responsif dalam menghadapi kenaikan permintaan masyarakat, serta dapar menguntungkan perekonomian nasional.

Dengan semakin baiknya suplai bahan baku domestik, perusahaan dengan kode emiten ANTM ini juga dapat meningkatkan pendapatan dari aktivitas penjualan sembari menurunkan ketergantungan terhadap impor.

Sementara itu, Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menjelaskan precious metal refinery (PMR) PTFI menjadi salah satu produsen emas murni batangan di Indonesia dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas dan 200 ton perak per tahun, serta platinum group metals yaitu 30 kg platinum dan 375 kg paladium.

“Produksi emas pertama dari PMR PTFI direncanakan pada minggu ke-2 Desember 2024. Estimasi saat ini hingga akhir tahun 2024 produksi emas sebesar 0,5 ton dan pada kuartal pertama 2025 sebesar 4,75 ton,” katanya.(*)