KABARBURSA.COM – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan nilai ekspor produk elektronika hingga triwulan III tahun 2024 menembus angka USD10,07 miliar atau tumbuh sebesar 7,29 persen.
Ekspor dari sektor ini didominasi oleh komoditas peralatan komunikasi atau telepon, peralatan listrik dan komponen dan elektronika rumah tangga. Kemenperin mencatat, khusus untuk ekspor peralatan komunikasi atau telepon berkontribusi sebesar USD277 juta sepanjang 2024.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Setia Diarta mengklaim, capaian ini merupakan bukti bahwa Indonesia mampu mengekspor produk berteknologi tinggi seperti smartphone.
“Kementerian Perindustrian mengapresiasi perusahaan industri HKT yang telah menjadikan Indonesia sebagai sebagai basis produksinya dan terus konsisten mengeskpor produknya, salah satunya PT Samsung Electronics Indonesia,” kata Setia Diarta dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 7 Januari 2025.
Lebih lanjut, Setia juga mengapresiasi kontribusi perusahaan dalam meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) produk-produk yang diproduksi, khususnya untuk telepon seluler dan tablet. Ia juga mengapresiasi perusahaan dalam mendorong penguatan industri lokal dan menciptakan lapangan kerja.
Ia menjelaskan, saat ini aturan terkait TKDN untuk produk telepon seluler dan tablet harus memenuhi kandungan lokal sebesar 35 persen dalam proses produksinya. Aturan TKDN diberlakukan untuk memperkuat ekosistem manufaktur dalam negeri.
Pertumbuhan Industri HKT
Penerapan TKDN 35 persen terhadap diklaim mampu mendorong pertumbuhan industri HKT dan mengurangi jumlah impor. Pada tahun 2023, produksi HKT di dalam negeri mencapai 50 juta unit, dengan jumlah impor hanya 3,1 juta unit. Dengan demikian, 94 persen produk HKT merupakan hasil produksi dalam negeri.
Pada tahun yang sama, PT Samsung Electronics Indonesia mencatatkan produksi sebesar 14 juta unit, atau sekitar 28 persen dari total produk HKT yang diproduksi di Indonesia. Angka ini mencerminkan posisi kuat perusahaan tersebut di pasar domestik, yang merupakan hasil dari investasi mereka sejak tahun 2016.
Selain memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, PT Samsung Electronics Indonesia juga mencatat kinerja ekspor yang luar biasa. Sepanjang tahun 2024, perusahaan tersebut berhasil mengekspor 1,56 juta unit produk ke beberapa negara di ASEAN.
Dirjen ILMATE menyampaikan apresiasi kepada PT Samsung Electronics Indonesia atas kontribusinya dalam mengekspor produk smartphone, termasuk ke Filipina, yang merupakan bagian dari total ekspor sebanyak 1,56 juta unit. Ia juga mendorong perusahaan untuk terus berkolaborasi, berinovasi, dan mengembangkan produk teknologi tinggi guna mendukung pembangunan industri dalam negeri.
Pemerintah juga berencana menaikkan threshold TKDN HKT menjadi 40 persen sebagai upaya mendorong pendalaman struktur industri. Salah satu potensi peningkatan nilai TKDN berasal dari PCB Assembly, yang sudah diterapkan PT Samsung Electronics Indonesia dengan menggunakan mesin SMT.
Proses tersebut menyumbang 8 persen dari aspek manufaktur pada angka TKDN. Dirjen ILMATE menyatakan keyakinannya bahwa kebijakan kenaikan threshold TKDN akan berdampak positif bagi pengembangan industri HKT.
Promosi Industri Elektronik ke Uzbekistan
Seperti diberitakan sebelumnya, Kemenperin bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tashkent, Uzbekistan, mempromosikan industri elektronika dan telematika nasional dalam ajang Power Uzbekistan 2024 yang berlangsung pada 14-16 Mei.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Kemenperin, Priyadi Arie Nugroho, menyatakan bahwa dalam perhelatan tersebut, pihaknya melibatkan tujuh pelaku usaha dalam negeri untuk menunjukkan daya saing produk mereka di pasar internasional. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 16 Mei 2024.
Ketujuh peserta tersebut adalah PT Sharp Electronics Indonesia, PT Communication Cable Systems Indonesia, PT Sinar Baja Elektrik, Bandung Techno Park, PT Rainbow Tubulars Manufacture, PT 3S International, serta PT Indonesia Pomalaa Industry Park.
Priyadi mengungkapkan bahwa pameran ini merupakan ajang potensial untuk meningkatkan akses pasar produk elektronika dan telematika nasional agar bisa ekspansi ke wilayah Asia Tengah serta pasar non-tradisional Indonesia.
“Apalagi, saat ini Uzbekistan sedang menyiapkan diri untuk menjadi hub di Asia Tengah dan sekitarnya,” ujarnya.
Duta Besar RI untuk Uzbekistan, Sunaryo Kartadinata, menegaskan kesiapan pihaknya untuk bekerja sama memfasilitasi kemitraan antara pemerintah dan dunia usaha, serta mempromosikan komoditi terbaik Indonesia di Uzbekistan.
Menurutnya, Power Uzbekistan 2024 merupakan ajang pertemuan bagi para ahli terkemuka, termasuk dari kementerian, departemen terkait, produsen, serta konsumen. Keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini diharapkan dapat memacu intensitas kerja sama internasional yang berdampak langsung pada peningkatan ekspor.
“Melalui partisipasi tujuh perusahaan nasional di ajang ini, diharapkan dapat meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan antara Indonesia dengan negara mitra,” kata Dubes RI untuk Uzbekistan.
Power Uzbekistan 2024 merupakan acara tahunan terbesar bagi para profesional, dengan partisipasi sebanyak 400 pelaku usaha dari 34 negara dan target lebih dari 15.000 pengunjung. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.