Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Dua Proyek Bendungan WIKA Rampung: Ada Manfaat Ekonomi?

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 07 January 2025 | Penulis: Harun Rasyid | Editor: Redaksi
Dua Proyek Bendungan WIKA Rampung: Ada Manfaat Ekonomi?

KABARBURSA.COM - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo melakukan peninjauan dua proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk yakni Bendungan Jlantah dan Bendungan Jragung di Jawa Tengah.

Dody didampingi Direktur Operasi II Waskita Karya, Dhetik Ariyanto dalam kunjungan ke proyek tersebut.

Menteri Dody pertama-tama mengunjungi Bendungan Jragung yang terletak di Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya Bendungan Jragung sudah bisa beroperasi guna mengaliri air ke daerah irigasi (DI) dan wilayah sekitarnya.

"Bendungan Jragung diharapkan dapat mendukung suplai air irigasi, sehingga dapat (meningkatkan produksi pertanian) tiga kali tanam," ucapnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Selasa, 7 Januari 2025.

Dody melanjutkan, Bendungan Jragung tergolong sebagai sistem irigasi premium. Selain itu pada tahun ini, Kementerian PU akan menyiapkan DI baru yang bersumber dari bendungan tersebut.

Rencananya pada tahun 2026, setelah proses penggenangan air atau impounding pada Bendungan Jragung selesai, Kementerian Pertanian sudah bisa melakukan cetak sawah.

Pembangunan Bendungan Jragung

Sementara itu, Dhetik menyebut bahwa saat ini progres pembangunan Bendungan Jragung hampir tuntas dan progresnya sudah di atas 80 persen.

Bendungan multifungsi yang berdiri di Kabupaten Semarang tersebut, nantinya dapat mendistribusikan air ke Daerah Irigasi (DI) Jragung seluas kurang lebih 4.528 hektare (ha) di Kabupaten Demak serta Grobogan.

Bendungan Jragung juga diklaim memiliki kapasitas tampung 90 juta meter kubik (m3) air dan luas genangan 451 hektare (ha). Bukan cuma itu, bendungan tersebut juga dapat menyuplai air baku sebesar 1 m3 per detik ke wilayah Semarang, Demak, serta Grobogan.

Kemudian kehadiran Bendungan Jragung dinilai dapat mereduksi banjir hingga 45 persen.

"Bendungan multifungsi ini turut mendukung ketahanan energi. Sebab ia berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) berkapasitas sebesar 1.400 kilowatt (kw)," jelas Dhetik.

Untuk manfaat lainnya, Bendungan Jragung juga dapat dikembangkan menjadi objek pariwisata maupun agrowisata yang turut melibatkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah sekitar.

Sementara dalam peninjauan ke Bendungan Jlantah, Dody juga memastikan jika proyek tersebut telah siap digunakan. "Saya tinjau persiapannya sebelum diresmikan oleh Pak Presiden atau Wakil Presiden," kata Dody.

Dhetik menambahkan, kehadiran Bendungan Jlantah dianggap mampu mendorong ketahanan pangan dan produktivitas pertanian. Hal ini dinilai sejalan dengan arahan pemerintah dan Asta Cita Presiden.

"Sebelumnya pengairan sawah di sekitar Kabupaten Karanganyar mengandalkan tadah hujan. Makanya nanti melalui saluran irigasi dari Bendungan Jlantah, panen bisa dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun, sehingga tidak lagi bergantung pada musim," terang Dhetik.

Lebih lanjut, berdirinya Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar ini diklaim dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 172 persen menjadi 272 persen pada lahan seluas 806 ha. IP pada lahan seluas 688 ha ini, pun memiliki potensi mencapai 272 persen.

Menurut Dhetik, Bendungan Jlantah didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter, serta memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3).

Kemudian fasilitas tersebut, bisa mendistribusikan air baku hingga 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, sampai Kecamatan Jatipuro di Kabupaten Karanganyar.

"Bendungan Jlantah juga mampu mereduksi banjir di persawahan di Desa Bendosari, Kabupaten Sukorharjo hingga 87 ha,” papar Dhetik.

Manfaat lain dari proyek bendungan senilai Rp1,025 triliun ini yaitu dapat mendukung ketahanan energi, karena dianggap berpotensi sebagai sumber PLMTH sebesar 0,625 Megawatt.

Restrukturisasi Waskita Karya 

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) selaku salah satu perusahaan konstruksi terkemuka milik negara, telah mengumumkan perkembangan terkini terkait upaya restrukturisasi.

Langkah tersebut dirancang untuk memulihkan kondisi perusahaan setelah mengalami suspensi saham. Dalam laporan yang dirilis pada 24 Desember 2024, perusahaan ini menjabarkan kemajuan signifikan yang telah dicapai dalam dua aspek utama restrukturisasi utang: perbankan dan obligasi.

WSKT berhasil menyelesaikan proses restrukturisasi utang perbankan yang mencakup penyesuaian terhadap Perjanjian MRA (Master Restructuring Agreement) dan KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen).

Perubahan ini telah disepakati dan berlaku efektif sejak 17 Oktober 2024. Dengan capaian ini, perusahaan melaporkan bahwa restrukturisasi utang perbankan sudah selesai 100 persen.

Proses restrukturisasi jadi langkah krusial untuk mengurangi tekanan keuangan perusahaan, membuka akses lebih besar terhadap sumber pembiayaan, hingga memberikan ruang gerak lebih fleksibel dalam menjalankan operasional.

Namun di sisi lain, proses restrukturisasi utang obligasi masih terus berjalan. Fokusnya saat ini adalah pada obligasi seri PUB III Tahap IV 2019 yang tidak memiliki penjaminan.

Melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), perusahaan sedang berusaha memperoleh persetujuan dari para pemegang obligasi. Hingga kini, Waskita Karya telah mencatat progres sebesar 75 persen dalam upaya tersebut, dengan target penyelesaian restrukturisasi pada Mei 2025.(*)