Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Sambangi SD di Depok Buka Program MBG, Menkomdigi: Penuhi Standar!

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 06 January 2025 | Penulis: Harun Rasyid | Editor: Redaksi
Sambangi SD di Depok Buka Program MBG, Menkomdigi: Penuhi Standar!

KABARBURSA.COM - Program Makan Bergizi Gratis secara serentak digelar hari ini, Senin, 6 Januari 2025, salah satunya di sekolah-sekolah yang berada di Kota Depok, Jawa Barat.

Hari ini, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, baru saja berkunjung ke SD Negeri Cilangkap 3 dan SD Negeri Cilangkap 8, Kecamatan Tapos, Depok.

"Makan Bergizi Gratis merupakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto kepada para siswa-siswi, termasuk di SDN Cilangkap 3 Depok. Kali ini saya ingin memastikan makanan bergizi dan sehat ini sampai ke lokasi," ujar Meutya di hadapan para pelajar SD Negeri Cilangkap 3 Depok, Senin, 6 Januari 2025.

Berdasarkan pantauan, terdapat kurang lebih 450 paket makanan yang disalurkan Badan Gizi Nasional (BGN) yang disiapkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di sekolah tersebut.

Adapun menu yang dihidangkan berupa nasi dengan lauk potongan ayam, tumis sayuran, dan buah jeruk. Paket .akanan tersebut dikemas dalam wadah stainless steel.

Selain itu pihak sekolah, orang tua murid, dan para siswa terlihat antusias dengan adanya pembagian makanan. Para siswa SD Negeri Cilangkap 3 Depok juga terlihat lahap dalam menyantap hidangan dari program Makan Bergizi Gratis.

"Di sini daerah peternakan ayamnya kuat, ya disitu kita perbanyak ayam. Tadi kan menunya sudah ada ayam, sudah ada telur, sayur, dan buah-buahan. Dan itu dirasa cukup," papar Meutya.

Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Ujang Komarudin mengatakan, menu tersebut sudah berdasarkan pemenuhan gizi yang ditimbang oleh pihak BGN.

"Tadi saya lihat menunya, salah satu menunya, kan katanya sebelumnya sempat akan ada susu juga sebagai penunjang vitamin. Tapi hari ini belum ada susu, jadi kami ganti dengan buah," katanya.

"Menunya itu semua sudah bagian daripada pemenuhan gigi. Jadi semuanya sudah terpenuhi," lanjut Ujang.

Sementara itu, Dandim 0508/Depok Kolonel Inf Iman Widhiarto menyebut jika menu tersebut merupakan rekomendasi ahli gizi dari BGN yang sudah memenuhi standar.

"Jadi menu-menu yang sudah disediakan ini semuanya, termasuk di SDN Cilangkap 3 ini sudah dinilai berdasarkan nutrisi yang cukup, kecukupan gizinya sudah, artinya Ahli Gizi sudah menilai bahwa ini sudah memenuhi standar gizi yang direkomendasikan oleh BGN," ucapnya.

Mengenai makanan yang dibagikan, per porsinya dinyatakan senilai Rp10 ribu.

"Untuk menu makanan yang dibagikan tersebut Rp10 ribu ya, Kalau kita lihat pak presiden dalam pidatonya sangat jelas ya, angka Rp10 ribu cukup," sebut Iman.

Sementara itu Kepala Sekolah SD Negeri Cilangkap 3 Depok, M.A Heriyadin, begitu mengapresiasi langkah pemerintah dengan adanya kegiatan Makan Bergizi Gratis.

"Saya sangat bersyukur bahwa sekolah kami bisa dikunjung Ibu Menteri dan beberapa pihak yang terlibat dalam program ini. Kami berharap Makan Bergizi Gratis yang dijanjikan pemerintah berlangsung setiap hari bisa berjalan lancar," ungkapnya.

Jadi Penggerak Ekonomi

Menurut Ekonom senior dari CORE Indonesia Hendri Saparini, kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa menjadi solusi untuk masalah kesehatan seperti gizi buruk dan stunting, serta sebagai motor penggerak ekonomi lokal.

Melalui diskusi di Gedung CORE Indonesia, Jakarta, Jumat, 20 Desember 2024, ia lantas menggarisbawahi pentingnya desain kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.

"Dengan anggaran yang sama, kita bisa memastikan bahwa program makan bergizi gratis tidak hanya mengatasi masalah gizi buruk dan stunting, tetapi juga menggerakkan ekonomi di tingkat daerah,” ucapnya.

Hendri kemudian menyoroti bagaimana kebijakan MBG dapat meningkatkan permintaan terhadap produk-produk lokal yang dihasilkan oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di berbagai daerah.

Dengan terciptanya rantai pasok lokal yang kuat, setiap kabupaten dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, alih-alih bergantung pada kebijakan nasional yang sering kali terfokus pada sektor besar.

“Ini akan menciptakan supply chain lokal yang kuat di setiap kabupaten dan menggerakkan ekonomi secara lebih luas,” terang Hendri.

Lebih lanjut Hendri menilai, perlunya evaluasi terhadap kebijakan pemberian paket sembako yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Sebab menurutnya, sistem sentralisasi yang diterapkan dalam distribusi sembako sering kali tidak efektif dan rawan korupsi.

"Kenapa tidak didesentralisasikan? Karena dengan sistem sentralisasi, pembagian sembako ini rawan korupsi, dan yang mendapatkannya sering kali hanya pelaku besar. Jika didesentralisasikan, kita bisa menggerakkan ekonomi lokal,” katanya.

Pendorong Utama Pertumbuhan

Dengan langkah mendesentralisasi distribusi sembako ke tingkat kabupaten atau daerah, bahan pangan lokal dapat menjadi bagian utama dari paket bantuan. Hendri mengungkapkan bahwa pendekatan ini tidak hanya lebih adil, tetapi juga dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan.

“Jika sembako terdiri dari bahan pangan lokal, nilai ekonomi yang dihasilkan bisa lebih dari 50 triliun rupiah. Selain itu, teknologi yang kita miliki sekarang bisa menjamin bahwa distribusi ini tepat sasaran,” ungkapnya.

Hendri lalu menekankan, kebijakan seperti MBG atau distribusi sembako berbasis lokal tidak hanya berfungsi sebagai bantuan sosial semata, tetapi juga pendorong utama pertumbuhan ekonomi di tingkat akar rumput.

“Poin utamanya adalah bagaimana kebijakan itu dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, bukan hanya untuk memberikan bantuan tanpa dampak jangka panjang,” sebutnyaDengan desain kebijakan yang tepat, kita bisa mendorong ekonomi lokal, bukan hanya memberi bantuan yang sifatnya sementara,” pungkasnya.

Hendri merasa optimis bahwa dengan desain kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mengatasi tantangan ekonomi sekaligus menciptakan peluang baru bagi pembangunan berkelanjutan.

"Dengan desain kebijakan yang tepat, kita bisa mendorong ekonomi lokal, bukan hanya memberi bantuan yang sifatnya sementara,” pungkasnya.(*)