KABARBURSA.COM - Harga bahan bakar minyak (BBM) Shell di Indonesia mengalami penurunan per 3 Januari 2025, padahal pada awal tahun ini sempat mengalami kenaikan.
Penurunan harga BBM Shell terjadi pada berbagai jenis produknya seperti Super, V-Power, V-Power Diesel, dan V-Power Nitro Plus.
Mengutip situs resmi Shell Indonesia, harga BBM Shell Super kini ditawarkan Rp12.810 per liter. Turun Rp120 dari harga jual sebelumnya yang sebesar Rp12.930 per liter.
Sementara pada Desember 2024, harga Shell Super dengan Research Octane Number (RON) 92 ditawarkan Rp12.290 per liternya.
Kemudian untuk Shell V-Power kini sudah dijual Rp13.530 per liter, atau turun Rp120 dari harga sebelummya yang ditawarkan Rp13.650 per 1 Januari 2025. Pada Desember lalu harga BBM dengan RON 95 ini masih Rp13.350 per liter.
Berikutnya harga Shell V-Power Nitro Plus turun menjadi Rp13.730 per liter per 3 Januari 2025. Pada 1 Januari lalu, harganya ditawarkan Rp13.850 per liter.
BBM dengan RON 98 dari perusahaan berlogo kerang ini sempat ditawarkan Rp13.570 per liternya.
Bergeser ke BBM jenis solar, Shell V-Power Diesel per 3 Januari 2025 turun menjadi Rp14.030 per liter atau lebih murah Rp120 dari harga per 1 Januari 2025 yang ditawarkan Rp14.150 per liter.
Pada Desember 2024, harga Shell V-Power Diesel sempat ditawarkan Rp13.900 per liter.
Dalam situs resminya, Shell mencantumkan bahwa harga BBM tersebut berlaku di seluruh SPBU (Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum) Shell di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Timur dan Jawa Barat. Penyesuaian harga BBM Shell juga mengacu pada peraturan pemerintah yang berlaku.
Penurunan harga tersebut dapat dikaitkan dengan harga minyak mentah dunia menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi penyesuaian harga BBM. Selain itu, ada kemungkinan penurunan harga BBM juga dapat mencerminkan langkah strategis Shell untuk tetap kompetitif di pasar Indonesia, dengan banyaknya pemain lain seperti Pertamina, Total, dan Vivo, Shell mungkin menyesuaikan harga untuk menarik konsumen.
Beberapa waktu lalu, Shell Indonesia dikabarkan hendak menutup operasional SPBU miliknya di Tanah Air. Adapun saat ini, Shell Indonesia memiliki 116 unit SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Meski begitu, manajemen Shell Indonesia sendiri membantah kabar tersebut. Adapun Shell Indonesia sendiri berpegang teguh pada komitmennya untuk terus mengoperasikan seluruh unit SPBU bagi pelanggan dalam negeri.
Soal kabar tersebut, Pembina Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI), Mulyanto menyebut, operasional Shell Indonesia tidak akan berdampak negatif terhadap penyediaan BBM bagi masyarakat.
Ia mengatakan, porsi konsumsi BBM Shell selama ini dinilai masih sangat minim sehingga tidak akan berdampak secara signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan BBM.
Selain itu Mulyanto menyebutkan bahwa ada peluang bagi PT Pertamina (Persero) untuk meningkatkan porsi pelayanan ke masyarakat apabila Shell Indonesia berhenti beroperasi di Indonesia.
"Kabar ini mengkonfirmasi bahwa bisnis migas Pertamina semakin hari semakin dominan secara nasional. Karena itu masyarakat harus benar-benar mengawasi kinerja Pertamina jangan sampai anjlok, apalagi sejak diangkatnya Dirut dan Komut pertamina baru yang berasal dari unsur partai politik,” ujar Mulyanto dalam keterangannya kepada Kabarbursa.com, Senin, 25 November 2024.
Lebih lanjut, Mulyanto menyatakan jika wacana penutupan SPBU Shell bukanlah hal yang baru terjadi. Sebab menurut Mulyanto wacana serupa sempat tersiar pada Maret 2024 yang menyebutkan bahwa Shell berencana akan menutup 1000 SPBU mereka di Asia mulai tahun 2025.
Alasannya karena fokus Shell terkait bisnis di sektor green energy, khususnya berinvestasi lebih masif di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
“Ini memang konsekuensi logis di era senjakala bisnis migas. Kompetisinya semakin keras. Kasus ini juga sekaligus memperlihatkan semakin kuatnya dominasi Pertamina di sektor hilir migas. Setelah sebelumnya terjadi penguatan bisnis mereka di sektor hulu,” terang Mulyanto.
Sekadar informasi, sejak bulan Juni 2024 Shell menutup sebanyak 9 SPBU di Sumatera Utara. Dengan dilepasnya kilang mereka di singapura kepada PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melalui perusahaan patungan bersama Glencore, maka keunggulan bersaing Shell di bisnis SPBU ini semakin merosot.
Sebelumnya, Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea, menegaskan bahwa pihaknya tetap akan beroperasi di Indonesia. Hal itu dia ungkap menyusul kabar miring yang menyebut Shell Indonesia hendak menutup semua unit SPBU.
Kabar miring tersebut menguak seiring dengan kondisi bisnis ritel BBM di Indonesia. Sementara saat ini, Shell Indonesia sendiri memiliki satu pabrik pelumas di Jakarta, begitu juga dengan penyimpanan bahan bakar di Gresik. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.