Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Penjualan Mobil Naik di AS, Hybrid jadi Bintang Baru di 2024

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 04 January 2025 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Penjualan Mobil Naik di AS, Hybrid jadi Bintang Baru di 2024

KABARBURSA.COM - Penjualan mobil baru di Amerika Serikat (AS) mencapai 15,9 juta unit pada 2024, naik 2,2 persen dari tahun sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak 2019. Berdasarkan laporan Wards Intelligence, industri otomotif menunjukkan pemulihan kuat berkat pengisian stok kendaraan, insentif lebih besar, dan lonjakan permintaan untuk kendaraan hybrid.

Produsen mobil optimistis tren positif ini akan berlanjut hingga 2025. Meski demikian, kebijakan otomotif yang diusulkan Presiden terpilih Donald Trump—seperti penghapusan insentif pajak untuk kendaraan listrik (EV)—masih menjadi faktor yang sulit diprediksi.

“Kami memasuki 2025 dengan momentum yang signifikan,” ujar Kepala Pasar Global General Motors (GM), Rory Harvey, dikutip dari Apnews di Jakarta, Sabtu, 4 Januari 2025.

GM mempertahankan gelar sebagai produsen mobil terbesar di AS setelah menjual 2,7 juta unit kendaraan sepanjang 2024, naik 4,3 persen dari tahun sebelumnya. Mayoritas produsen mobil mencatatkan hasil penjualan yang solid dengan mengandalkan bisnis utama mereka berupa truk dan SUV berbahan bakar bensin. Beberapa perusahaan bahkan meraup keuntungan besar dari minat konsumen yang melonjak terhadap kendaraan hybrid.

Penjualan kendaraan hybrid konvensional tercatat melonjak 36,7 persen sepanjang 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini menunjukkan pergeseran preferensi konsumen di tengah minat terhadap kendaraan listrik yang mulai melambat. Dengan dukungan produk hybrid dan strategi insentif yang kuat, industri otomotif tetap percaya diri menghadapi tantangan baru di tahun 2025.

EV Masih Butuh Insentif Besar

Penjualan Toyota di AS naik 3,7 persen sepanjang 2024, ditopang oleh peningkatan permintaan untuk kendaraan kecil andalan seperti Camry dan RAV4 SUV, serta lonjakan signifikan penjualan mobil hybrid. Reuters melaporkan tahun lalu bahwa Toyota bahkan mempertimbangkan untuk mengonversi seluruh lini produknya menjadi model hybrid saja.

“Untuk hybrid, kami kehabisan stok—pelanggan sangat menginginkannya, dan kami tak bisa memenuhi permintaan sebanyak itu,” ujar Kepala Penjualan dan Pemasaran Toyota Amerika Utara, David Christ. “Sedangkan kendaraan listrik (EV), meski sudah diberikan insentif besar oleh kami maupun pemerintah, permintaannya masih belum sekuat itu.”

Ford Motor Co. juga meraup keuntungan dari penjualan hybrid yang melonjak, di mana hal ini mendorong total penjualan kendaraan naik 4,2 persen pada 2024. Perusahaan asal Dearborn, Michigan, ini menjual hampir dua kali lipat jumlah hybrid dibandingkan EV, dengan 187.426 unit hybrid terjual dibandingkan 97.865 unit EV.

Beberapa produsen mobil telah memangkas atau mengubah rencana ambisius pengembangan EV mereka setelah permintaan tidak sekuat perkiraan. Meski begitu, mereka masih berusaha menarik konsumen baru untuk beralih ke kendaraan listrik.

Sebagai upaya mendongkrak penjualan EV, Ford memperpanjang program pemasangan gratis charger di rumah bagi pembeli EV hingga akhir Maret 2025. Ford mencatat kenaikan penjualan EV sebesar 34,8 persen pada 2024.

Menurut Cox Automotive, penjualan EV di AS diperkirakan mendekati 1,3 juta unit atau sekitar 8 persen dari total penjualan kendaraan baru, sedikit meningkat dari 2023 yang mencatat 1,2 juta unit atau 7,6 persen dari total penjualan.

Rencana kebijakan Presiden terpilih Donald Trump diperkirakan akan memengaruhi penjualan mobil pada 2025 dan seterusnya. Kebijakan tersebut mencakup pencabutan insentif pajak senilai USD7.500 (sekitar Rp120 juta) untuk beberapa EV dan peningkatan tarif impor dari Meksiko dan Kanada.

“Jika insentif USD7.500 dihapus, permintaan mobil listrik akan sangat berubah—siapa yang mau beli dan bagaimana mereka membelinya akan sangat berbeda. Jadi, kami sudah bersiap untuk itu,” kata Christ.

Stellantis dan Tesla Terpukul, Penurunan Penjualan di 2024

Jeep dan Tesla menjadi dua pemain besar yang mengalami kemunduran signifikan pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Stellantis, produsen mobil asal Prancis-Italia yang membawahi merek populer seperti Ram, Jeep, dan Dodge, melaporkan penurunan penjualan sebesar 15 persen di AS. Penurunan ini menandai tahun yang sulit bagi kedua perusahaan. Tantangan ini diperburuk lagi oleh strategi harga agresif yang justru berakhir dengan kepergian mendadak mantan CEO mereka, Carlos Tavares.

Sementara itu, Tesla juga menghadapi tantangan besar. Penjualan kendaraan listriknya melambat seiring lini produk yang dinilai mulai ketinggalan zaman dan persaingan di pasar China semakin ketat. China, sebagai pasar penting bagi perusahaan milik Elon Musk ini, menjadi medan pertempuran sengit dengan pemain lokal seperti BYD yang terus menggerus pangsa pasar Tesla. Penurunan pengiriman tahunan yang dilaporkan Tesla pada Kamis lalu menjadi sinyal langka bagi raksasa EV tersebut.(*)