KABARBURSA.COM - Presiden Prabowo Subianto batal menyambangi gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis sore, 2 Januari 2025. Menurut beberapa sumber yang ada di gedung bursa tersebut, ketidakhadiran Presiden dikarenakan sedang menggelar rapat terbatas.
Berdasarkan pantauan Kabarbursa.com, hingga pukul 16.06 WIB, Prabowo belum juga hadir. Padahal, ia dijadwalkan memberi pidato atau sambutan pada pukul 14.47 hingga 15.12 WIB. Dilanjutkan dengan sesi foto bersama semua pejabat yang hadir dalam pembukaan pasar bursa 2025.
"Wah, kami hanya diinformasikan kalau tidak jadi datang (Presiden Prabowo Subianto), mas," kata pihak BEI kepada Kabarbursa.com tanpa memberikan alasan ketidakhadiran presiden.
Meskipun Presiden Prabowo batal hadir, tetapi Ketua Dewan Komisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, menyempatkan waktu dan menyampaikan pendapatnya tentang BEI.
Ia mengatakan, penting dilakukan penguatan ekosistem pasar modal di Indonesia untuk peningkatan ekonomi nasional. Indonesia dinilai masih jauh tertinggal dibanding dengan negara lain di Asia seperti India yang sebesar 140 persen, Thailand sebesar 101 persen dan Malaysia sebesar 97 persen.
“Ini adalah sinyal bahwa likuiditas dan partisipasi pasar modal kita perlu ditingkatkan secara signifikan,” kata Mahendra saat membuka acara Perdagangan BEI di Main Hall BEI, Jakarta Selatan. Kamis, 2 Januari 2025.
Saat ini jumlah investor di Indonesia tercatat hanya 7,4 persen dari total populasi dewasa. Dan jika dibandingkan masih jauh di bawah Malaysia 10 persen dan Singapura 22,5 persen.
Dalam acara itu Mahendra juga memaparkan data nilai pengumpulan IPO di Indonesia pada 2024 diproyeksikan turun sebesar 37,89 persen secara tahunan atau menjadi USD3,6 miliar, dengan jumlah IPO juga diprediksi menurun 20,99 persen menjadi 128 perusahaan.
Kendati demikian, dia optimis potensi itu dapat dimaksimalkan dengan cara memperbaiki ekosistem pasar modal termasuk mendorong perusahaan untuk go public.
Mahendra menyebut, OJK saat ini bersama self regulator organizations (SRO) sudah merancang inisiatif seperti meningkatkan porsi saham free float dan pengoptimalan penggunaan efek beragunan aset untuk mendukung program pemerintah. Salah satunya pembangunan 3 juta rumah. Langkah itu dipercaya dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar modal ASEAN.
“Dengan strategi ini kami yakin likuiditas pasar akan meningkat dan investor institusional akan lebih berperan baik di pasar perdana maupun sekunder,” kata dia.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku optimis pasar modal 2025 akan lebih baik lantaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 kemarin ditutup dengan capaian yang jauh lebih Baik dibanding laporan pada semester pertama di tahun itu.
“Penerimaan negara yang sempat tertekan di semester pertama berhasil pulih signifikan di paruh kedua tahun ini,” kata Sri Mulyani dalam pidatonya saat membuka Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025 pada Kamis, 2 Januari 2024, mewakili Presiden RI Prabowo Subianto yang tidak hadir untuk membuka perdagangan bursa.
Menkeu sepakat pada periode 2024 kemarin terjadi dinamika yang cukup kompleks terutama pada kuartal pertama. Pada pembukaan awal di 2025 tersebut indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau. IHSG tercatat naik 0,41 persen ke posisi 7.109,25.
Sri Mulyani menjelaskan meski tidak mencapai target yang tinggi, penerimaan tetap tumbuh secara positif untuk memberikan fondasi yang kuat pada 2025. Menurutnya dalam kuartal pertama 2024 terjadi warning mengenai perubahan iklim, kemudian pemerintah membuat bantuan sosial terkait bencana El-Nino, periode yang sama juga ada Pemilu presiden. Namun Indonesia dianggap bisa melaluinya dengan baik. Selain itu, ada rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan ketahanan pangan turut berperan dalam memitigasi dampak tekanan ekonomi.
“Belanja pemerintah tumbuh di atas 6 persen secara keseluruhan dengan belanja Kementerian atau lembaga mencatat pertumbuhan dobel digit. Ini menunjukkan APBN sebagai instrumen fiskal yang adiptif,” ucap dia.
Sri Mulyani mengatakan defisit APBN 2024 lebih kecil dari proyeksi awal yang mendekati angka yang diamanatkan undang-undang. Menurut dia hasil tersebut bakal mencerminkan pengelolaan fiskal yang sehat dan disiplin untuk menjadi modal melewati tantangan 2025 ini.
Sinergi antar lembaga juga diperlukan dalam perkembangan pasar modal. Dia berterima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Kementerian lembaga karena sudah kompak, menurut Sri pembukaan perdagangan BEI 2025 juga sebagai momentum optimis bahwa perekonomian Indonesia siap melanjutkan tren positif di tengah tantangan global.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.