KABARBURSA.COM - Membuka tahun 2025, harga emas global mengalami kenaikan. Harga emas spot naik 0,7 persen mencapai USD2.624,44 per ons, sementara kontrak emas berjangka AS berakhir menguat 0,8 persen, mencapai USD2.638,90 pada Selasa, 31 Desember 2024 waktu setempat, atau Rabu, 1 Januari 2025 WIB.
Harga emas telah mencatatkan reli yang mengesankan di sepanjang tahun 2024, mencetak kenaikan tahunan lebih dari 26 persen , yang merupakan yang terbesar sejak 2010. Lonjakan ini sebagian besar dipicu oleh peningkatan permintaan sebagai aset safe-haven, pemangkasan suku bunga oleh bank sentral, dan ketidakpastian geopolitik yang mendorong para investor untuk berlindung di logam kuning ini.
Rekor harga emas yang tercatat pada Oktober 2024, yaitu USD2.790,15 per ons, menjadi puncak lonjakan tersebut. Faktor-faktor yang mendukung tren positif harga emas pada tahun tersebut diprediksi masih akan berlanjut di tahun 2025, meskipun ada beberapa potensi perubahan yang bisa mempengaruhi arah pasar.
Analis mencatat bahwa kebijakan di bawah kepemimpinan kedua Donald Trump, termasuk pengenaan tarif pada negara-negara yang aktif melakukan de-dolarisasi, bisa menciptakan ketidakpastian yang lebih besar, yang berpotensi merubah tren pasar.
Sejumlah faktor akan terus mendukung emas batangan, terutama dalam lingkungan suku bunga rendah yang memberi logam mulia tersebut keuntungan sebagai pelindung nilai terhadap risiko ekonomi dan geopolitik.
Reli besar emas ini sempat melambat pada bulan November 2024 akibat penguatan dolar yang dipicu oleh kebijakan euforia politik Presiden AS. Namun, analisis menunjukkan bahwa tren naik emas diperkirakan akan berlanjut pada 2025, dengan kondisi ekonomi yang melambat, pasar tenaga kerja yang terganggu, dan suku bunga yang tetap tinggi, yang pada gilirannya akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi AS.
Di tengah ketidakpastian ini, pembelian emas oleh bank sentral juga telah memberi kontribusi besar pada reli harga, dan diperkirakan akan terus berlanjut dengan kecepatan yang lebih berhati-hati mengingat situasi global yang sedang berkembang. Meskipun demikian, pakar pasar emas memperingatkan bahwa meski tren bullish masih ada, pergerakannya tidak akan separah di tahun sebelumnya. Penyelesaian dari kemenangan Trump di pemilihan presiden juga meredakan ketakutan politik, memberikan penurunan sedikit kekhawatiran terkait kebijakan dan proyeksi inflasi tinggi yang mungkin muncul.
Sementara itu, logam lain seperti perak, paladium, dan platinum menunjukkan pergerakan yang lebih variatif. Harga perak, yang telah melonjak hampir 22 persen sepanjang tahun 2024, diperkirakan akan terus mencatatkan kenaikan di tahun depan, diprediksi mencapai harga sekitar USD36 per ons. Hal ini berkaitan dengan defisit pasar besar yang terus mendorong permintaan akan perak.
Meskipun demikian, pertumbuhan permintaan industri di tahun 2025 kemungkinan akan terbatas, yang berarti perak meski bisa mengalami kenaikan, tetapi tetap tidak akan bisa mengungguli emas dalam hal kinerja harga.
Di sisi lain, harga platinum dan paladium diperkirakan akan menderita kerugian tahunan yang cukup besar. Harga platinum diperkirakan akan turun lebih dari 8 persen, sementara paladium merosot lebih dari 17 persen. Defisit pada permintaan industri dan kondisi pasar yang kurang mendukung menjadi faktor utama yang membebani kedua logam ini. Namun, meski prospek harga untuk platinum dan paladium tampak suram di tahun depan, harga emas tetap menjadi pilihan utama sebagai investasi yang aman dengan kemungkinan besar akan terus mendominasi pasar logam mulia global.
Sementara itu, dari dalam negeri, untuk meningkatkan daya jual emas, PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, meluncurkan emas tematik spesial untuk perayaan Imlek 2025 dengan tema Shio Ular Kayu. Emas ini direncanakan dirilis pada 8 Januari 2025 dan mulai tersedia untuk pembelian pada 9 Januari 2025.
Produk emas tematik ini dirancang untuk memadukan estetika seni dengan filosofi budaya Tionghoa, menjadikannya simbol keberuntungan sekaligus investasi bernilai tinggi. Direktur Operasi dan Produksi Antam, Hartono, menyatakan bahwa emas edisi khusus Tahun Baru Imlek 2025 ini mencerminkan simbol keberuntungan dan investasi berharga.
“Kami sangat antusias menyambut Tahun Baru Imlek 2025 dengan menghadirkan produk eksklusif bertema Tahun Ular Kayu. Produk ini akan menjadi simbol keberuntungan dengan makna mendalam, sekaligus investasi bernilai,” ujar Hartono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.
Desain emas tematik ini terinspirasi dari makna Tahun Ular Kayu yang hanya terjadi setiap 60 tahun sekali. Dalam budaya Tionghoa, ular melambangkan kecerdasan, kebijaksanaan, dan transformasi, sementara elemen kayu melambangkan pertumbuhan, vitalitas, dan peluang baru. Gabungan kedua elemen ini dipercaya membawa keberuntungan serta kemakmuran.
“Perpaduan antara simbol ular dan elemen kayu mencerminkan harapan untuk pertumbuhan dan kemakmuran. Kami ingin produk ini menjadi bagian penting dari perayaan Imlek, memberikan kebahagiaan dan keberuntungan bagi masyarakat,” tambah Hartono.
Peluncuran emas tematik ini juga mencerminkan komitmen Antam untuk meningkatkan nilai tambah produk logam mulia. Dengan desain unik dan makna filosofis yang mendalam, emas tematik ini diharapkan tidak hanya menjadi pelengkap perayaan Imlek tetapi juga instrumen investasi yang menarik.(*)