Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kemenperin Sebut Faktor Musiman: IKI Desember 2024, Penurunan Ringan

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 31 December 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Kemenperin Sebut Faktor Musiman: IKI Desember 2024, Penurunan Ringan

KABARBURSA.COM - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menginformasikan bahwa Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Desember 2024 tercatat sebesar 52,93 poin, menunjukkan penurunan tipis sebesar 0,02 poin dibandingkan dengan nilai IKI pada November 2024 yang tercatat di angka 52,95 poin, meskipun masih berada dalam zona ekspansi.

Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), IKI Desember 2024 justru mengalami kenaikan sebesar 1,61 poin, dari 51,32 poin pada Desember 2023.

"IKI tahun 2024 tercatat pada angka 52,93, sedikit melambat 0,02 poin dibandingkan dengan November yang berada di 52,95," kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, dalam konferensi pers terkait rilis IKI di Jakarta, Senin 31 Desember 2024.

Febri menjelaskan bahwa penurunan IKI pada bulan Desember 2024 sebagian besar disebabkan oleh faktor musiman. Industri pada umumnya mulai mengurangi produksi menjelang akhir tahun. "Penurunan IKI ini lebih dipengaruhi oleh faktor musiman, di mana banyak industri yang mulai mengurangi produksi karena mendekati akhir tahun. Sementara itu, banyak produk manufaktur yang dijual pada bulan Desember, meskipun produksi sebenarnya telah dilakukan sebelumnya," ujarnya.

Menurutnya, tren ini mencerminkan pola tahunan di mana produksi barang-barang manufaktur cenderung menurun menjelang penutupan tahun, namun permintaan terhadap produk tersebut tetap tinggi, terutama di bulan Desember.

Catatan Pertumbuhan Signifikan

Angka Indeks Kepercayaan Industri (IKI) merangkak naik ke level ekspansi 52,43, menunjukkan kenaikan sebesar 1,73 poin dibandingkan bulan sebelumnya, Oktober 2023, yang tercatat di level 50,70. Subsektor besar menjadi bintang ekspansi pada bulan November 2023, mencatatkan pertumbuhan signifikan.

IKI bulan November 2023, berada pada fase ekspansi dengan angka mencapai 52,43, naik 1,73 poin dari periode Oktober yang sempat melambat di angka 50,70.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, mengungkapkan hal ini dalam rilis resmi di Channel Youtube Kementerian Perindustrian, Kamis (30/11/2023).

Peningkatan IKI pada bulan tersebut diatributkan pada peningkatan variabel Pesanan Baru sebesar 54,85, naik 3,13 poin, dan variabel Produksi sebesar 54,50, meningkat 3,67 poin. Namun, variabel Persediaan Produk masih mengalami kontraksi sebesar 43,29, turun 4,66 poin, menandakan bahwa produk industri masih melimpah di gudang.

Sebanyak 17 subsektor IKI mengalami ekspansi pada PDB industri pengolahan migas triwulan III 2023, mencapai 91,1 persen. Subsektor yang mengalami ekspansi pada November 2023 terutama terletak di subsektor besar, memberikan penjelasan mengapa IKI meroket tinggi.

Diantara subsektor yang mengalami ekspansi termasuk industri makanan, industri minuman, industri pengolahan tembakau, industri pakaian jadi, serta industri kulit, barang kulit, dan alas kaki. Sementara itu, beberapa subsektor yang mengalami kontraksi mencakup industri tekstil, industri kayu, barang dari kayu dan gabus, industri komputer, barang elektronik dan optik, industri peralatan listrik, industri pengolahan lainnya, dan industri reparasi, pemasangan mesin, dan peralatannya.

Febri menambahkan bahwa nilai IKI November 2023 dapat lebih tinggi dari 52,43 jika program HGBT (Harga Gas Bumi Tertentu) berjalan dengan baik. Dia mencatat bahwa beberapa industri peserta program HGBT telah membeli gas dengan harga di atas 6 dolar AS per MMBTU.

Selain dari program HGBT yang belum optimal, Febri juga menyoroti kurangnya efektivitas pengendalian barang impor sebagai penyebab IKI yang tersendat. Berbagai barang impor, terutama produk tekstil, telah memengaruhi produksi di subsektor tekstil dan menyebabkan kontraksi dalam IKI.

Meskipun demikian, kenaikan IKI pada November 2023 sejalan dengan persentase pelaku usaha yang melaporkan peningkatan kondisi kegiatan usahanya, mencapai 31,9 persen. Angka ini melampaui kondisi pada Oktober 2023 yang hanya sebesar 30,2 persen. Sejumlah pelaku usaha juga melaporkan peningkatan dalam kondisi usaha mereka dibandingkan dengan yang melaporkan penurunan, dengan perbandingan 21,2 persen dan 46,9 persen pada bulan November 2023, masing-masing.

Pergerakan ini mencerminkan pergeseran pelaku usaha dari kondisi usaha yang menurun pada Oktober menjadi lebih stabil pada November 2023, menurut Febri. Secara keseluruhan, tingkat optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usaha selama 6 bulan ke depan meningkat menjadi 61,4 persen pada November 2023, sedikit melampaui angka pada Oktober 2023 sebesar 61,0 persen.

Mayoritas responden yang menyatakan optimis menilai bahwa kondisi pasar akan membaik, dan keyakinan ini didorong oleh perbaikan kebijakan pemerintah pusat. Sementara itu, 26,7 persen pelaku usaha menganggap bahwa kondisi usaha mereka akan tetap stabil dalam enam bulan mendatang, tanpa perubahan yang signifikan dari bulan sebelumnya.

Terakhir, persentase pelaku usaha yang pesimis terhadap kondisi usaha 6 bulan ke depan mengalami penurunan menjadi 11,9 persen, dibandingkan dengan 14,0 persen pada bulan sebelumnya.(*)