KABARBURSA.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa proyeksi ekonomi Indonesia pada 2025 yang dirilis oleh Dana Moneter Internasional (IMF) memperkuat keyakinan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kokoh.
Menurut IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,1 persen pada 2025. Dalam sebuah unggahan resmi di akun Instagram @the_imf, IMF mengapresiasi pencapaian Indonesia dalam melakukan transformasi ekonomi dalam dua dekade terakhir.
"Pernyataan ini menegaskan keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi sekaligus memberikan sinyal positif bagi dunia internasional bahwa Indonesia merupakan tujuan investasi yang menjanjikan," ujar Airlangga dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 30 Desember 2024.
IMF juga mencatat, selama dua puluh tahun terakhir, Indonesia telah berhasil melipatgandakan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga empat kali lipat serta menurunkan tingkat kemiskinan secara signifikan, yakni sepuluh kali lipat.
Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2024 diperkirakan hanya tumbuh 3,2 persen dan diprediksi akan stagnan pada level yang sama hingga 2025.
Untuk negara maju, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2025 akan berada di angka 1,8 persen, sementara untuk negara-negara berkembang dan emerging markets, pertumbuhannya diproyeksikan mencapai 4,2 persen pada 2025.
IMF, yang didirikan pada Juli 1944 pada Konferensi Bretton Woods, terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran berkelanjutan bagi seluruh 191 negara anggotanya.
Lembaga Keuangan Internasional (International Monetary Fund/IMF) baru saja merilis laporan terbaru yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan di sekitar 5 persen hingga tahun 2029.
Dalam edisi Oktober 2024 dari World Economic Outlook, IMF mencatat bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 5 persen pada 2024, kemudian sedikit meningkat menjadi 5,1 persen pada 2025, dan tetap pada angka yang sama hingga 2029.
Proyeksi IMF ini lebih rendah dibandingkan dengan target pemerintah yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang menargetkan pertumbuhan 5,2 persen untuk 2024 dan 2025. Bahkan, proyeksi IMF jauh di bawah target ambisius Presiden Prabowo Subianto yang ingin mencapai pertumbuhan 8 persen selama masa kepemimpinannya.
Menanggapi laporan tersebut, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa IMF belum mempertimbangkan strategi yang telah disiapkan oleh Presiden Prabowo.
“Mereka (IMF) baru mengeluarkan laporannya, dan kita belum mengeluarkan jurus-jurus,” kata Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, kemarin.
Airlangga menambahkan bahwa Prabowo telah menyiapkan sejumlah rencana jangka menengah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, termasuk peningkatan ekspor, penguatan cadangan devisa, hilirisasi sumber daya alam, dan penguatan riset serta pengembangan.
“Ada beberapa hal lain yang akan kita dorong ke depan,” ungkap mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
Namun diakuinya, dalam jangka pendek, pemerintah memang menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen per tahun.
“Proyeksi pertumbuhan 2025 antara pemerintah dan IMF cukup mirip, yakni pemerintah di angka 5,2 persen,” pungkas Airlangga.
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapai target sedang disiapkan berbagai program pendukungnya.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan di dalam APBN 2025 pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen, maka untuk mencapai 8 persen ada program pendukung.
“Ini sedang kami persiapkan,” kata Airlangga di kantornya di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 22 Oktober 2024.
Dia lalu membeberkan tiga jurus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, yaitu dengan mendorong investasi, membuka pasar ekspor sebanyak-banyaknya dan menggenjot sektor padat karya (labour intensive).(*)