Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Boeing dan Tahun yang Sulit: Kecelakaan, Pemogokan, dan Reputasi yang Turun

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 30 December 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Boeing dan Tahun yang Sulit: Kecelakaan, Pemogokan, dan Reputasi yang Turun

KABARBURSA.COM - Tahun 2024 menjadi salah satu periode paling berat bagi Boeing—raksasa penerbangan asal Amerika Serikat. Setelah bergulat dengan pemogokan pekerja, masalah keselamatan pada pesawat unggulan, dan penurunan harga saham yang drastis, insiden di Korea Selatan pada Minggu, 29 Desember 2024, lalu menjadi pukulan tambahan yang semakin memperburuk tahun perusahaan tersebut.

Sebuah pesawat Boeing 737-800 mengalami kecelakaan saat mendarat darurat di Korea Selatan dan menewaskan 179 dari 181 penumpangnya. Insiden ini menutup tahun dengan duka mendalam bagi Boeing. Meski penyebab kecelakaan masih diselidiki, para ahli penerbangan buru-buru membedakan insiden ini dari masalah keselamatan sebelumnya yang melibatkan seri 737 Max.

Kecelakaan pesawat tipe ini pernah terjadi di Indonesia pada 2018. Pesawat dengan maskapai Lion Air nomor penerbangan 610 itu jatuh di Laut Jawa hanya 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan tujuan Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang. Insiden tragis ini menewaskan seluruh 189 penumpang dan kru yang berada di dalamnya. Kecelakaan ini menjadi catatan kelam pertama bagi Boeing 737 MAX 8, yang baru dua bulan sebelumnya dikirim oleh Boeing ke maskapai Lion Air.

Peristiwa kedua terjadi pada 10 Maret 2019 dengan maskapai Ethiopian Airlines 302. Burung besi dengan tipe 737 MAX 8 itu mengalami kecelakaan sekitar enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa, Ethiopia, dengan tujuan Nairobi, Kenya. Insiden tersebut menewaskan 149 penumpang dan delapan kru maskapai. Pesawat ini masih tergolong baru karena usia operasinya baru empat bulan. Kejadian tragis ini memiliki kesamaan dengan insiden Lion Air 610, di mana awak pesawat tidak mampu mengendalikan pesawat meskipun telah berulang kali mencoba prosedur yang sama.

Dilansir dari AP di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024. Mantan kepala pilot Delta Air Lines yang kini menjadi konsultan, Alan Price, menegaskan insiden di Korea Selatan tidak boleh dikaitkan dengan dua kecelakaan fatal 737 Max pada 2018 dan 2019. Menurutnya, Boeing 737-800 adalah pesawat yang sudah teruji dan sangat aman, berbeda dengan seri Max yang penuh kontroversi.

Namun, 2024 tetap menjadi tahun yang merusak reputasi dan kinerja Boeing. Harga saham perusahaan anjlok lebih dari 30 persen tahun ini, sementara dampak dari tragedi 737 Max di masa lalu masih membayangi. Dua kecelakaan 737 Max di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan 346 orang, serta skandal manipulasi data yang terungkap kemudian, telah membuat Boeing kehilangan lebih dari USD23 miliar (Rp368 triliun dengan kurs Rp16.000) dalam lima tahun terakhir.

Tak hanya itu, Boeing juga tertinggal dari rivalnya di Eropa, Airbus, dalam penjualan dan pengiriman pesawat baru. Musim gugur lalu, 33.000 pekerja Boeing yang tergabung dalam Serikat Pekerja Internasional untuk Machinist dan Aerospace Workers melakukan pemogokan selama tujuh minggu. Aksi ini menghambat produksi pesawat 737 Max, 777, dan 767. Pemogokan itu berakhir setelah Boeing menawarkan kenaikan gaji sebesar 38 persen dalam empat tahun.

Penerbangan Alaska Airlines

Masalah keselamatan juga terus menghantui. Pada Januari 2024, pintu pesawat 737 Max terlepas saat penerbangan Alaska Airlines. Peristiwa tersebut tidak menyebabkan korban jiwa maupun luka. Sebanyak 171 penumpang dan enam awak berhasil selamat. Namun, beberapa barang pribadi milik penumpang, termasuk jok dan sandaran kepala, tersedot keluar akibat pecahnya jendela pesawat.

Meski tak menelan korban jiwa, insiden itu memicu regulator federal memberlakukan batasan produksi pesawat Boeing hingga ada jaminan keselamatan yang memadai. Alaska Airlines kemudian menghentikan sementara operasional armada pesawat jenis tersebut dan mengumumkan tengah memeriksa plug door di semua jet miliknya. Plug door merujuk pada bagian badan pesawat yang dipasang sebagai alternatif pintu darurat oleh pabrikan.

Beberapa kasus ini makin mempersulit posisi Boeing yang sudah tersudut setelah pada Juli lalu perusahaan itu mengakui bersalah atas konspirasi untuk menipu regulator Administrasi Penerbangan Federal (FAA) perihal sertifikasi 737 Max.

Sebagai bagian dari upaya memperbaiki citra, Boeing berupaya mengubah budaya perusahaan. David Calhoun mundur dari posisi CEO pada Agustus 2024 di tengah tekanan besar akibat isu keselamatan. Sejak awal tahun, lebih dari 70.000 karyawan Boeing telah berpartisipasi dalam diskusi internal untuk meningkatkan budaya keselamatan di perusahaan.

Tahun 2024 mungkin telah menjadi salah satu tahun tergelap bagi Boeing, namun perusahaan ini masih berupaya memulihkan reputasinya di mata dunia, sekaligus menjaga masa depan bisnisnya di tengah persaingan global yang semakin ketat.(*)