Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ada Cadangan Baru, PHE Tambah 143 Juta Barel Minyak

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 27 December 2024 | Penulis: Citra Dara Vresti Trisna | Editor: Redaksi
Ada Cadangan Baru, PHE Tambah 143 Juta Barel Minyak

KABARBURSA.COM - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menemukan cadangan minyak baru di Padang Pancuran, Sumatra Selatan. Temuan ini merupakan hasil eksplorasi intensif selama beberapa bulan terakhir.

Penemuan ini diidentifikasi melalui pengeboran sumur PPC-1 sedalam 3.750 kaki atau sekitar 1.143 meter. Hasil awal menunjukkan potensi produksi yang menjanjikan, dengan laju alir minyak mencapai 2.040 barel per hari (BOPD) pada uji alir menggunakan jepitan 64/64 inchi, sementara gas ikutan terukur di bawah 0,1 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Cadangan minyak baru ini menambah sumber daya migas recoverable resources (RR) yang siap diproduksi Subholding Upstream Pertamina sepanjang tahun 2024 mencapai 143 juta barel minyak (MMBO) dan 1,7 triliun kaki kubik gas (TCF).

“Keberhasilan ini mencerminkan dedikasi tim eksplorasi serta sinergi dengan SKK Migas dan Kementerian ESDM. Kami berharap struktur Padang Pancuran dapat segera dikembangkan untuk mendukung target lifting minyak nasional dan mewujudkan swasembada energi,” ujar Direktur Utama PHE Chalid Said Salim dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat, 27 Desember 2024.

Chalid menyebut, penemuan cadangan minyak ini merupakan upaya strategis mendukung peningkatan cadangan energi nasional dan swasembada energi melalui program Asta Cita. Hingga kini PHE masih mengevaluasi potensi volumetrik cadangan tersebut.

Menurtnya, penemuan ini tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional tetapi juga memberikan dampak sosial positif bagi masyarakat sekitar. Manfaat tersebut diharapkan terwujud melalui penciptaan lapangan kerja baru dan pengembangan infrastruktur di wilayah sekitar lokasi penemuan.

PHE menegaskan komitmennya terhadap prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam pengelolaan bisnis dan operasional. Perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) bersertifikasi ISO 37001:2016 untuk memastikan pengelolaan yang bersih dan bebas dari praktik penyuapan.

Investasi terus dilakukan guna mendukung operasional hulu migas yang profesional, bertanggung jawab terhadap lingkungan, dan berstandar global.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa Pertamina terus meningkatkan produksi sektor hulu dan mencari cadangan baru untuk menjaga ketahanan energi nasional.

“Sebagai bagian dari transisi energi, Pertamina berkomitmen mengembangkan energi baru terbarukan yang berkelanjutan serta mendukung target Net Zero Emission pada 2060. Upaya ini selaras dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan penerapan ESG di seluruh lini bisnis Pertamina,” ungkap Fadjar.

Memacu Produksi Migas

Serperti diberitakan sebelumnya, satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggelar pertemuan dengan sub holding Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk mengakselerasi program-program Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang menjadi bagian SHU PHE sebagai upaya mempercepat capaian target yang telah ditetapkan.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto meminta agar KKKS mulai mempersiapkan pelaksanaan program 2025, Dia meminta KKKS bersama SHU PHE mulai memetakan apa yang perlu disiapkan sejak awal, agar program dapat dijalankan pada pemerintahan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, di Januari 2025 nanti.

“Kami mengajak untuk saling terbuka dengan kejernihan pikiran dan keteguhan hati agar diskusi  dapat berjalan dengan semangat kolaborasi dan result oriented untuk dapat memberikan kontribusi paling optimal bagi produksi migas nasional. Saat ini yang menjadi konsentrasi adalah produksi, produksi, dan produksi. Gas sudah mulai incline, minyak kita masih struggle,” kata Dwi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 28 September 2024.

Dwi menuturkan,  Pertamina telah menguasai mayoritas blok migas di Indonesia. Dengan begitu, peran Pertamina di upstream sangat dominan. Sementara pemerintah dan SKK Migas sangat bergantung akan agresivitas Pertamina.

Dwi juga menuturkan, pertemuan ini harus ditindaklanjuti dalam kegiatan focus group discussion (FGD) untuk untuk mendiskusikan mekanisme kemitraan pertamina dengan pihak lain itu apa.

“Mungkin perubahan-perubahan regulasi perlu kita lakukan supaya harapan pemerintah bisa terpenuhi, karena capaian lifting migas akan sangat ditentukan oleh kinerja KKKS yang ada di bawah Pertamina,” jelasnya.

Terkait komersialisasi, Dwi minta agar ada organisasi yang menangani hal tersebut sehingga dapat memperkuat aspek legal. “Kuncinya, tidak boleh ada produksi yang terganggu karena masalah administrasi komersialisasi”, pintanya.

Lebih lanjut, Dwi mengingatkan Pertamina ihwal pentingnya manajemen aset lantaran aset yang dikelola Pertamina milik negara. Sehingga, kata dia, harus ditangani dengan baik.

Dia juga menilai, KKKS harus memiliki organisasi khusus yang ditugaskan soal ini, termasuk dalam lingkup SHU PHE. Aset harus tercatat dengan baik dan memiliki pengamanan.

“Keberhasilan target pemboran sumur pengembangan yang saat ini ditargetkan bisa direalisasikan sekitar 932 sumur pengembangan di 2024. Terkait pemboran pengembangan kontribusi KKKS dalam lingkup Pertamina sangat besar. Ini juga harus menjadi perhatian bagaimana bisa mengejar hingga akhir tahun agar target bisa dicapai. Terkait kebutuhan fiskal term, kami siap untuk memperjuangkannya”, ujar Dwi.

Sermentara itu, Direktur Utama PHE, Chalid Salim menyebut, aspek drilling saat ini terus melakukan upaya agar bisa mengejar dari aspek kuantitas maupun kualitas. Dia juga menyebut perkembangan terkait isu komersialisasi dan permohonan persetujuan terkait PJBG kepada SKK Migas.

Chalid menuturkan, Pertamina telah memberikan perhatian terhadap manajemen aset termasuk pengamanannya. Dia juga menyebut potensi LPG yang ada di  PHE ONWJ, Senoro dan Jambi Merang beserta progress yang ada, antara lain di Jambi Merang sudah dilakukan kajian. Adapun untuk Senoro saat ini sedang dalam beauty contest.

Pada kesempatan tersebut, Chalid juga menjabarkan perkembangan terkait pengelolaan CO2 yang saat ini sudah menjalin kemitraan dengan perusahaan Jepang Japex, yaitu untuk di Jambi Merang dan Sukowati.

Adapun untuk EOR, dia menyampaikan sedang menjajaki kemitraan dengan Sinopec dan sudah ada shortlist 5 lapangan kandidat, 4 di Pertamina EP dan 1 di ONWJ.

Chalid pada pertemuan tersebut menyampaikan terima kasih atas kerja sama dengan SKK Migas yang sangat baik, terutama dalam perbaikan fiskal dan insentif. “Sekali lagi mohon dukungannya, karena sangat berpengaruh terhadap proyek-proyek ke depannya,” tutupnya.(*)