Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Mobil Listrik Dunia Melonjak di 2024, Tesla Masih Raja tapi Mulai Terdesak

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 26 December 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Mobil Listrik Dunia Melonjak di 2024, Tesla Masih Raja tapi Mulai Terdesak

KABARBURSA.COM - Tahun ini, kendaraan listrik (EV) bikin gebrakan di pasar global. China, Eropa, sampai Amerika Serikat jadi saksi pertumbuhan EV yang terus menanjak meski dihantam berbagai tantangan. Dari milestone penting sampai penjualan gila-gilaan, EV menunjukkan masa depan yang cerah.

China, misalnya, membuat pencapaian dengan penjualan EV yang tembus 50 persen dari total mobil baru pada Juli 2024 lalu. Ini tak hanya EV baterai murni, tapi juga plug-in hybrid. BYD, raksasa otomotif China, terus melaju dengan model EV murah meriah yang makin digandrungi.

Eropa dan AS juga tak mau kalah. Meski ada drama soal subsidi pembelian—terutama dengan Donald Trump yang bakal balik jadi presiden di AS—minat konsumen tetap tinggi. Mereka mengejar model baru, performa lebih canggih, jarak tempuh lebih jauh, dan harga yang mulai turun.

Beralih ke mobil listrik juga tak hanya soal gaya-gayaan. Berdasarkan data International Energy Agency (IEA), transportasi jalan raya menyumbang seperenam emisi global. Jadi, kalau EV bisa dipakai lebih banyak orang, dampaknya buat lingkungan bakal lebih baik.

Bagaimana Penjualan EV Tahun Ini?

Dilansir dari AP di Jakarta, Kamis, 26 Desember 2024, pasar EV global tumbuh 25 persen sampai November 2024. Menurut Rho Motion, sekitar 15,2 juta unit EV terjual di seluruh dunia. IEA bahkan memprediksi satu dari lima mobil yang laku tahun ini adalah EV dengan mayoritas penjualan datang dari China.

Di Meksiko, penjualan EV naik lima kali lipat dibanding tahun lalu. Penjualan di sana lebih banyak disumbang BYD. Tapi, karena populasi China jauh lebih besar, pertumbuhan 40 persen di sana tetap menghasilkan angka penjualan yang jauh lebih masif.

Ada juga Inggris yang naik sekitar 17 persen, walaupun Prancis dan Jerman malah turun. Di Turki, pasar EV melonjak hampir 50 persen. Ini berkat Tesla yang mulai masuk tahun lalu dan Togg, merek lokal Turki yang ikut ambil bagian.

Satu lagi adalah Norwegia. Seperti biasa, mereka masih raja EV dengan 90 persen mobil baru di sana sudah go electric.

Mobil Listrik Paling Laris di Dunia?

[caption id="attachment_108845" align="alignnone" width="1200"] Tesla Model Y dipamerkan di pameran Everything Electric di pusat pameran dan konvensi internasional ExCeL London di London, Inggris, 28 Maret 2024. Foto: REUTERS/Peter Cziborra[/caption]

Tak usah heran, jawabannya tetap Tesla. Model Y jadi yang terlaris, diikuti Model 3. SUV Model Y sekarang dibanderol hampir USD45.000 (sekitar Rp700 juta), sementara Model 3 lebih murah, sekitar USD42.000 (sekitar Rp655 juta). Keduanya dapat insentif pajak USD7.500 di AS yang bikin harganya makin menggoda.

Tesla masih pegang 17 persen pangsa pasar EV global sampai Oktober 2024. Di AS, mereka masih raja dengan 49 persen pangsa pasar. Tapi dominasi ini mulai goyah. Pesaing seperti GM, Ford, dan Honda mulai bikin EV lebih murah, lebih kecil, tapi tetap berkualitas. Pasar jadi makin ketat.

Meski begitu, Tesla masih jadi perusahaan otomotif paling berharga di dunia dengan nilai pasar USD1,4 triliun (sekitar Rp21 ribu triliun). Jadi, meskipun ada pesaing, Tesla masih jauh dari kata tamat.

Bagaimana dengan Penjualan EV di Indonesia?

[caption id="attachment_79735" align="alignnone" width="1691"] Pengunjung memperhatikan Mobil Listrik BYD yang di pamerkan di Kota Kasablanka (Kokas), Rabu (28/8/2024). foto: Kabar Bursa/abbas sandji[/caption]

Kendaraan listrik terus melaju di panggung global dengan pertumbuhan yang menjanjikan. Namun, bagaimana dengan Indonesia? Industri otomotif di Indonesia saat ini masih berjuang keluar dari bayang-bayang pelemahan ekonomi. Namun, di tengah keterpurukan itu, mobil listrik justru menunjukkan performa yang luar biasa. Menurut Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu, fokus utama sektor ini pada 2024 adalah mendorong lonjakan penjualan kendaraan listrik.

“Penjualan mobil listrik meningkat signifikan, mencapai 51.831 unit dalam 10 bulan pertama,” kata Yannes kepada KabarBursa.com, Kamis, 26 Desember 2024.

Lonjakan ini mencatat peningkatan 322 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan tajam tersebut bukan sekadar kebetulan. Yannes melihat ini sebagai hasil dari kerja sama solid antara pemerintah dan pelaku industri otomotif.

Salah satu bukti kolaborasi ini adalah pembangunan infrastruktur pendukung yang semakin masif, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai kota besar dan pabrik baterai yang terus tumbuh.

“Pemerintah dan pelaku industri berkolaborasi membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, termasuk pengembangan infrastruktur SPKLU dan produksi baterai lokal yang tahun 2025-2030 ini akan berkembang semakin pesat,” jelasnya.

Selain infrastruktur, Yannes juga menyoroti popularitas Battery Electric Vehicle (BEV) sebagai tren baru di kalangan masyarakat. Tingginya minat terhadap BEV telah menarik banyak investor untuk masuk ke Indonesia sekaligus memacu peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor ini.

"Banyak sekali para investor yang masuk serta bersiap untuk meningkatkan TKDN-nya hingga tahun 2030 nanti. Tahun 2025-2026 merupakan titk awal percepatan pertumbuhan seluruh ekosistem EV di Indonesia,” Kata Yannes.

Dengan potensi besar yang ditawarkan oleh mobil listrik, industri otomotif di Indonesia tampaknya sedang menuju babak baru yang lebih optimistis. Mobil listrik bukan sekadar tren, tapi menjadi fondasi masa depan yang terus berkembang.(*)