KABARBURSA.COM - Pernah bertanya-tanya negara mana di Eropa yang menawarkan gaji terbaik? Atau bagaimana gaji Anda dibandingkan dengan rata-rata di Uni Eropa? Dengan biaya hidup yang bervariasi di tiap negara, perbandingan gaji menjadi menarik jika disesuaikan dengan standar daya beli (purchasing power standards/PPS).
Dilansir dari Eurostat, Selasa, 24 Desember 2024, baru-baru ini badan statistik resmi Uni Eropa itu merilis data tentang rata-rata gaji tahunan penuh waktu yang disesuaikan per karyawan dan memberikan gambaran komprehensif mengenai kesenjangan pendapatan di Eropa. Data ini diambil dari gaji bruto rata-rata tahunan untuk pekerjaan penuh waktu.
Pada 2023, rata-rata gaji tahunan penuh waktu yang disesuaikan di Uni Eropa berkisar dari €13.503 (sekitar Rp226 juta) di Bulgaria hingga €81.064 (sekitar Rp1,36 miliar) di Luxembourg, dengan rata-rata EU berada di angka €37.863 (sekitar Rp635 juta).
Hanya sembilan negara anggota yang melaporkan gaji di atas rata-rata Uni Eropa, sementara 17 negara lainnya berada di bawahnya. Beberapa negara dengan gaji tertinggi di atas €50.000 adalah:
[caption id="attachment_108597" align="alignnone" width="1179"] Rata-rata gaji tahunan penuh waktu yang disesuaikan per karyawan di Uni Eropa tahun 2023. Luxembourg memimpin dengan €81.064, sementara Bulgaria berada di posisi terbawah dengan €13.503. Rata-rata UE tercatat sebesar €37.863. Data menunjukkan kesenjangan gaji yang signifikan di seluruh negara anggota. Sumber: Eurostat.[/caption]
Sementara itu, negara dengan gaji terendah adalah Bulgaria, diikuti oleh:
Negara seperti Italia dan Spanyol, meskipun memiliki ekonomi besar, justru mencatat gaji di bawah rata-rata Uni Eropa dengan masing-masing sekitar €32.500 (sekitar Rp545 juta).
Namun, perbandingan nominal gaji ini kurang mencerminkan realitas karena biaya hidup, seperti harga perumahan, berbeda di setiap negara. Standar daya beli (PPS) digunakan untuk membandingkan daya beli yang sebenarnya. Dengan PPS, kesenjangan gaji terlihat lebih kecil, tetapi tetap ada perbedaan yang signifikan.
Misalnya, gaji rata-rata tertinggi dalam nilai nominal enam kali lebih besar daripada yang terendah. Namun, saat disesuaikan dengan PPS, rasio ini menyempit menjadi 2,5 kali.
Luxembourg tetap unggul dengan gaji tertinggi sebesar 53.745 PPS, sementara Yunani menempati posisi terbawah dengan 20.525 PPS, lebih rendah dari Bulgaria dalam perhitungan nominal.
Hanya tujuh negara yang melaporkan gaji di atas rata-rata PPS Uni Eropa, termasuk Luxembourg, Belgia, Denmark, Jerman, Austria, Irlandia, dan Prancis. Italia dan Spanyol tetap di bawah rata-rata PPS, dengan masing-masing 33.723 PPS dan 35.774 PPS.
Beberapa pola utama muncul dari analisis gaji nominal dan PPS di Uni Eropa:
Dengan kesenjangan ini, jelas bahwa meskipun beberapa negara menawarkan gaji tinggi, daya beli sebenarnya bisa sangat bervariasi. Ini menunjukkan bahwa dalam dunia kerja, nominal bukanlah segalanya, dan daya beli sering menjadi faktor penentu kualitas hidup.
Gaji rata-rata di Eropa mengalami perubahan signifikan dari tahun 2022 ke 2023, tetapi dengan tren yang berbeda-beda di tiap negara. Dari 26 negara Uni Eropa (UE) yang disurvei, hanya Swedia yang mencatatkan penurunan gaji tahunan penuh waktu yang disesuaikan.
Gaji rata-rata di Swedia turun sebesar €1.817 (sekitar Rp30 juta), atau 4 persen. Namun, penurunan ini sebenarnya hanya terjadi jika dikonversi ke euro; dalam mata uang lokal, gaji di Swedia justru mengalami sedikit kenaikan.
Sementara itu, secara keseluruhan, rata-rata gaji di UE meningkat sebesar €2.225 (sekitar Rp37 juta), atau naik 6 persen.
Siapa yang Paling Diuntungkan? Secara nominal, Luxembourg, Belgia, dan Irlandia menjadi negara dengan kenaikan gaji tertinggi, masing-masing lebih dari €4.000 (sekitar Rp67 juta). Di sisi lain, negara seperti Malta, Yunani, dan Italia mencatatkan kenaikan gaji yang jauh lebih kecil, yaitu kurang dari €1.000 (sekitar Rp17 juta).
Jika dilihat dari persentase kenaikan, negara-negara seperti Rumania, Hungaria, Polandia, Latvia, dan Kroasia memimpin dengan lonjakan lebih dari 15 persen. Sebaliknya, kenaikan gaji di Malta, Italia, Yunani, Denmark, Finlandia, dan Siprus berada di bawah 5 persen, yang menjadikan mereka negara dengan pertumbuhan gaji paling lambat di UE.
Eurostat mulai menghitung indikator rata-rata gaji tahunan penuh waktu yang disesuaikan per karyawan setelah diterapkannya Blue Card Directive pada tahun 2021. Metode ini bertujuan untuk menetapkan ambang batas gaji bagi pemberian izin kerja kepada pekerja berkeahlian tinggi di tingkat nasional. Menurut metadata Eurostat, indikator ini mewakili gaji yang cukup untuk hidup layak di negara anggota.
Penghitungan gaji ini juga memperhitungkan konversi gaji paruh waktu menjadi setara dengan gaji penuh waktu. Pekerjaan paruh waktu masih menjadi tren besar di Eropa. Pada tahun 2023, 17 persen karyawan berusia 20-64 tahun di UE bekerja paruh waktu, dengan proporsi yang lebih tinggi di beberapa negara.
Di Jerman, 29 persen tenaga kerja memilih paruh waktu, sementara di Belanda angkanya mencapai 39 persen, menjadikannya salah satu negara dengan jumlah pekerja paruh waktu tertinggi di Eropa.(*)