Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Lawan Serbuan Produk China, Dua Raksasa Otomotif Jepang Bersatu

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 20 December 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Lawan Serbuan Produk China, Dua Raksasa Otomotif Jepang Bersatu

KABARBURSA.COM - Dua raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan, tengah menjajaki rencana merger untuk menghadapi ketatnya persaingan di pasar mobil listrik, terutama dari produsen asal China.

Kedua perusahaan tersebut telah memulai pembicaraan, meski belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai jadwal realisasi rencana merger tersebut.

“Seperti yang diumumkan pada bulan Maret, Honda dan Nissan sedang menjajaki berbagai kemungkinan kolaborasi di masa depan dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing,” demikian pernyataan resmi dari kedua perusahaan yang dikutip dari CNN, Jumat, 20 Desember 2024.

Dalam pembicaraan tersebut, Mitsubishi juga disebut sebagai bagian dari potensi kolaborasi ini, melibatkan tiga produsen otomotif besar asal Jepang.

Honda dan Nissan sebelumnya telah menjalin kemitraan di sektor kendaraan listrik. Pada bulan Agustus lalu, mereka mengumumkan rencana kolaborasi dalam pengembangan teknologi baterai untuk kendaraan listrik.

Langkah ini dianggap krusial mengingat perubahan preferensi konsumen di China. Pelanggan di negara tersebut kini lebih banyak memilih merek domestik yang menawarkan nilai lebih baik dibandingkan produk asing.

Selain itu, pemerintah China memberikan berbagai insentif untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dan plug-in hybrid.

Meskipun Honda dan Nissan telah mengembangkan teknologi EV (electric vehicle) dan plug-in hybrid, di mana Nissan merupakan pelopor, mereka masih tertinggal dari merek China seperti BYD, yang menawarkan harga lebih kompetitif dan teknologi yang lebih canggih.

Di sisi lain, Nissan menghadapi tantangan internal sejak mantan CEO-nya, Carlos Ghosn, melarikan diri ke Lebanon setelah ditangkap di Tokyo pada 2018 atas dugaan pelanggaran keuangan. Kasus tersebut mengguncang aliansi kuat antara Nissan, Renault, dan Mitsubishi.

Renault, yang sebelumnya menjadi mitra strategis utama, secara signifikan mengurangi kepemilikan sahamnya di Nissan, melemahkan posisi perusahaan.

Nissan juga melaporkan penurunan pendapatan operasional hingga 90 persen pada periode Maret hingga September dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, Honda, meski memiliki skala bisnis lima kali lebih besar dibandingkan Nissan, juga menghadapi tantangan besar. Perusahaan berkomitmen untuk hanya menjual kendaraan tanpa emisi di pasar utama pada 2040.

Namun, transisi ini berjalan lambat akibat rendahnya harga bahan bakar, terbatasnya infrastruktur pengisian daya, dan meningkatnya persaingan yang menekan permintaan EV di Amerika Serikat dan Eropa.

Apple Gandeng Tencent dan BYD Integrasikan AI di China

Sementara itu, perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS), Apple, dilaporkan tengah melakukan pembicaraan dengan Tencent dan ByteDance, pemilik TikTok, mengenai integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) mereka ke dalam perangkat iPhone yang dijual di China. Hal ini dikemukakan oleh tiga sumber yang mengetahui perkembangan tersebut.

Dilansir dari Reuters, Kamis 19 Desember 2024, langkah ini menyusul peluncuran ChatGPT OpenAI oleh Apple bulan ini, sebagai bagian dari produk Apple Intelligence yang memungkinkan asisten suara Siri untuk memanfaatkan kemampuan chatbot tersebut, termasuk dalam menjawab pertanyaan pengguna terkait foto dan dokumen, seperti presentasi.

Namun, keberadaan ChatGPT di China terbatas karena regulasi negara tersebut mengharuskan layanan AI generatif untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah sebelum dapat dirilis. Ketentuan ini memaksa Apple untuk mencari mitra lokal guna menghadirkan fitur AI-nya di tengah penurunan pangsa pasar perusahaan di negara tersebut.

Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, diskusi dengan Tencent dan ByteDance terkait penggunaan model AI mereka masih berada di tahap awal. Baik ByteDance maupun Apple, sementara itu, enggan memberikan komentar, dan Tencent tidak segera menanggapi permintaan klarifikasi.

Mitra yang berhasil untuk Apple di sektor AI di China bisa menjadi pemain utama dalam pasar yang semakin kompetitif ini. Saat ini, sejumlah perusahaan teknologi besar dan rintisan telah meluncurkan berbagai model bahasa besar di China, termasuk Doubao milik ByteDance, Hunyuan dari Tencent, serta Ernie yang dikembangkan oleh Baidu.

Sebagai informasi, Apple juga dilaporkan telah melakukan pembicaraan dengan Baidu untuk menggunakan model AI milik perusahaan mesin pencari terbesar di China tersebut. Namun, kabarnya diskusi tersebut terhambat oleh berbagai masalah teknis, salah satunya terkait penggunaan data pengguna iPhone untuk melatih model AI, menurut laporan The Information.

Baidu sendiri belum memberikan tanggapan terkait hal ini. Ketiadaan kemampuan AI pada iPhone yang dipasarkan di China menjadi tantangan besar bagi Apple, yang kini tengah berusaha mempertahankan posisi di pasar ponsel pintar terbesar di dunia. Persaingan dengan merek domestik seperti Huawei semakin ketat, terlebih Huawei baru-baru ini meluncurkan seri Mate 70 yang dilengkapi dengan kemampuan AI berbasis model bahasa besar mereka.

Pada kuartal kedua, Apple sempat terlempar dari lima besar vendor ponsel pintar di China. Meskipun sempat pulih pada kuartal ketiga, penjualan iPhone di China tercatat menurun 0,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan Huawei meroket hingga 42 persen, berdasarkan data yang dirilis oleh IDC. (*)