KABARBURSA.COM - Perusahaan energi terbarukan, PT Hero Global Investment Tbk (HGII), tengah mempersiapkan langkah besar dengan rencana untuk melaksanakan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat.
Dalam pengumuman terkait rencana tersebut, HGII juga mengungkapkan kemitraan strategis dengan Shikoku Electric Power Company Inc, atau yang lebih dikenal dengan Yonden (TYO:9507), sebuah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Saham Tokyo. Yonden bergerak di sektor pembangkit serta distribusi listrik di wilayah Shikoku, Jepang. Dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat 20 Desember 2024.
Robin Sunyoto, Presiden Direktur HGII, dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan di Jakarta pada Jumat, menyatakan bahwa kerjasama ini diharapkan menjadi titik balik yang signifikan dalam upaya mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Keahlian Yonden dalam sektor ini, yang tercermin dari portofolio pembangkit EBT mereka yang mencakup lebih dari 1.000 megawatt (MW), akan memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan industri energi hijau di Tanah Air.
Pada 8 November 2024, Yonden, melalui anak perusahaannya, SEP International Netherlands B.V. (SEPI), menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat dengan Pemegang Saham Pengendali HGII. Melalui perjanjian ini, SEPI akan memperoleh sebagian saham dari pemegang saham pengendali HGII dan bergabung sebagai pemegang saham perseroan, paling lambat satu bulan setelah HGII resmi tercatat di BEI.
Robin menambahkan bahwa meski SEPI akan memegang 25 persen saham HGII setelah transaksi ini, pengendali utama perusahaan, yang masih memegang 55 persen saham, akan tetap mempertahankan kendali mayoritas. Struktur kepemilikan ini, menurutnya, mencerminkan komitmen kedua belah pihak untuk memperkuat posisi HGII dalam sektor energi terbarukan di Indonesia.
"Kerjasama ini membuka peluang besar bagi HGII untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia, seiring dengan pencapaian target nasional untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2060. Kami berkomitmen untuk memperluas portofolio energi terbarukan kami," ujar Robin.
Dalam pernyataan tersebut, Robin juga mengungkapkan bahwa HGII berencana mengembangkan berbagai jenis pembangkit energi terbarukan dalam beberapa tahun mendatang. Beberapa jenis pembangkit yang akan dijajaki termasuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga mini-hidro (PLTM), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg), serta pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm). Targetnya, kapasitas pembangkit ini akan mencapai 100 MW pada tahun 2031.
PT Hero Global Investment (HGII), sebuah perusahaan holding yang berfokus pada energi terbarukan, menawarkan harga yang menggiurkan saat akan melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). HGII manargetkan penggalangan dana sebesar Rp299 miliar dari hasil melantai perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Dalam prospektus yang diterbitkan di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2024, perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,3 miliar saham atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran saham ditetapkan dalam kisaran Rp200 hingga Rp230 per lembar saham.
Untuk melancarkan tindakannya, HGII meminta PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Penawaran awal akan berlangsung mulai 18 hingga 23 Desember 2024, dengan target pencatatan saham di BEI pada 9 Januari 2025.
Dari segi kinerja keuangan, laporan per 30 Juni 2024 menunjukkan pendapatan HGII sebesar Rp56,5 miliar, yang mencerminkan penurunan sebesar 6,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun pendapatan turun, laba kotor perseroan berhasil tumbuh sebesar 8,21 persen menjadi Rp50,8 miliar, didorong oleh efisiensi pada beban pokok pendapatan.
Laba bersih tercatat mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 22,3 persen secara tahunan, menjadi Rp26,3 miliar. Dari sisi neraca, total aset perusahaan tercatat mencapai Rp727,8 miliar, dengan ekuitas meningkat menjadi Rp469,5 miliar.
Total liabilitas menunjukkan perbaikan struktur keuangan dengan penurunan signifikan ke angka Rp258,3 miliar.
Dana yang diperoleh dari IPO akan dialokasikan untuk memperkuat bisnis energi terbarukan perseroan melalui anak usaha. Sebesar 66 persen dari dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 25 megawatt (MW) di Sumatera Utara.
Sementara itu, sekitar 31 persen dari hasil IPO akan dialirkan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW melalui entitas anak lainnya. Sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja perseroan.
Sebelum IPO, kepemilikan saham HGII didominasi oleh tiga pemegang saham utama, yakni Rudy Chandra dengan kepemilikan 34 persen, Robert Njo sebesar 33 persen, dan Hendrianto Thamrin sebesar 33 persen. Setelah pencatatan saham di BEI, porsi kepemilikan publik akan mencapai 20 persen, sementara mayoritas saham tetap dimiliki oleh ketiga pemegang saham utama.(*)