Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Iklim Bisnis Jerman Terpuruk ke Titik Terendah Empat Tahun, Prospek 2025 Suram

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 19 December 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Iklim Bisnis Jerman Terpuruk ke Titik Terendah Empat Tahun, Prospek 2025 Suram

KABARBURSA.COM - Kepercayaan bisnis di Jerman jatuh ke level terendah sejak pertengahan 2020. Perusahaan-perusahaan di Negeri Hitler itu memperkirakan kondisi yang semakin memburuk untuk tahun 2025.

Indeks Iklim Bisnis Information und Forschung (ifo)--sebuah lembaga riset ekonomi terkemuka di Jerman–turun menjadi 84,7 poin pada Desember 2024, lebih rendah dari revisi bulan sebelumnya sebesar 85,6 poin, dan juga di bawah ekspektasi analis sebesar 85,6 poin. Angka ini merupakan yang terlemah sejak Mei 2020 ketika pembatasan akibat pandemi memberikan dampak besar pada bisnis di Jerman.

Penurunan ini terlihat di berbagai sektor, seperti manufaktur, layanan, dan perdagangan, yang membawa ekspektasi masa depan semakin pesimistis. Namun, sektor konstruksi menunjukkan sedikit perbaikan dalam penilaian kondisi saat ini meskipun prospeknya untuk masa depan tetap suram.

“Penurunan ini terutama disebabkan oleh ekspektasi yang lebih pesimistis. Sebaliknya, perusahaan menilai kondisi saat ini sedikit lebih baik. Kelemahan ekonomi Jerman kini telah menjadi kronis,” ujar Presiden Institut ifo, Clemens Fuest, dilansir dari Euronews di Jakarta, Kamis 19 Desember 2024.

Rincian Indeks

Subindeks untuk kondisi bisnis saat ini mencatat peningkatan kecil, naik dari 84,3 poin menjadi 85,1 poin, melampaui ekspektasi pasar sebesar 84 poin. Namun, subindeks ekspektasi, yang mengukur sentimen terhadap prospek dalam beberapa bulan ke depan, merosot tajam menjadi 84,4 poin, turun dari 87 poin pada November 2024. Angka ini menjadi yang terendah sejak Februari 2024, jauh di bawah proyeksi 87,5 poin.

[caption id="attachment_107574" align="alignnone" width="1179"] Kepercayaan bisnis Jerman merosot ke level 84,7 poin pada Desember 2024, angka terendah sejak Mei 2020. Penurunan ini mencerminkan semakin suramnya prospek ekonomi di tengah tantangan struktural dan ketidakpastian kebijakan yang terus membayangi dunia usaha. Sumber: Tradingview[/caption]

Pesimisme Menyelimuti Ekonomi Jerman

Sentimen bisnis di berbagai sektor tetap suram dengan tidak ada sektor yang optimis terhadap tahun 2025. “Tidak ada sektor yang benar-benar optimis tentang 2025. Tugas besar menanti pemerintah baru Jerman,” kata pakar dari ifo, Klaus Wohlrabe.

Berikut adalah rincian sentimen di berbagai sektor bisnis Jerman yang menunjukkan pesimisme terhadap prospek ekonomi tahun 2025:

  1. Sektor konstruksi: Sebanyak 51,5 persen perusahaan memperkirakan situasi bisnis akan memburuk pada 2025, dan hanya kurang dari 5 persen yang melihat peluang perbaikan.
  2. Ritel: Sebanyak 42,1 persen pedagang mengantisipasi penurunan lebih lanjut, sementara hanya 7,9 persen yang optimis. Separuh perusahaan ritel memprediksi kondisi akan tetap stagnan.
  3. Layanan: Optimisme sedikit lebih baik di sektor ini, tetapi tetap lemah. Sebanyak 11,9 persen perusahaan mengharapkan kondisi membaik, sedangkan 28,2 persen memprediksi penurunan. Sebagian besar, yaitu 59,9 persen, memperkirakan tidak ada perubahan.
  4. Manufaktur: Sentimen di sektor manufaktur juga negatif. Sebanyak 15,7 persen perusahaan berharap ada perbaikan, tetapi 31,8 persen memprediksi penurunan lebih lanjut. Mayoritas, yaitu 52,6 persen, memperkirakan tidak ada perubahan signifikan.

Ifo Peringatkan Risiko Deindustrialisasi Perlahan di Jerman

Masalah struktural, bukan sekadar pelemahan siklus ekonomi, menjadi inti dari suramnya prospek ekonomi Jerman. Industri manufaktur yang bergantung pada ekspor kini menghadapi penurunan daya saing, terutama di luar Eropa.

Menurut pakar ekonomi di ifo Institute, Lara Zarges, ketidakpastian perihal kebijakan ekonomi dan tantangan struktural lokasi membuat banyak perusahaan menahan investasi mereka. “Masalah struktural ini menyebabkan perusahaan ragu untuk berinvestasi,” kata Zarges.

Beberapa ekonom melihat stagnasi ini sebagai peringatan besar. “Saat ini, belum jelas apakah fase stagnasi ini hanyalah kelemahan sementara atau perubahan permanen yang menyakitkan bagi perekonomian,” kata wakil direktur ifo Center for Macroeconomics and Surveys, Timo Wollmershäuser.

Prediksi Pertumbuhan yang Suram

Pekan lalu, ifo Institute menurunkan prediksi pertumbuhannya untuk ekonomi Jerman. Mereka memproyeksikan ekonomi Jerman akan berkontraksi sebesar 0,1 persen pada 2024, setelah menyusut 0,3 persen tahun ini. Pemulihan kecil sebesar 0,4 persen diperkirakan terjadi pada 2025 dengan pertumbuhan mencapai 0,8 persen pada 2026.

Namun, gambaran jangka panjang memunculkan kekhawatiran tentang “deindustrialisasi perlahan”. Dalam skenario dasarnya, ifo memprediksi kontribusi sektor manufaktur terhadap total nilai tambah bruto Jerman akan terus menurun. Hal ini disebabkan oleh relokasi produksi dan investasi ke luar negeri.

Produktivitas juga diperkirakan tetap lemah karena output industri yang semakin tergeser oleh sektor jasa yang kurang produktif.

Suramnya prospek ekonomi Jerman berdampak pada pasar keuangan. Mata uang euro melemah pada Selasa, 17 Desember 2024, dengan nilai tukar EUR/USD turun sebesar 0,3 persen hingga berada di bawah level 1,05.

Obligasi pemerintah Jerman mendapat manfaat dari meningkatnya permintaan investor. Hal ini mendorong imbal hasil Bund bertenor 10 tahun turun ke level 2,22 persen.

Sementara itu, pasar saham bergerak stagnan dengan indeks DAX hanya mencatat sedikit pergerakan setelah turun 0,4 persen sehari sebelumnya. Saham-saham yang menjadi top performer termasuk Airbus SE, Siemens AG, dan BMW AG, yang masing-masing naik 1,5 persen, 1 persen, dan 0,9 persen. Di sisi lain, saham Deutsche Post AG dan Rheinmetall AG menjadi yang paling merosot, masing-masing turun 2,2 persen dan 2 persen.

Dengan tekanan struktural dan pelemahan ekonomi yang semakin nyata, Jerman menghadapi risiko besar dalam mempertahankan posisi industrinya di kancah global.(*)