KABARBURSA.COM - Pekan ini menjadi awal dari guncangan ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan pemerintahan Donald Trump yang akan segera menjabat. Dari Amerika Serikat hingga Jepang, keputusan bank sentral di berbagai negara mencerminkan ketidakpastian menjelang era Trump.
Federal Reserve AS, seperti yang telah diperkirakan, kembali memangkas suku bunga pada Rabu, 18 Desember 2024. Namun, proyeksi ke depan menunjukkan pengurangan laju pemangkasan, dengan hanya satu kali penurunan yang diperkirakan pada 2025.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menekankan pentingnya kehati-hatian dalam kebijakan moneter, terutama menghadapi inflasi yang tetap tinggi dan potensi dampak dari kebijakan Trump, termasuk tarif baru, pemotongan pajak, dan pembatasan imigrasi.
“Beberapa pejabat mulai memasukkan perkiraan awal tentang dampak kebijakan ini ke dalam proyeksi mereka,” ujar Powell.
Namun, tidak semua sepakat, mencerminkan ketidakpastian besar tentang masa depan ekonomi. Pernyataan Powell ini memicu kejatuhan pasar saham dengan banyak investor mengurangi ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut.
Di Jepang, Bank of Japan (BOJ) mempertahankan suku bunga ultra-rendah. Hal ini mencerminkan kekhawatiran terhadap dampak kebijakan Trump pada ekonomi yang bergantung pada ekspor.
“Ketidakpastian terhadap ekonomi dan harga Jepang tetap tinggi,” demikian pernyataan resmi BOJ.
Survei Reuters sebelumnya menunjukkan hampir tiga perempat bisnis Jepang memperkirakan kebijakan Trump akan berdampak negatif pada operasional mereka.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Kanada pekan lalu sudah memangkas suku bunga dengan keduanya memperkirakan pelonggaran tambahan pada 2025. Presiden ECB Christine Lagarde menekankan risiko perlambatan pertumbuhan, terutama terkait ketegangan perdagangan dengan AS.
Dampak kebijakan Trump tidak hanya terasa di bank sentral, tetapi juga di pemerintahan Kanada. Menteri Keuangan Chrystia Freeland mengundurkan diri setelah berselisih dengan Perdana Menteri Justin Trudeau mengenai respons terhadap ancaman tarif 25 persen dari Trump. Dalam suratnya, Freeland menyebut ancaman ini sebagai bahaya serius yang mengharuskan Kanada menahan pengeluaran fiskal untuk mempersiapkan perang tarif.
Di tengah optimisme pasar kripto terhadap gagasan Trump membangun cadangan strategis Bitcoin, Powell justru memadamkan harapan tersebut. Ia menegaskan The Fed tidak memiliki wewenang hukum untuk memegang Bitcoin dan tidak berencana mengupayakan perubahan undang-undang. Pernyataan ini memicu kejatuhan pasar kripto, di mana Bitcoin turun hingga 5 persen–penurunan terbesar dalam tiga bulan terakhir.
Ketidakpastian ekonomi global menjelang pelantikan Donald Trump tidak hanya terasa di pasar finansial, tetapi juga merambah sektor strategis lainnya. Salah satu fokus kebijakan transisi Trump kini adalah industri kendaraan listrik (EV) yang diproyeksikan menghadapi perubahan signifikan di bawah pemerintahannya.
Saat ini, Tim Transisi Presiden Donald Trump tengah menyiapkan serangkaian kebijakan untuk memangkas dukungan terhadap EV dan infrastruktur pengisian daya. Dilansir dari Reuters, tim ini juga mendorong kebijakan lebih ketat untuk memblokir mobil, komponen, dan material baterai asal China.
Rekomendasi ini muncul di tengah transisi EV di Amerika Serikat yang melambat, sementara industri EV China terus melaju pesat berkat rantai pasokan baterai yang unggul dan dukungan subsidi besar dari pemerintahnya. Selama kampanye, Trump berjanji akan melonggarkan regulasi terhadap mobil berbahan bakar fosil dan mencabut kebijakan EV yang disebutnya sebagai “mandat Biden”.
Salah satu langkah penting dalam kebijakan ini adalah pengenaan tarif global untuk semua material baterai dengan tujuan mendorong produksi dalam negeri. Setelah itu, pemerintah AS akan bernegosiasi secara individual dengan negara-negara sekutu untuk memberikan pengecualian.
Kebijakan ini jelas merupakan pergeseran tajam dari pendekatan pemerintahan Biden yang berusaha mendorong rantai pasokan baterai domestik tanpa China sambil mempercepat adopsi EV. Di bawah rencana baru, anggaran yang sebelumnya dialokasikan untuk membangun stasiun pengisian daya dan membuat EV lebih terjangkau akan dialihkan ke prioritas pertahanan nasional, termasuk mengamankan pasokan baterai bebas dari pengaruh China.
Tim transisi Trump juga merekomendasikan penghapusan kredit pajak senilai USD7.500 untuk pembelian kendaraan listrik yang menjadi kebijakan utama pemerintahan Biden. Langkah ini berpotensi menekan penjualan dan produksi EV di AS. Produsen ternama seperti General Motors dan Hyundai, yang baru saja merilis beragam model EV di pasar AS akan terkena imbasnya.
Kebijakan ini juga bisa berdampak negatif pada penjualan Tesla, pemain dominan di pasar EV AS. Namun, pemilik Tesla, Elon Musk, yang mendukung Trump dengan sumbangan lebih dari USD250 juta, berpendapat penghapusan subsidi justru akan lebih menyulitkan kompetitor Tesla dibandingkan perusahaan miliknya.
Tim transisi juga mengusulkan agar sisa dana dari paket USD7,5 miliar milik Biden untuk pembangunan stasiun pengisian daya dialihkan ke pemrosesan mineral baterai dan penguatan rantai pasokan pertahanan. Menurut dokumen tersebut, baterai dan mineral kritis dianggap penting untuk produksi pertahanan, sementara EV dan stasiun pengisian daya tidak termasuk dalam kategori tersebut.
Kebijakan ini didorong oleh kekhawatiran akan dominasi China dalam penambangan dan pemurnian mineral penting, seperti grafit dan litium yang dibutuhkan untuk baterai, serta logam tanah jarang yang digunakan dalam motor EV dan pesawat militer. Laporan Departemen Pertahanan AS tahun 2021 menyatakan sumber mineral yang aman dan stabil adalah elemen kritis untuk keamanan nasional AS, mengingat kebutuhan daya yang semakin besar untuk teknologi militer dan komunikasi.
Juru bicara tim transisi Trump, Karoline Leavitt, mengatakan Trump mendapat mandat dari pemilih untuk memenuhi janji kampanyenya, termasuk menghentikan tekanan terhadap mobil berbahan bakar bensin.
“Setelah menjabat, Presiden Trump akan mendukung industri otomotif, dengan memberikan ruang bagi mobil berbahan bakar bensin dan kendaraan listrik,” ujar Leavitt.(*)