KABARBURSA.COM - Harga Bitcoin mencetak rekor baru di atas USD107.000 (Rp1,71 miliar dengan kurs Rp16.000) pada Senin, 16 Desember 2024, setelah Presiden terpilih Donald Trump kembali menegaskan rencananya untuk membentuk cadangan strategis Bitcoin di Amerika Serikat. Rencana ini langsung memicu optimisme para investor kripto dan mendorong reli harga. Tapi, bagaimana sebenarnya ide ini bisa bekerja?
Cadangan strategis adalah stok sumber daya penting yang disimpan oleh pemerintah suatu negara yang dapat digunakan dalam situasi krisis atau gangguan pasokan. Contoh paling terkenal adalah U.S. Strategic Petroleum Reserve yang dibentuk setelah embargo minyak Arab 1973-1974 melumpuhkan ekonomi AS. Cadangan ini digunakan dalam situasi darurat seperti perang atau bencana alam yang mengganggu infrastruktur minyak di Teluk Meksiko.
Beberapa negara lain juga memiliki cadangan strategis unik. Kanada, misalnya, memiliki cadangan sirup maple, sementara China menyimpan cadangan logam, biji-bijian, bahkan produk daging babi.
Dilansir dari Reuters di Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024, para analis masih terpecah pendapat soal apakah Trump dapat membentuk cadangan Bitcoin melalui perintah eksekutif atau membutuhkan persetujuan dari Kongres. Beberapa ahli berpendapat, Trump bisa memanfaatkan Exchange Stabilization Fund milik Departemen Keuangan AS yang saat ini digunakan untuk membeli atau menjual mata uang asing, tentunya juga bisa menampung Bitcoin.
Sebagai langkah awal, cadangan ini bisa terdiri dari Bitcoin hasil sitaan pemerintah dari aktivitas ilegal. Saat ini, menurut data bitcointreasuries.net, jumlah cadangan Bitcoim Negeri Paman Sam mencapai 200.000 BTC atau setara USD21 miliar (Rp336 triliun) pada harga sekarang. Trump sebelumnya menyarankan stok Bitcoin ini bisa menjadi titik awal cadangan strategis, meski belum jelas bagaimana proses legal untuk memindahkannya dari Departemen Kehakiman.
Trump belum menyatakan apakah pemerintah akan membeli lebih banyak Bitcoin di pasar terbuka. Jika iya, pemerintah mungkin harus menerbitkan utang, meski sebagian pendukung ide ini dengan menyarankan AS lebih baik menjual cadangan emasnya untuk mendanai pembelian Bitcoin.
Rencana cadangan Bitcoin paling konkret sejauh ini datang dari Cynthia Lummis, senator Republik pro-kripto yang dilaporkan memegang lima Bitcoin. Pada Juli lalu, ia mengusulkan rancangan undang-undang yang akan memberi wewenang kepada Departemen Keuangan untuk membeli 200.000 Bitcoin per tahun selama lima tahun hingga mencapai 1 juta BTC—setara 5 persen dari total suplai Bitcoin global yang dibatasi di angka 21 juta BTC. Pembelian ini akan didanai dari keuntungan simpanan bank Federal Reserve atau The Fed dan cadangan emas AS, dengan ketentuan cadangan Bitcoin harus disimpan selama minimal 20 tahun.
Dalam pidatonya pada Juli 2024, Trump menyatakan cadangan Bitcoin akan membantu AS mendominasi pasar global Bitcoin di tengah kompetisi ketat dari China. Para pendukungnya percaya bahwa memegang stok Bitcoin dalam jumlah besar–yang diperkirakan akan terus naik nilainya dalam jangka panjang–bisa membantu mengurangi defisit AS tanpa menaikkan pajak dan sekaligus memperkuat dolar AS.
Senator Lummis bahkan berargumen cadangan Bitcoin bisa memangkas utang AS hingga setengahnya dalam 20 tahun ke depan. “Hal ini akan melindungi kita dari inflasi sekaligus menjaga posisi dolar AS di panggung global,” ujarnya kepada Fox Business. Dolar yang kuat, menurut pendukungnya, akan memberi AS lebih banyak pengaruh terhadap negara-negara seperti China dan Rusia.
Meski terdengar menjanjikan, rencana ini tak lepas dari kritik. Para skeptis kripto berpendapat bahwa–berbeda dengan komoditas lain–Bitcoin tidak memiliki nilai intrinsik dan bukan sumber daya yang krusial bagi ekonomi AS.
Sejak diciptakan pada 2008, Bitcoin masih dianggap terlalu muda dan terlalu volatil untuk dijadikan aset strategis jangka panjang. Selain itu, ancaman serangan siber terhadap dompet kripto tetap menjadi risiko besar. Dengan volatilitas yang tinggi, setiap keputusan pemerintah untuk membeli atau menjual Bitcoin bisa memicu dampak besar pada harga aset ini.
Rencana Trump membentuk cadangan strategis Bitcoin bisa menjadi langkah berani yang mengubah peta ekonomi global, namun banyak tantangan dan pertimbangan teknis yang harus diatasi sebelum ide ini bisa benar-benar terealisasi.
Harga Bitcoin mencetak rekor baru dengan menembus angka USD107.000 pada Senin, 16 Desember 2024 setelah presiden terpilih Donald Trump mengungkapkan rencananya untuk menciptakan cadangan strategis bitcoin AS yang mirip dengan cadangan minyak strategis, yang semakin memicu antusiasme para pendukung kripto.
Dilansir Reuters, sentimen investor juga mendapatkan dorongan dengan dimasukkannya MicroStrategy ke dalam indeks Nasdaq 100 yang berbasis teknologi, yang kemungkinan besar akan meningkatkan aliran investasi untuk perusahaan perangkat lunak yang kini beralih menjadi pembeli bitcoin tersebut.
Bitcoin, mata uang kripto terbesar dan paling dikenal di dunia, memperpanjang kenaikannya hingga mencapai titik tertinggi sesi di USD107.148 dan terakhir tercatat di USD106.877, naik 5,43 persen dari Jumat, 13 Desember 2024 lalu. Mata uang digital kedua terbesar, ether, juga naik 1,85 persen menjadi USD3.975,70.
“Kita sedang berada di wilayah langit biru,” kata Tony Sycamore, analis di IG. “Angka berikutnya yang akan dicari pasar adalah USD110.000. Penurunan yang banyak dinantikan orang tidak terjadi, karena sekarang kita memiliki berita ini.”(*)