KABARBURSA.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah gencar mendorong peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menawarkan lebih dari 60 blok migas kepada investor hingga tahun 2028.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, di Jakarta, Sabtu, 14 Desember 2024, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mencapai swasembada energi yang menjadi salah satu visi Presiden Prabowo Subianto.
"Kita harus agresif dalam mencari sumber-sumber energi baru," kata Bahlil.
Menurut Bahlil, pemerintah memiliki dua strategi utama untuk meningkatkan produksi migas. Pertama, dengan mengoptimalkan sumur-sumur yang sudah ada, termasuk sumur-sumur yang tidak aktif atau idle. Kedua, dengan melakukan eksplorasi di blok-blok baru yang potensial.
"Kita harus bisa menyeimbangkan antara mempertahankan produksi yang ada dan mencari sumber-sumber baru," ujar dia.
Pemerintah sendiri menargetkan untuk meningkatkan produksi minyak mentah hingga mencapai 1,5 juta barel per hari. Angka ini pernah dicapai pada tahun 1997.
Saat ini, konsumsi minyak dalam negeri rata-rata sudah mencapai 1,6 juta barel per hari, sehingga Indonesia masih sangat bergantung pada impor.
"Kita ingin membalikkan keadaan. Dulu kita ekspor minyak, sekarang kita impor. Ini harus kita ubah," tegas Bahlil.
Selain meningkatkan produksi migas, pemerintah juga tengah fokus pada upaya lain untuk mencapai swasembada energi, antara lain dengan memanfaatkan biodiesel. Pemerintah terus mendorong penggunaan biodiesel dengan target pencampuran biodiesel sebesar 50 persen (B50) pada tahun 2026.
Upaya selanjutnya terkait dengan kendaraan listrik. Pemerintah juga gencar mempromosikan penggunaan kendaraan listrik sebagai upaya mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, sektor transportasi merupakan konsumen BBM terbesar di Indonesia, menyumbang sekitar 49 persen dari total konsumsi BBM nasional. Disusul oleh sektor industri (34 persen), ketenagalistrikan (8 persen), dan aviasi (6 persen).
Upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi migas dan mencapai swasembada energi tentu menghadapi berbagai tantangan, seperti kondisi geologis yang kompleks, harga minyak dunia yang fluktuatif, dan investasi yang besar. Namun, peluang juga terbuka lebar dengan adanya potensi sumber daya migas yang masih besar di Indonesia.
Salah satu emiten yang berfokus pada pengoptimalan lapangan idle adalah PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Pengoptimalisasian lapangan ini dilakukan melalui metode studi integrasi dan operasi yang lebih efisien serta ekonomis.
Direktur Utama ENRG Syailendra S Bakrie, mengatakan bahwa optimalisasi produksi minyak ini dilakukan dalam rangka mendukung komitmen pemerintah mencapai target produksi minyak dan gas.
"Perseroan, dengan didukung oleh SKK Migas, telah melaksanakan usaha peningkatan produksi dan komersialisasi,” kata Syailendra dalam keterangannya, Rabu, 11 Desember 2024.
Optimalisasi lapangan idle ini diklaim akan meningkatkan produksi di lapangan Tonga dengan laju alir minyak awal 100 BOPD di wilayah kerja Tonga dan lapangan MSTA di wilayah kerja Malacca Strait dengan laju alir minyak awal sebesar 200 BOPD.
Sebelumya, lapangan Tonga dianggap kurang ekonomis karena memerlukan trucking sejauh 410 km. Namun, dengan adanya integrasi operasi dengan lapangan Lindai yang dioperasikan oleh PT EMP Energi Gandewa di wilayah Kerja Siak, maka jarak tempuhnya menjadi 200 km, sehingga lebih ekonomis.
Selain itu, untuk lapangan MSTA juga menjadi lebih ekonomis setelah diintegrasikan dengan lapangan MSTB dan kemudian dilakukan penambahan titik sumur baru dengan potensi produksi awal minyak sebesar 750 BOPD senilai USD30 juta.
Untuk lapangan Wasambo di Wilayah Kerja Sengkang, Perseroan telah melakukan langkah komersialisasi dengan menandatangani Memorandum of Understanding dengan pihak ketiga untuk mengeksplorasi potensi penjualan gas sebesar 70 mmscfd selama lima tahun.
Selain itu, terdapat peluang lain terkait kebutuhan gas untuk memasok sistem ketenagalistrikan yang selama ini menjadi tulang punggung penjualan gas di Sulawesi Selatan.
Perseroan juga aktif melakukan pengeboran eksplorasi di Lapangan Sallobulo dan East Walanga guna menemukan cadangan baru yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi di Sulawesi Selatan.
“Perseroan sedang melakukan kajian reaktivasi lapangan minyak dan gas bumi dan potensi temuan minyak dan gas bumi yang belum dikembangkan (undeveloped discovery) di wilayah-wilayah kerja Perseroan dengan harapan memberikan potensi tambahan produksi dan cadangan,” kata Syailendra.
Berdasarkan hasil kajian, akan direncanakan berbagai kegiatan seperti akuisisi seismik 3D, pengeboran sumur appraisal, pengeboran sumur pengembangan, pemasangan kompresor Very Low Pressure (VLP), akuisisi data sumur, serta kerja ulang (workover).
Total investasi yang diperkirakan untuk kegiatan ini mencapai USD100 juta. Diharapkan, rangkaian kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, negara, dan masyarakat di sekitar wilayah operasi.(*)