Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Semen Indonesia Beri Solusi untuk Jawab Tantangan Proyek 3 Juta Rumah

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 14 December 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Semen Indonesia Beri Solusi untuk Jawab Tantangan Proyek 3 Juta Rumah

KABARBURSA.COM - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) memiliki cara untuk menjawab tantangan pembangunan proyek 3 juta rumah.

Perlu diketahui, proyek 3 juta rumah yang dicanangkan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) disebut menghadapi beberapa rintangan seperti target penyelesaian yang singkat yakni setahun, keterbatasan anggaran, dan rendahnya daya beli masyarakat.

Karena itu, perusahaan dengan kode saham SMGR tersebut menawarkan solusi berupa inovasi produk turunan semen hijau yaitu precise interlock brick.

Direktur Utama SIG, Donny Arsal mengatakan pihaknya menyediakan produk bahan bangunan inovatif yang rendah emisi, serta fasilitas pembiayaan pemilikan rumah.  Dia mengakui jika SIG memiliki kapabilitas untuk mendorong pembangunan rumah ramah lingkungan.

"Kehadiran semen hijau SIG dan produk turunannya yaitu precise interlock brick, memberikan nilai tambah yang mampu menjadi solusi atas tantangan kepemilikan rumah saat ini,” kata Donny dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Sabtu, 14 Desember 2024.

Donny melanjutkan, precise interlock brick menjadi solusi bagi pengembang properti dalam pembangunan rumah yang cepat dan terjangkau, serta ramah lingkungan guna meningkatkan keunggulan dan daya saing.

"SIG siap berkolaborasi dengan pihak perbankan dan para pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan yang ramah lingkungan sebagai bagian dari upaya akselerasi transisi menuju ekonomi hijau di Indonesia," jelasnya.

Perlu diketahui, precise interlock brick merupakan hasil penelitian terapan dengan mekanisme kerja yang saling mengunci antar balok seperti sistem lego. Penggunaan precise interlock brick memberikan banyak keuntungan dalam pembangunan rumah dibandingkan material konvensional, karena lebih efisien dalam penggunaan material dan lebih mudah dalam pengaplikasian

Adapun durasi konstruksi pembangunan rumah dengan memakai precise interlock brick juga lebih cepat karena tidak memerlukan proses perendaman bata, penyediaan kotak cetak pengecoran, aplikasi bahan perekat atau spesi di setiap lapis bata, serta penambahan plester dan acian.

Precise interlock brick juga telah dinyatakan ramah gempa untuk wilayah dengan tingkat seismisitas tinggi (KDS D) berdasarkan Uji Siklik dinding 2D di Balai Besar Sarana dan Bangunan Gedung Dirjen Bina Teknik Permukiman dan Perumahan.

Tiga Persoalan yang bisa Gagalkan Program 3 Juta Rumah

Sebelumnya diberitakan, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) Fahri Hamzah menyoroti tiga kendala utama yang menjadi fokus pemerintah dalam melanjutkan Program 3 Juta Rumah.

Kendala tersebut meliputi masalah tanah, perizinan, dan pembiayaan, yang membutuhkan dukungan lintas sektor untuk dapat diatasi.

“Kementerian PKP baru berjalan selama 51 hari. Dalam periode ini, kami berupaya mengidentifikasi seluruh permasalahan dalam ekosistem perumahan dan kawasan permukiman,” kata Fahri Hamzah, Rabu, 11 Desember 2024.

Fahri menyebutkan bahwa kementeriannya telah menjalin koordinasi dengan DPR RI dan DPD RI untuk mengevaluasi program perumahan dan menyusun anggaran yang tepat.

Secara detail dia memaparkan, untuk persoalan tanah merupakan elemen utama dalam sektor perumahan. Untuk itu, Kementerian PKP telah berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung, Kementerian ATR/BPN, dan Kementerian BUMN guna mengidentifikasi data serta lokasi tanah yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan rumah rakyat.

“Saya sudah berdiskusi dengan Pak Nusron Wahid (Menteri ATR/BPN) dan pihak terkait untuk mencari solusi atas permasalahan tanah,” ungkap Fahri.

Sedangkan untuk soal perizinan yang kerap menghambat proses pembangunan. Menurut Fahri, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan beberapa institusi untuk menyederhanakan dan mempercepat proses perizinan.

“Kami telah berkoordinasi dengan sejumlah institusi terkait guna memperbaiki prosedur perizinan pembangunan perumahan,” jelasnya.

Dan, kendala ketiga yaitu pembiayaan, Fahri menyebutkan, tantangan ini memerlukan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Menteri Keuangan (Menkeu), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia menegaskan pentingnya semangat gotong royong dalam menyelesaikan permasalahan ini.

“Penanganan isu pembiayaan ini membutuhkan kolaborasi dari seluruh pihak. Kami terus mendorong semangat gotong royong untuk mewujudkan pembangunan rumah rakyat,” pungkas Fahri.

Dana Desa untuk Program 3 Juta Rumah

Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mendorong para kepala desa untuk memanfaatkan dana desa dalam mendukung Program 3 Juta Rumah.

Ia menekankan, bahwa dana desa tidak hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, tetapi juga dapat dialokasikan untuk menyediakan hunian layak bagi masyarakat kecil.

“Kita perlu segera mengundang asosiasi kepala desa. Mungkin kita bisa memberikan desain rumah untuk membantu mereka membangun rumah masyarakat. Di sinilah peran pemerintah sebagai fasilitator menjadi sangat penting,” kata Maruarar usai menghadiri Rapat Kerja bersama Komite II DPD RI di Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.

Ara, panggilan akrab Menteri PKP ini menegaskan, perlunya anggaran tambahan untuk menyukseskan program tersebut.

“Kalau hanya mendapatkan anggaran sejumlah Rp5 sekian triliun, pasti saya gagal, failed, menjalani program ini. Perlu anggaran tambahan,” ujarnya.(*)