KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa diperkirakan akan dibuka dengan pelemahan pada hari Jumat ini, seiring dengan perhatian investor yang tertuju pada keputusan penurunan suku bunga terbaru dari Bank Sentral Eropa. Ini terjadi setelah hari yang sibuk dalam kebijakan moneter di sesi sebelumnya.
FTSE 100 diperkirakan akan dibuka lebih rendah sebanyak 22 poin, pada 8.287, sementara DAX Jerman diperkirakan turun 35 poin, mencapai 20.391. CAC Prancis juga diprediksi turun 21 poin pada 7.400, dan FTSE MIB Italia anjlok 38 poin menjadi 34.799, berdasarkan data IG. Seperti dilansir cnbc di Jakarta, Jumat 13 Desember 2024.
Pada hari Kamis, Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, yang menjadi penurunan keempat di tahun ini, dan mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan lebih lanjut pada 2025.
Bank Nasional Swiss juga mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin, yang lebih besar dari perkiraan pasar, sementara bank sentral Denmark mengurangi suku bunga sebesar 25 basis poin.
Para pengamat kebijakan moneter kini berfokus pada keputusan yang akan diambil oleh Federal Reserve AS dan Bank of England minggu depan, serta arah kebijakan suku bunga mereka.
Di hari Jumat, perhatian investor akan tertuju pada data inflasi terbaru dari Perancis dan angka Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tiga bulan terakhir dari Inggris. Selain itu, data kepercayaan konsumen Inggris juga akan dirilis, meskipun tidak ada laporan pendapatan perusahaan yang diharapkan.
Di sisi lain, pasar Asia-Pasifik cenderung melemah pada sesi sebelumnya, dengan kerugian terbesar di China setelah Beijing menegaskan perubahan kebijakannya yang baru-baru ini diumumkan, serta menekankan rencana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi setelah pertemuan penting pada Kamis.
Kontrak berjangka AS juga menunjukkan penurunan, setelah sesi yang buruk di Wall Street.
Bursa saham Eropa diperkirakan akan mengawali pekan ini dengan sentimen positif pada Senin, dengan perhatian penuh tertuju pada pemilihan presiden AS yang digelar Selasa besok.
Indeks FTSE 100 Inggris diperkirakan dibuka 4 poin lebih rendah di 8.173, sementara DAX Jerman naik 11 poin di 19.261, CAC Prancis meningkat 2 poin di 7.415, dan FTSE MIB Italia naik 74 poin ke 34.507 menurut data dari IG. Seperti dilansir di Jakarta, Senin 4 November 2024.
Laporan pendapatan akan mencakup BioNTech dan Ryanair, ditambah rilis data indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Eropa yang sangat dinanti.
Pasar global bersiap menghadapi pekan bersejarah, dengan pemilihan presiden AS yang semakin dekat dan jajak pendapat terbaru NBC News menunjukkan persaingan ketat antara mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Gejolak di pasar global kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh partai mana yang menguasai Kongres hasil pemungutan suara. Jika Dewan Perwakilan dan Senat AS terbagi, kemungkinan besar hal ini akan menjaga status quo.
Namun, kemenangan penuh baik bagi Partai Republik atau Demokrat mungkin membawa perubahan besar. Jika partai yang sama menguasai Gedung Putih, ini bisa berarti rencana pengeluaran baru atau reformasi pajak yang signifikan.
Sementara itu, pasar Asia-Pasifik menguat pada Senin, sedangkan saham berjangka AS bervariasi dalam perdagangan Minggu malam.
Di sisi lain, indeks utama Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024. Penurunan ini disebabkan oleh investor yang memerhatikan data inflasi dan pengangguran di Amerika Serikat (AS).
Seperti dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 57,88 poin atau 0,14 persen menjadi 42.454,12, S&P 500 kehilangan 11,99 poin atau 0,21 persen menjadi 5.780,05, dan Nasdaq Composite turun 9,57 poin atau 0,05 persen menjadi 18.282,05.
Baik S&P 500 dan Dow Jones, mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa pada sesi sebelumnya. Hanya tiga dari 11 sektor utama S&P 500 yang menguat perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024, dengan sektor energi naik 0,8 persen dan mengungguli yang lainnya karena harga minyak meningkat.
Adapun data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan tampak dari Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang naik 0,2 persen secara bulanan (month on month/mom) pada September 2024 dan 2,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kedua angka ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Angka inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 3,3 persen secara tahunan, dibandingkan dengan perkiraan 3,2 persen.
Secara keseluruhan, volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,02 miliar saham yang berpindah tangan. Angka ini sedikit di bawah rata-rata perdagangan selama 20 sesi terakhir, yang berada di kisaran 12,06 miliar saham.
Kondisi pasar pada hari itu menunjukkan tekanan jual yang cukup besar, dengan saham-saham yang mengalami penurunan jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan saham yang mengalami kenaikan.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.