KABARBURSA.COM - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), yang dikenal juga sebagai Indonesia Eximbank, memberikan fasilitas kredit modal kerja ekspor senilai Rp300 miliar kepada PT Bio Farma (Persero). Kredit ini disalurkan melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) yang difokuskan pada pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.
Pemberian fasilitas ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat daya saing industri farmasi Indonesia di pasar global.
Dalam penandatanganan perjanjian kredit ini, LPEI dan Bio Farma menegaskan komitmen bersama untuk menciptakan sinergi yang lebih kuat. Sinergi ini diharapkan dapat mendorong pengembangan produk-produk farmasi Indonesia agar mampu bersaing dengan negara lain di pasar internasional.
Menurut data dari Kementerian Perindustrian, nilai ekspor industri farmasi dan obat bahan alam Indonesia pada periode Januari hingga September 2024 tercatat sebesar USD639,42 juta atau setara dengan Rp9,9 triliun. Angka ini menunjukkan potensi besar sektor farmasi dalam kontribusinya terhadap ekspor nasional.
Penandatanganan perjanjian kredit dilakukan oleh Kepala Divisi Bisnis III LPEI Nurrohmanudin dan Direktur Keuangan serta Manajemen Risiko PT Bio Farma (Persero) IGN Suharta Wijaya.
Proses ini juga disaksikan oleh Direktur Pelaksana Bisnis LPEI, Anton Herdianto, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi, dan Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya.
Direktur Pelaksana Bisnis LPEI Anton Herdianto menjelaskan bahwa pemberian fasilitas kredit ini mencerminkan upaya nyata untuk meningkatkan kemandirian industri farmasi di Indonesia. Program PKE Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, menurut Anton, merupakan wujud kehadiran negara dalam mendorong ekspor nasional. Selain itu, program ini juga berperan sebagai bentuk diplomasi ekonomi yang terukur untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di kancah global.
“Program PKE adalah langkah konkret negara untuk mendukung ekspor nasional. Melalui sinergi ini, kami ingin memastikan industri lokal, termasuk Bio Farma, dapat bersaing dengan negara-negara lain. Kolaborasi dengan Bio Farma sebagai salah satu BUMN terbesar di sektor farmasi menjadi langkah strategis untuk mendukung kemandirian industri farmasi nasional,” kata Anton.
Di sisi lain, Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya menyampaikan bahwa Bio Farma memiliki peran penting sebagai produsen vaksin terbesar di Indonesia. Perusahaan ini tidak hanya berkomitmen untuk memproduksi vaksin berkualitas tinggi tetapi juga untuk mendukung ketahanan kesehatan nasional serta program imunisasi pemerintah.
Shadiq menekankan bahwa peran Bio Farma di pasar global sudah diakui, dengan perusahaan ini menduduki peringkat ke-9 dalam laporan pasar vaksin global yang dirilis WHO tahun 2023.
“Bio Farma saat ini telah mendistribusikan vaksin ke lebih dari 160 negara di dunia. Sebagai pemasok vaksin terbesar kelima melalui WHO, kami memiliki kapasitas produksi mencapai 3,1 miliar dosis per tahun, di mana sekitar 52 persen dari total produksi tersebut diekspor. Hal ini menunjukkan komitmen kami tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga untuk menjawab permintaan pasar internasional,” ungkap Shadiq.
Fasilitas kredit ini juga diharapkan mampu mendorong ekspansi Bio Farma dalam penetrasi pasar global. Dukungan pembiayaan dari LPEI memberikan landasan yang lebih kokoh bagi perusahaan untuk memperluas jangkauan distribusi produk-produknya di berbagai negara.
Program PKE yang dijalankan LPEI mencakup delapan sektor utama, yaitu PKE Penerbangan, PKE Kawasan, PKE Pariwisata Mandalika, PKE Trade Finance, PKE UKM, PKE Alat Transportasi, PKE Destinasi Pariwisata Super Prioritas, serta PKE Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Total dana PKE yang telah disalurkan oleh LPEI hingga kini mencapai Rp8,7 triliun.
Secara akumulatif, penyaluran dana PKE sejak diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan (KMK) hingga 30 November 2024 telah mencapai Rp19,9 triliun. Dana ini dimanfaatkan oleh 231 pelaku usaha yang bergerak di berbagai sektor strategis. Sementara itu, total penyaluran baru (new disbursement) sepanjang tahun 2024 hingga 30 November telah mencapai Rp6,6 triliun atau 121 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp5,5 triliun.
Komitmen LPEI untuk mendukung sektor farmasi melalui program PKE ini tidak hanya sebatas pada pembiayaan. LPEI juga memberikan berbagai fasilitas tambahan seperti pelatihan dan konsultasi untuk mendukung pengembangan kapasitas pelaku usaha. Program ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pelaku industri farmasi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produknya.
Selain itu, Bio Farma terus memperkuat posisinya sebagai pemain global melalui berbagai inovasi dan peningkatan kapasitas produksi. Dengan dukungan LPEI, perusahaan ini berupaya memperluas jaringan distribusinya ke wilayah-wilayah baru, sekaligus memperkuat daya saingnya di pasar internasional.
Langkah strategis ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan sektor farmasi sebagai salah satu pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan potensi ekspor yang besar dan dukungan berbagai pihak, industri farmasi Indonesia diharapkan mampu menjadi salah satu sektor andalan dalam meningkatkan devisa negara.
Dengan sinergi yang terjalin antara LPEI dan Bio Farma, Indonesia diharapkan dapat mencetak pencapaian baru di sektor ekspor farmasi. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa kerja sama antara pemerintah dan badan usaha dapat menciptakan dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. (*)