Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Warren Buffett Siapkan Warisan Amal 99,5 Persen Kekayaannya

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 08 December 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Warren Buffett Siapkan Warisan Amal 99,5 Persen Kekayaannya

KABARBURSA.COM - Warren Buffett, investor legendaris sekaligus chairman Berkshire Hathaway, sudah menyiapkan langkah besar untuk mendonasikan hampir seluruh kekayaannya setelah meninggal. Di usia 94 tahun, Buffett berencana menyumbangkan 99,5 persen kekayaan yang menurut Forbes mencapai USD149,7 miliar (Sekitar Rp2.375 triliun dengan kurs Rp15.865). Harta itu akan masuk ke sebuah trust amal yang dikelola tiga anaknya: Susie (71), Howard (69), dan Peter (66).

Dilansir dari USA Today, dalam suratnya kepada para pemegang saham Berkshire, Buffett juga menunjuk tiga calon penerus untuk mengelola trust tersebut jika anak-anaknya tidak bisa melanjutkan tugas. Calon-calon itu, kata Buffett, lebih muda dari anak-anaknya, dekat dengan mereka, dan dianggap cocok untuk tanggung jawab tersebut.

Buffett menegaskan tidak ingin membangun sebuah dinasti. “Saya tidak pernah bercita-cita menciptakan dinasti atau merancang rencana melampaui generasi anak-anak saya,” tulisnya. Ia berharap Susie, Howie, dan Peter bisa mendistribusikan seluruh asetnya sendiri.

Selain itu, Buffett juga menyumbangkan USD1,14 miliar saham Berkshire ke empat yayasan keluarga. Total donasi Buffett kini melampaui USD58 miliar sejak 2006, ketika ia pertama kali berkomitmen untuk mendonasikan sebagian besar kekayaannya. Yayasan Bill & Melinda Gates menjadi penerima terbesar, dengan lebih dari USD43 miliar. Buffett sendiri telah menyumbangkan 56,6 persen saham Berkshire miliknya.

Anak-Anak Buffett dan Misi Amal Mereka

Ketiga anak Buffett memimpin yayasan-yayasan amal yang punya misi berbeda. Susie memimpin Susan Thompson Buffett Foundation, yang fokus pada kesehatan reproduksi, serta Sherwood Foundation, yang mendukung organisasi nonprofit di Nebraska dan pendidikan anak usia dini.

Howard memimpin Howard G. Buffett Foundation yang berfokus pada kelaparan global, perdagangan manusia, dan konflik. Sementara itu, Peter memimpin NoVo Foundation yang bekerja mendukung perempuan dan anak perempuan marjinal, serta komunitas adat.

Setelah Buffett wafat, anak-anaknya punya waktu sekitar 10 tahun untuk mendonasikan sisa kekayaannya. Keputusan soal alokasi dana amal itu harus diambil secara bulat oleh mereka.

Buffett, Berkshire, dan Pandangan tentang Waktu

Sejak 1965, Buffett memimpin Berkshire Hathaway, konglomerasi bernilai USD1 triliun yang mencakup bisnis seperti BNSF railroad, asuransi mobil Geico, hingga saham-saham raksasa seperti Apple dan American Express. Meski usianya terus bertambah, Buffett mengisyaratkan belum ada niat untuk mundur.

“Father time selalu menang,” tulis Buffett dalam suratnya. “Sejauh ini, saya sangat beruntung, tetapi pada akhirnya, dia akan datang juga.”

Dengan langkah besar ini, Buffett tidak hanya meninggalkan jejak sebagai salah satu investor terhebat sepanjang masa, tapi juga sebagai dermawan yang berusaha memastikan kekayaannya membawa dampak nyata untuk dunia.

Kapitalisasi Perusahaan Warren Buffett Rp15.448 Triliun 2024

Berkshire Hathaway Inc, konglomerat yang dikendalikan oleh Warren Buffett, telah mencetak sejarah sebagai perusahaan AS pertama di luar sektor teknologi yang berhasil melampaui nilai pasar USD1 triliun, atau sekitar Rp15.448 triliun.

Pada Rabu, 28 Agustus 2024, saham Berkshire Hathaway naik sebesar 0,9 persen, mendorong kapitalisasi pasar perusahaan ini melampaui angka triliun dolar untuk pertama kalinya. Tahun ini, saham perusahaan tersebut telah melonjak tajam berkat hasil asuransi yang mengesankan dan optimisme terhadap kondisi ekonomi.

Perusahaan yang berbasis di Omaha, Nebraska ini kini bergabung dengan kelompok elit yang telah meraih pencapaian serupa, termasuk raksasa teknologi seperti Alphabet Inc, Meta Platforms Inc, dan Nvidia Corp.

Steve Check, pendiri sekaligus kepala investasi Check Capital Management, mengatakan bahwa Berkshire Hathaway mencapai tonggak ini dengan pendekatan yang lebih lambat namun stabil. Perusahaannya mengelola aset sekitar USD 2 miliar, dengan Berkshire sebagai investasi utama mereka. “Menghasilkan uang dengan cara lama semakin sulit,” katanya.

Kenaikan saham Berkshire tahun ini telah melampaui kinerja S&P 500, dengan perusahaan ini memulai salah satu tahun terbaiknya dalam satu dekade terakhir.

Saham Berkshire melonjak 30 persen sepanjang 2024, sementara tolok ukur pasar hanya naik 17 persen. Perusahaan ini hanya sedikit tertinggal dari kelompok Magnificent Seven, yang merupakan saham teknologi terbesar dengan kenaikan 34 persen tahun ini.

Buffett telah mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk mengubah Berkshire Hathaway dari produsen tekstil menjadi kerajaan bisnis yang luas. Bersama mitra lamanya, Charlie Munger, yang meninggal pada November lalu di usia 99 tahun, Buffett telah membentuk imperium ini.

Sejak 1965 hingga tahun lalu, nilai pasar Berkshire tumbuh sekitar 20 persen per tahun—hampir dua kali lipat dari return tahunan S&P 500 pada periode yang sama. Prestasi ini telah menjadikan Buffett salah satu orang terkaya di dunia dan mungkin investor paling produktif.

Kekuatan konglomerat ini semakin terlihat dengan meningkatnya optimisme terhadap ekonomi, terutama menjelang kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan September. Keyakinan konsumen melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan pada Agustus. Bisnis Berkshire mencakup berbagai sektor, mulai dari operator halte truk Pilot Travel Centers LLC hingga rantai es krim Dairy Queen dan merek baterai Duracell.

Saham Berkshire telah menambahkan lebih dari USD200 miliar dalam kapitalisasi pasar tahun ini saja, sebuah rekor bagi perusahaan tersebut. Namun, angka ini masih kontras dengan kenaikan hampir USD 2 triliun yang dicatat oleh Nvidia. Kenaikan saham Berkshire juga telah mendorongnya ke wilayah overbought, menurut indeks kekuatan relatif, menimbulkan keraguan di kalangan analis.

Matthew Palazola, analis, mengungkapkan bahwa prospek fundamental untuk bisnis inti Berkshire tidak selalu tampak cerah. Namun, perusahaan ini menawarkan portofolio all-weather yang tetap menguntungkan dalam berbagai kondisi ekonomi.

Di sisi lain, suku bunga yang lebih rendah dapat mempengaruhi imbal hasil dari tumpukan uang tunai yang dimiliki Berkshire, terutama setelah mengurangi kepemilikan di Apple Inc dan Bank of America Corp.

Tumpukan uang tunai Berkshire mencapai sekitar USD 276,9 miliar pada hasil kuartal kedua yang dilaporkan awal Agustus. Kepemilikan besar di Apple menjadi kekhawatiran, dan langkah untuk mengurangi eksposur itu dianggap bijaksana, mengurangi banyak risiko, menurut Check.(*)