Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Cuaca Ekstrem Ancam Distribusi, Pemda Diminta Siapkan Cadangan Pangan

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 07 December 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Cuaca Ekstrem Ancam Distribusi, Pemda Diminta Siapkan Cadangan Pangan

KABARBURSA.COM - Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta seluruh pemerintah daerah (pemda) meningkatkan cadangan stok pangan guna menghadapi potensi gangguan distribusi akibat anomali cuaca.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa perubahan cuaca ekstrem kerap berdampak pada kelancaran distribusi pangan, terutama pengiriman melalui jalur laut.

"Kalau cuacanya ekstrem, distribusi laut pasti ada kendala. Contohnya, penyeberangan Bakauheni-Merak kemarin tertunda karena ombak tinggi," ujar Arief di Jakarta, Sabtu 7 Desember 2024.

Menurut Arief, gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Indonesia berpotensi menyebabkan keterlambatan pengiriman logistik pangan antarprovinsi. Oleh sebab itu, ia meminta pemda menyiapkan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) yang strategis guna memastikan ketersediaan pasokan saat jalur distribusi terganggu.

"Memiliki CPPD itu bukan hanya soal pasokan, tapi juga soal ketahanan pangan nasional yang lebih tangguh," tegasnya.

Arief menjelaskan bahwa pengelolaan CPPD dalam bentuk beras telah diatur melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 15 Tahun 2023. Aturan ini mengatur tata cara penghitungan jumlah cadangan pangan yang wajib dimiliki setiap daerah.

"Jadi, semua pemda harus paham pentingnya memiliki cadangan pangan ini. Pasokannya harus ada, dan kita harus bisa jaga ketersediaan ini," ujarnya.

Ia mencontohkan praktik baik yang telah diterapkan di DKI Jakarta. Pemprov DKI telah mengelola cadangan pangan daerah melalui dua BUMD, yakni Food Station dan Dharma Jaya. Food Station bertugas menjaga pasokan beras, sementara Dharma Jaya mengelola stok daging, unggas, dan ikan.

Lebih lanjut, pasar tradisional di DKI Jakarta juga telah dilengkapi dengan gudang pendingin (cold storage). Fasilitas ini memungkinkan stok pangan disimpan lebih lama dengan kualitas yang tetap terjaga. Salah satu contohnya adalah Pasar Jaya Kebayoran Lama.

"Beberapa pasar Jaya sudah dilengkapi cold storage. Ini penting agar kualitas produk pangan tetap terjaga," tutur Arief.

Arief juga menekankan perlunya pengelolaan distribusi pangan yang lebih terencana dan berkelanjutan. Menurutnya, pola distribusi yang hanya mengandalkan pengiriman satu kali tanpa cadangan akan berisiko menyebabkan kelangkaan.

"Distribusi itu nggak bisa sistem sekali datang habis. Harus ada buffer stock. Kita cadangkan berapa lama, itu harus dihitung," paparnya.

Arief menilai, cadangan pangan yang cukup tak hanya menjamin pasokan, tapi juga menjaga stabilitas harga di pasar. Tanpa stok cadangan yang memadai, lonjakan harga pangan bisa terjadi akibat gangguan distribusi atau kekurangan pasokan mendadak.Menurut Arief, Indonesia selama ini memiliki cadangan pangan nasional yang relatif rendah, sehingga perlu langkah konkret untuk meningkatkan jumlahnya secara bertahap. Ia menyebut, pendekatan pengelolaan pangan tak bisa lagi sekadar bergantung pada panen langsung untuk dijual, tetapi harus berfokus pada penyediaan cadangan pangan strategis.

"Dulu panen langsung dijual, tapi sekarang kita harus mulai berpikir soal cadangan. Apalagi, cuaca makin nggak bisa diprediksi," tegasnya.

Arief optimistis bahwa penguatan cadangan pangan nasional dapat meningkatkan indeks ketahanan pangan nasional. Dengan ketahanan pangan yang lebih kuat, stabilitas harga di pasar akan lebih terjaga, dan masyarakat tak perlu khawatir soal kelangkaan.

"Kita butuh ketahanan pangan yang lebih tinggi. Kalau ketahanan pangan naik, harga stabil, dan indeks ketahanan pangan nasional akan ikut meningkat," pungkas Arief.

Masalah Kekurangan Pangan

Presiden Prabowo Subianto menyatakan dirinya hanya membutuhkan waktu tiga tahun saja untuk mengatasi masalah kekurangan pangan di Indonesia.

Dia menyatakan itu dalam sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil, Senin, 18 November 2024.

Dalam pidatonya, Prabowo juga menegaskan bahwa Indonesia berencana mencapai swasembada pangan dalam empat tahun ke depan, dengan tujuan lebih besar yaitu memberikan kontribusi global dalam penanggulangan kemiskinan dan kelaparan di seluruh dunia dalam waktu lima tahun.

“Saya berencana mengatasi kekurangan pangan dalam tiga tahun. Kita akan mencapai swasembada dalam empat tahun,” kata Prabowo seperti yang dikutip dari channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 19 November 2024.

“Dan dalam lima tahun, kita yakin dapat berkontribusi dalam aliansi global melawan kemiskinan dan kelaparan,” sambung Prabowo dengan tegas.

Pernyataan Presiden Prabowo ini menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan domestik sambil berperan aktif dalam mengatasi masalah kemiskinan dan kelaparan yang menjadi perhatian global.

Indonesia, menurut Prabowo, berkomitmen untuk berperan dalam solusi jangka panjang terhadap tantangan pangan yang dihadapi dunia.(*)