Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Singapura dan Hong Kong Jadi Investor Terbesar di RI Kuartal III-2024

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 03 December 2024 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Redaksi
Singapura dan Hong Kong Jadi Investor Terbesar di RI Kuartal III-2024

KABARBURSA.COM - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Singapura sebagai negara dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia pada kuartal III 2024.

Investasi dari negara tetangga ini mencapai USD14,35 miliar, menempatkannya di puncak daftar negara penyumbang dana asing.

“Dalam lima besar negara ini, Singapura memang selalu menjadi investor terbesar di Indonesia selama 10 tahun terakhir,” kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dalam Rapat Kerja dan Evaluasi Pelaksanaan Program hingga Triwulan ke-3 Tahun 2024 bersama Komisi XII di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 3 Desember 2024.

Selain Singapura, Hong Kong menempati posisi kedua dengan investasi sebesar USD6,06 miliar, diikuti oleh China dengan USD5,78 miliar, dan Amerika Serikat (AS) sebesar USD2,82 miliar.

Dominasi negara-negara Asia menunjukkan peran penting kawasan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hingga September 2024, realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp1.261,43 triliun atau 76,45 persen dari target tahunan sebesar Rp1.650 triliun. Investasi ini terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp654,4 triliun, yang tumbuh 16,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp607,03 triliun, meningkat 29,4 persen yoy.

Capaian ini mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam menarik investor asing sekaligus mendorong partisipasi domestik dalam pembangunan ekonomi. Dengan tren positif ini, target investasi tahunan optimis dapat tercapai sebelum akhir tahun.

Investor Asing Sulit Cari Tenaga Kerja di Indonesia

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Parjiono, mengungkapkan bahwa salah satu kendala yang kerap dihadapi investor asing saat menanamkan modal di Indonesia adalah sulitnya menemukan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Saya pernah mendengar keluhan dari investor asing. Saat ingin berinvestasi di Indonesia, salah satu tantangannya adalah mereka kesulitan mencari tenaga kerja yang sesuai. Terkadang mereka harus membawa tenaga kerja dari luar. Sementara itu, peraturan domestik juga harus diperhatikan,” ujar Parjiono.

Menanggapi tantangan tersebut, pemerintah telah menyusun berbagai program untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri. Salah satu langkah strategis di sektor pendidikan adalah melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dalam negeri agar mampu bersaing secara global.

“Produktivitas adalah salah satu kunci utama. Salah satunya dapat dicapai melalui transfer teknologi dan peningkatan kapasitas SDM. Melalui LPDP, kita mendukung pendidikan tinggi untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing tenaga kerja Indonesia,” jelas Parjiono.

LPDP telah menjadi andalan pemerintah dalam mencetak SDM unggul, dengan memberikan kesempatan pendidikan kepada generasi muda untuk belajar di dalam maupun luar negeri. Program ini diharapkan dapat membawa dampak positif dalam jangka panjang bagi produktivitas nasional.

Selain pendidikan, pemerintah juga berupaya meningkatkan kualitas tenaga kerja di sektor padat karya. Salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dianggarkan sebesar Rp71 triliun.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat tetapi juga memberikan peluang kerja baru.

“Melalui alokasi anggaran Rp71 triliun, kami berharap program MBG dapat menggerakkan sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah. Selain itu, banyak lulusan SMK jurusan tata boga yang dapat terlibat dalam pelaksanaan program ini,” jelasnya.

Parjiono juga menyebut bahwa program MBG merupakan bentuk investasi jangka panjang dalam pengembangan SDM. Menurutnya, langkah ini terinspirasi dari Vietnam, yang telah berhasil meningkatkan kualitas tenaga kerja mereka melalui investasi serupa.

“Vietnam adalah contoh nyata keberhasilan investasi di bidang SDM. Mereka berhasil melampaui kita dalam beberapa aspek. Dengan program seperti MBG, kita berupaya mengejar ketertinggalan dan memperkuat pondasi SDM kita,” tuturnya.

Pemerintah menyadari bahwa SDM yang berkualitas adalah fondasi penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menarik minat investor asing. Upaya ini tidak hanya dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan tetapi juga dengan menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan tenaga kerja.

Parjiono menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan pasar tenaga kerja.

"Kita harus melihat ini sebagai upaya kolektif. Semua pihak harus terlibat dalam meningkatkan kapasitas SDM Indonesia agar lebih siap menghadapi kebutuhan pasar global," katanya.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat lebih kompetitif dalam menarik investasi asing dan menciptakan lapangan kerja berkualitas bagi masyarakat. Pemerintah juga terus mengevaluasi kebijakan terkait ketenagakerjaan dan investasi untuk memastikan implementasinya berjalan efektif. (*)