Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

The Fed di Persimpangan Penurunan Suku Bunga

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 03 December 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
The Fed di Persimpangan Penurunan Suku Bunga

KABARBURSA.COM - Ada drama seru di dunia keuangan Amerika. Christopher Waller, anggota penting Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed), buka-bukaan di Universitas George Washington soal rencana lembaganya untuk menurunkan suku bunga. Dia bilang, “Saya condong mendukung penurunan suku bunga pada pertemuan Desember.”

Tapi ada syarat—kalau data inflasi sebelum itu menunjukkan kejutan buruk, rencananya bisa langsung dirombak.

Dilansir dari Apnews, Selasa, 3 Desember 2024, Waller cukup optimistis kalau inflasi bakal jinak, tapi dia juga realistis. Katanya, inflasi bisa saja “nyangkut di atas” target Fed yang cuma 2 persen. Kalau itu kejadian, Fed mungkin bakal mikir-mikir ulang buat turun tangan bulan ini.

Bukan cuma Waller, Raphael Bostic dari Fed Atlanta juga masih menggantung keputusan. Dia bilang, “Saya masih buka semua opsi.” Jadi, kalau kamu nunggu kepastian, sama seperti Waller, kita semua cuma bisa lihat data terbaru sambil makan popcorn.

Inflasi yang Bandel

Di 2022, inflasi sempat jadi “boss level” buat The Fed. Setelah kena puncak, inflasi mulai turun, dan Fed pun pelan-pelan nurunin suku bunga: setengah poin di September, seperempat poin di November. Tapi di Oktober, inflasi inti (tanpa makanan dan energi) malah naik lagi dari 2,7 persen jadi 2,8 persen. Tak heran, Waller bilang rasanya kayak MMA fighter. Dia merasa sudah “ngunci inflasi di choke hold,” tapi inflasi ini licin banget, selalu lolos.

Efek Trump dan Ekonomi yang Ngebut

Peningkatan inflasi nggak berdiri sendiri. Ada kabar kemenangan Donald Trump dengan rencana tarif impor besar-besaran dan deportasi massal. Dua faktor ini bisa bikin harga-harga melambung lagi. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi juga tak main-main, terutama belanja konsumen yang moncer di kuartal ketiga tahun ini.

[caption id="attachment_103769" align="alignnone" width="1134"] Anggota Dewan Gubernur The Federal Reserve Christopher Waller berpose pada 23 Mei 2022 di Washington. Foto: AP.[/caption]

Waller meyakinkan, meskipun suku bunga tinggi, memotong seperempat poin lagi tak bakal bikin inflasi balik liar. Katanya, “Potongan ini cuma bikin kita enggak nginjek rem sekeras sebelumnya.” Tapi dia juga tak mau gegabah. Kalau data ekonomi ternyata nggak sesuai ekspektasi The Fed, Waller siap menarik rem tangan dan mempertahankan suku bunga.

Intinya, penentuan suku bunga Fed bulan ini adalah cliffhanger yang layak masuk nominasi serial keuangan terbaik. Kita tinggal tunggu apakah data terbaru bikin The Fed lebih santai atau malah tambah tegang di oktagon melawan inflasi.

Tak Mau Buru-buru

Namun, meski ada sinyal optimisme dari beberapa pejabat seperti Waller, langkah Federal Reserve tidak serta-merta melaju tanpa rem. Risalah pertemuan terakhir Fed pada 6-7 November justru menunjukkan pendekatan yang lebih hati-hati. The Fed menegaskan pemangkasan suku bunga harus dilakukan dengan penuh perhitungan di tengah inflasi yang masih membandel.

Dilansir dari Apnews, Risalah pertemuan mencatat meskipun inflasi terus menurun menuju target dua persen, pejabat Fed menilai pemangkasan suku bunga sebaiknya dilakukan secara bertahap.

Menurut CME Fedwatch, peluang pemangkasan seperempat poin pada pertemuan mendatang hampir seimbang, dengan sebagian besar ekonom memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini. Namun, setelah itu, Fed diperkirakan akan menahan diri dari pemangkasan lebih lanjut pada pertemuan berikutnya.

Kepala Ekonom di Nationwide, Kathy Bostjancic, memprediksi Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin bulan depan, menjadi sekitar 4,3 persen. Namun, ia menambahkan, Fed kemungkinan akan “berhenti sementara” pada awal tahun depan untuk mengevaluasi kebijakan di bawah pemerintahan Trump yang kedua, serta kondisi ekonomi dan inflasi saat ini.

Pada September, Fed mengindikasikan rencana untuk memangkas suku bunga hingga empat kali pada tahun depan. Namun, sejak itu, ekspektasi pelaku pasar dan ekonom terhadap pemangkasan lebih banyak menurun. Ekonomi Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan yang solid, tetapi inflasi masih sulit turun ke target Fed, dan proposal kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, seperti tarif yang lebih tinggi, berpotensi mendorong inflasi lebih jauh.

Inflasi Masih Jadi Fokus

Inflasi menurun menjadi 2,1 persen pada September, jauh dari puncaknya 7 persen pada pertengahan 2022. Penurunan ini mendorong kepercayaan Fed untuk menurunkan suku bunga acuan hingga setengah poin pada bulan tersebut.

Namun, inflasi inti—yang tidak memasukkan kategori makanan dan energi—masih tinggi. Harga inti naik 2,7 persen secara tahunan pada September, dan diperkirakan naik lagi menjadi 2,8 persen pada laporan inflasi terbaru yang akan dirilis Rabu.

Sebagian besar pejabat Fed pada pertemuan bulan lalu optimistis inflasi terus bergerak mendekati target. Namun, risalah mencatat inflasi tetap “cukup tinggi,” dan beberapa pejabat mengingatkan proses normalisasi inflasi mungkin membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya.(*)