Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kemenperin Dorong Hilirisasi Kabel Indonesia di Ajang Internasional

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 27 November 2024 | Penulis: Dian Finka | Editor: Redaksi
Kemenperin Dorong Hilirisasi Kabel Indonesia di Ajang Internasional

KABARBURSA.COM - Kementerian Perindustrian aktif mempromosikan kemampuan industri dalam negeri di ajang internasional untuk memperluas akses pasar, membuka peluang kerja sama, dan menarik investasi.

“Pameran ini merupakan ajang penting bagi Indonesia untuk mempromosikan industri wire dan kabel dalam negeri yang sudah memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi sehingga bisa membuka peluang akses pasar dan keterlibatan dalam rantai pasok global,” kata Direktur Industri Logam, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Rizky Aditya Wijaya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 27 November 2024.

Menurut Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel), industri kabel serat optik Indonesia sudah sepenuhnya mampu memproduksi berbagai jenis kabel, dari ukuran kecil hingga besar, baik untuk kebutuhan gedung, udara, bawah tanah, duct, maupun kabel laut (submarine cable).

Saat ini, kapasitas produksi kabel serat optik nasional mencapai 15 juta ScKm, dengan seluruh proses produksi, termasuk pewarnaan, tubing, stranding, armoring, dan jacketing, sudah sepenuhnya dilakukan di dalam negeri.

Rizky menjelaskan bahwa industri kabel, sebagai produk hilir tembaga, perlu terus dikembangkan untuk mendukung hilirisasi tembaga. Ini sejalan dengan visi Pemerintah Presiden Prabowo Subianto, yang fokus pada peningkatan nilai tambah dalam negeri melalui hilirisasi dan industrialisasi.

“Produk kabel merupakan pendukung dari berbagai infrastruktur bangunan dan komunikasi, seperti gedung, perumahan, fasilitas ketenagalistrikan, dan konektivitas internet. Apalagi, keamanan listrik dan kelancaran komunikasi sangat ditentukan juga pada kualitas kabel yang digunakan,” paparnya.

Rizky menyatakan bahwa partisipasi Indonesia dalam Wire & Cable Show Vietnam 2024 adalah hasil kerja sama antara Kemenperin RI dan KBRI Hanoi. Kemenperin mengapresiasi dukungan KBRI Hanoi dalam mewujudkan Paviliun Indonesia di acara tersebut.

“Partisipasi Indonesia pada Wire and Cable Show Vietnam 2024 diharapkan mampu memperluas akses pasar industri kabel khususnya di wilayah Asia Tenggara, serta dapat meningkatkan kontribusi pertumbuhan ekspor sektor industri logam,” imbuhnya.

Menarik investasi Kabel

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL) Noval Jamalullail turut menyampaikan apresiasi terhadap keikutsertaan Delegasi Indonesia di ajang Wire and Cable Show Vietnam 2024.

”Kami mewakili industri kabel dan wire Indonesia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kemenperin, khususnya Direktorat Industri Logam ILMATE dalam rangka mendukung serta memfasilitasi booth di Paviliun Indonesia pada Pameran di Vietnam ini,” ungkapnya.

Noval menjelaskan bahwa Vietnam Wire and Cable Show 2024 adalah ajang bergengsi bagi industri kabel, menampilkan beragam produk wire, kabel, mesin, dan peralatan dari negara-negara besar seperti Korea, China, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam, dengan peserta exhibitor yang lengkap dari berbagai sektor.

“Selain itu lokasi pameran di Vietnam sangat baik dan bagus, karena Vietnam sebagai negara berkembang dengan populasi yang cukup besar lebih dari 100 juta orang menjadikan prospek market yang bagus dan menarik. Semoga pameran ini membawa manfaat dan memenuhi target para exhibitor dan pengunjung yang hadir,” tutupnya.

Alokasi Beli Produk Dalam Negeri

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan bahwa kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan industri alat kesehatan nasional. Kebijakan ini mewajibkan lembaga pemerintah mengalokasikan 40 persen dari anggarannya untuk membeli produk dalam negeri.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin, Putu Juli Ardika menekankan bahwa setiap anggaran yang dialokasikan untuk produk alat kesehatan lokal berdampak positif secara berkelanjutan (multiplier effect) terhadap pertumbuhan PDB nasional.

“Ini menjadi alasan utama mengapa kita harus terus mendorong penggunaan produk alat kesehatan buatan dalam negeri. Langkah ini tidak hanya memperkuat sektor industri, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian secara lebih luas,” ujar Putu. Seperti keterangannya di Jakarta, Rabu 21 Agustus 2024.

Ia menambahkan, dengan pemberdayaan P3DN, pasar domestik diharapkan dapat menjadi fondasi dasar (base load) yang mendorong pengembangan ekosistem dan kemandirian industri alat kesehatan nasional. Produk impor hanya akan menjadi opsi terakhir jika kebutuhan alat kesehatan tidak bisa dipenuhi oleh produsen lokal.

“Jika produk tersebut merupakan barang wajib, maka yang boleh dibeli adalah produk dalam negeri dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 25 persen,” jelas Putu.

Sebagai Ketua Harian Tim Nasional P3DN, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita terus mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta BUMN untuk memaksimalkan anggaran pembelian produk dalam negeri secara efisien dan berkualitas.

Pada acara Business Matching yang digelar Maret 2024 lalu di Bali, Kemenperin mempertemukan pelaku industri dalam negeri dengan pemilik anggaran yang menjadi pengguna produk lokal. Komitmen pembelian produk dalam negeri untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah tercatat mencapai Rp1.428,25 triliun, angka yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai sekitar Rp1.157,47 triliun.(*)