KABARBURSA.COM - Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) memulai pembangunan Integrated Command and Control Center (ICCC), pusat komando yang akan menjadi bagian penting dari konsep kota cerdas di IKN. Proyek ini dilakukan bekerja sama dengan Under Secretary of Commerce Amerika Serikat dan didanai melalui hibah senilai USD7,6 juta atau sekitar Rp152 miliar dari United States Trade and Development Agency (USTDA).
Pembangunan tahap kedua ICCC ini menjadi proyek percontohan teknologi yang melibatkan delapan perusahaan global asal Amerika Serikat, yaitu Amazon Web Services, Autodesk, Cisco, Esri, IBM, Honeywell, MMCG, dan Motorola. Mereka akan mengimplementasikan berbagai inovasi teknologi untuk mendukung pembangunan kota cerdas di IKN.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, menyatakan bahwa proyek ICCC ini diharapkan dapat mendorong penguasaan teknologi dan pengetahuan dalam pengembangan kota cerdas.
"Sebagai kota global, kami beraspirasi untuk menarik partisipasi internasional dalam pembangunan IKN," kata Mohammed Ali dalam keterangan resminya, Sabtu 23 November 2024.
Under Secretary of Commerce for International Trade Amerika Serikat, Marisa Lago, mengungkapkan bahwa dukungan ini mencerminkan komitmen pemerintah AS dalam memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia sekaligus mendukung pembangunan IKN.
"Dukungan untuk proyek ini merupakan hibah terbesar USTDA, baik dari segi nilai maupun jumlah partisipan perusahaan. Nusantara bukan hanya sebuah ibu kota, tetapi juga simbol pertumbuhan dan keberlanjutan di Indonesia," ujar Lago.
Sebagai informasi, USTDA adalah lembaga independen milik pemerintah Amerika Serikat yang bertujuan mendukung pembangunan ekonomi negara berkembang sekaligus mempromosikan kepentingan komersial Amerika Serikat.
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, memastikan bahwa proses groundbreaking investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan tetap berlanjut di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.
Menurut Basuki, sejumlah perusahaan telah siap merealisasikan investasinya di IKN dalam waktu dekat. Namun, proses tersebut masih tertunda karena menunggu persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto yang saat ini sedang melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.
“Seharusnya kemarin sudah ada beberapa yang siap melakukan groundbreaking lagi, tetapi belum bisa. Saya harus melapor dulu kepada Pak Presiden,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Senin, 18 November 2024.
Meskipun demikian, Basuki belum dapat memastikan waktu pasti pelaksanaan groundbreaking lanjutan untuk investasi di IKN. Hingga akhir 2024, Badan Otorita IKN menargetkan investasi yang masuk ke IKN mencapai Rp100 triliun. Dari jumlah tersebut, realisasi investasi hingga pertengahan Oktober 2024 telah mencapai Rp58 triliun.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Sarana dan Prasarana OIKN, Danis H. Sumadilaga, mengisyaratkan bahwa groundbreaking investasi IKN pertama di era Prabowo akan dilaksanakan tahun ini. Saat ini, proses tersebut sedang dalam tahap persiapan.
“Iya, [groundbreaking investasi IKN pertama di era Prabowo] sedang kami siapkan,” ujar Danis saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Rabu, 30 Oktober 2024.
Meski begitu, Danis belum merinci sektor investasi yang akan menjadi prioritas dalam groundbreaking tersebut. Namun, ia memastikan bahwa sektor-sektor yang akan digarap akan beragam, seperti pada investasi sebelumnya.
“Saya kira masih bisa dilakukan [tahun ini], sudah ada yang siap,” tegasnya.
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengisyaratkan bahwa peletakan batu pertama investasi di era Presiden Prabowo Subianto akan dilakukan tahun ini. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Sarana dan Prasarana OIKN, Danis H. Sumadilaga. Danis menyebutkan bahwa persiapan untuk groundbreaking investasi tersebut sedang berlangsung.
“Iya sedang kita siapkan. Menurut perkiraan saya, kemungkinan besar tetap akan ada tahun ini,” ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, dikutip Rabu 30 Oktober 2024. Namun, Danis belum merinci sektor investasi IKN yang akan diluncurkan pertama kali di era Prabowo. Dia hanya memastikan bahwa investasi akan mencakup berbagai sektor, seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaannya ada tahun ini, sektor-sektornya beragam,” tegasnya.
Sebagai informasi, groundbreaking investasi IKN terakhir digelar pada 25 September 2024, yang juga menjadi acara terakhir yang dipimpin oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Berdasarkan catatan Kabarbursa.com, Sejumlah investor asal China, Rusia, dan Australia curi start investasi sejumlah proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ketiga negara tersebut bahkan telah melakukan groundbreaking sejumlah usaha, seperti Delonix Group (perusahaan properti asal China), Magnum Investment yang bekerja sama dengan investor Rusia, serta Australian Independent School. Tidak hanya ketiga negara tersebut, Singapura juga telah masuk dengan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Diketahui, investasi untuk membangun pembangkit listrik berkapasitas 50 MegaWatt itu senilai USD70 juta atau setara dengan Rp1 triliun. Proyek PLTS ini ditargetkan beroperasi di akhir Desember nanti.
“Pemerintah terus proaktif menawarkan proyek IKN ke investor asing. Seperti saat ini, saya baru saja menandatangani investasi di bidang pendidikan dari Raffles Education Center (Singapura). Mereka berniat untuk membuka sekolah di IKN,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, usai acara Anugerah Layanan Investasi (ALI) 2024 di Hotel Mulia, Jakarta, Senin, 30 September.
“Pada kesempatan itu ia menyebut bahwa ekosisten dan penunjang IKN sudah mulai terbentuk. Ke depannya, IKN akan dilengkapi dengan bandara yang sudah diujicoba langsung oleh Presiden Joko Widodo, beberapa hari lalu.
“Jadi alhamdulilah, sekolah, rumah sakit, mal, hotel, restoran, ekosistem bioskop, sudah mulai masuk dan sudah groundbreaking. Jadi, ekosistem di IKN sudah mulai terbentuk. Airport IKN kemungkinan akan mulai berjalan sebulan ke depan,” ujar Rosan.
Menanggapi kerja sama PLN, saat ini telah bersinergi dengan anak perusahaan PLN Nusantara Power dan PT Nusantara Sembcorp Solar Energi (NSSE), yang merupakan joint venture company milik PLN Nusantara Renewables dengan SembCorp Utilities Pte. Ltd. Masing-masing membangun pembangkit listrik berkapasitas 10 MW dan 40 MW. (*)