Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pemerintah Perkuat Kerja Sama Kelautan dan Perikanan dengan Singapura

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 23 November 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Pemerintah Perkuat Kerja Sama Kelautan dan Perikanan dengan Singapura

KABARBURSA.COM - Pemerintah, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pererat kerja sama di sektor kelautan dan perikanan dengan Singapura. Adapun kerja sama yang dijalin berkaitan dengan pelaksanaan program ekonomi biru.

Langkah itu lahir dalam pertemuan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dengan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, di Kantor KKP, Jumat 22 November 2024 kemarin. Trenggono mengaku serius menjalankan lima program utama ekonomi biru.

“Kami sangat serius menjalankan lima program ekonomi biru, dan Pak Dubes Singapura sepenuhnya akan berkolaborasi dengan Indonesia di berbagai bidang,” kata Trenggono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 23 November 2024.

Di sektor perikanan, kata Trenggono, KKP telah mengembangkan modeling penangkapan ikan terukur di perairan Timur Indonesia. KKP juga membangun modeling budi daya berkelanjutan untuk komoditas unggulan ekspor, yakni udang, rumput laut, tilapia, dan lobster.

Ia menilai, pengembangan budi daya perikanan sangat potensial dikerja samakan dengan Singapura. Selain memiliki program modeling udang, rumput laut, dan tilapia, pihaknya akan merevitalisasi belasan ribu hektare tambak idle di sepanjang pantai utara Jawa pada tahun depan.

Trenggoni juga mengaku, KKP tengah merevitalisasi tambak idle yang akan digunakan untuk pengembangan budi daya tilapia, yang memiliki daya serap tinggi di pasar global. Adapun nilai pasar tilapia dunia diperkirakan mencapai USD14,46 miliar pada tahun 2024 dan diperkirakan tumbuh USD23,02 pada tahun 2034. “Saya pikir kalau kita berkolaborasi kita bisa menjadi juara sektor perikanan,” ungkapnya.

Sedangkan di bidang kelautan, KKP melakukan penataan ruang laut dan wilayah pesisir untuk menjaga keberlanjutan ekologi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara. Di antaranya dengan memperluas kawasan konservasi, merehabilitasi terumbu karang, melakukan transformasi penataan kabel dan pipa bawah laut, hingga aksi membersihkan sampah plastik di laut.

Selama ini Indonesia dan Singapura memiliki keterkaitan di bidang perikanan. Singapura tercatat sebagai pasar produk perikanan Indonesia, dengan nilai ekspor mencapai USD 113,4 juta pada tahun 2023. Adapun komoditas utama ekspor di antaranya udang, rajungan kepiting, kerapu, hingga kakap merah.

Dalam kesempatan yang sama, Kwok Fook Seng menegaskan kesiapan Singapura untuk mendukung program ekonomi biru yang digagas KKP untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjaga keberlanjutan ekologi. Ia mengaku, pemerintah Singapura pun akan menindaklanjuti potensi kerja sama ekonomi biru tersebut.

“Kami tadi berdiskusi mengenai program prioritas KKP dan bagaimana Singapura bisa mendukung, di antaranya di bidang budi daya, kawasan konservasi, kegiatan bersama dalam menanggulangi sampah plastik di laut. Jadi menurut saya ini adalah ide yang cemerlang,” ungkapnya.

Kinerja Perikanan RI

KKP mencatat jumlah produksi hasil perikanan hingga Oktober 2024 sebanyak 10,24 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk rumput laut sebanyak 8,02 juta ton. Hal ini disampaikan Trenggono dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Rabu, 21 November 2024, kemarin.

“Produksi perikanan dan rumput laut mencapai 18,26 juta ton yan terdiri atas produksi ikan hasil tangkap sebesar 5,36 juta ton, ikan hasil budi daya sebesar 4,88 juta ton dan rumput laut sebesar 8,02 juta ton,” kata Trenggono dalam paparannya.

Sejalan dengan itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor kelautan dan perikanan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Hingga Oktober 2024 penerimaan mencapai angka Rp1,76 triliun, lebih tinggi dibanding penerimaan sepanjang tahun lalu Rp1,69 triliun.

Kemudian nilai ekspor hasil perikanan sampai September 2024 tercatat mencapai USD4,23 miliar dollar atau naik 3,1 persen dibanding periode serupa di tahun lalu. Nilai tersebut menempatkan neraca perdangan perikanan surplus hingga USD3,87 miliar.

Trenggono menuturkan, capaian-capaian tersebut masih bisa ditingkatkan mengingat masih adanya sisa waktu di tahun 2024. Di sis lain, KKP terus menyokong produktivitas pelaku utama sektor kelautan dan perikanan, diantaranya melalui penyaluran berbagai bantuan pemerintah, bantuan pinjaman modal, hingga pendampingan langsung oleh para penyuluh perikanan di lapangan.

“Sementara realisasi anggaran KKP sampai dengan 15 November 2024 ditambah dengan outstanding kontrak telah mencapai 80,23 persen atau sebesar Rp5,36 triliun dari pagu efektif sebesar Rp6,68 triliun,” terangnya.

Dalam rapat kerja tersebut, Menteri Trenggono turut mengungkapkan harapan penambahan anggaran tahun 2025 sebesar Rp7,65 triliun, dari pagu yang disiapkan Kementerian Keuangan untuk KKP sebesar Rp6,22 triliun. Anggaran tersebut akan dipakai untuk pelaksanaan program ekonomi biru dan melaksanakan program-program prioritas nasional.

“Kami sangat optimis bahwa sektor kelautan dan perikanan yang dikelola secara berkelanjutan berbasis ekonomi biru yang menempatkan ekologi sebagai panglima dapat menjadi motor penggerak dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, meningkatkan kontribusi perekonomian bangsa, mendukung penciptaan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan,” tutupnya.(*)