Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kondisi Geopolitik Pengaruhi Iklim Investasi di Indonesia

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 21 November 2024 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Redaksi
Kondisi Geopolitik Pengaruhi Iklim Investasi di Indonesia

KABARBURSA.COM - Kondisi politik dan ekonomi global saat ini memengaruhi investor untuk berinvestasi di Indonesia.

Meski begitu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) tetap optimis Indonesia memiliki prospek positif, dengan sektor-sektor strategis yang terus menunjukkan perkembang signifikan.

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Kadin, Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, meski munculnya berbagai tantangan global, Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan investasi yang menggembirakan.

“Indonesia tetap menunjukkan prospek yang positif dengan pertumbuhan investasi yang terus berkembang,” kata Yukki kepada Kabar Bursa, Rabu, 20 Oktober 2024.

Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang Triwulan III-2024, Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi sebesar Rp431,48 triliun, atau meningkat 15,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun sektor hilirisasi menyumbang sebesar Rp91,51 triliun atau 21,2 persen dari total realisasi triwulan tersebut.

Angka realisasi tersebut berkontribusi pada pemenuhan 26,15 persen dari total target investasi tahun 2024.

Sementara, realisasi investasi pada Semester I-2024 tercatat mengalami kenaikan hingga 22,3 persen, dengan sektor manufaktur dan hilirisasi menjadi kontributor utama.

Selain itu, sektor industri logam dasar, transportasi, dan kawasan industri juga masih menarik minat investor, dengan proyek-proyek besar seperti pembangunan pabrik katoda dan ekosistem baterai yang sedang berlangsung.

Yukki menegaskan, Kadin turut berperan aktif dalam menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.

Katanya, sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin memfasilitasi konektivitas antara pelaku usaha, pemerintah, dan mitra internasional untuk memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi pilihan utama bagi investasi asing.

Salah satu langkah konkret yang dilakukan Kadin adalah pengembangan White Paper Arah/Strategi Kebijakan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2024-2029.

“Langkah konkret kami juga meliputi pengembangan White Paper Arah/Strategi Kebijakan Pembangunan Ekonomi tahun 2024-2029 yang berisi masukan strategis termasuk untuk menarik investasi,” tuturnya.

Kunjungan Prabowo Ke Luar Negeri Tingkatkan Investasi

Lalu, Yukki Nugrahawan mengomentari soal kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke beberapa negara. Menurut dia, kunjungan tersebut merupakan langkah yang tepat untuk menarik kembali investasi asing ke Indonesia yang sempat terhambat akibat ketidakpastian ekonomi global.

“Mengenai kunjungan bapak Presiden Prabowo Subianto ke beberapa negara, kami mengapresiasi dan sangat mendukung langkah itu,” ujar Yukki.

Diharapkan, melalui upaya diplomasi tersebut, Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan dianggap oleh dunia internasional sebagai tempat berinvestasi yang kondusif.

Lanjutnya, dengan bersinerginya pemerintah dengan sektor swasta dan mitra internasional, dia yakin Indonesia akan semakin kuat dalam menghadapi tantangan global dan terus menunjukkan prospek ekonomi yang positif, bahkan di tengah ketidakpastian dunia.

“Kami siap mendukung upaya ini dengan memastikan bahwa sektor swasta siap menyambut peluang baru yang muncul dari kunjungan bapak Presiden tersebut,” pungkasnya.

Media Harus Objektif Dukung Iklim Investasi

Sementara itu, Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Pers, Dewan Pers, Atmaji Sapto Anggoro mengatakan, media memiliki peran dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap dunia investaso.

Oleh karena itu, Atmaji menyebut, kredibilitas media diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang sehat dan terus tumbuh.

“Setiap situasi, baik politik maupun sosial dan ekonomi, memiliki dampak terhadap investasi. Kepastian hukum juga sangat mempengaruhi investasi. Maka, media perlu menghubungkan hal-hal tersebut karena sangat korelatif,” kata Sapto saat diwawancara secara eksklusif oleh Kabar Bursa, Rabu, 20 November 2024.

Dia pun berpesan, agar media mampu menjadi penghubung yang relevan antara berbagai aspek tesebut, khususnya investasi.

Mengenai panduan khusus dari Dewan Pers untuk pemberitaan, ia menjelaskan bahwa meskipun tidak ada panduan spesifik, prinsip-prinsip tersebut telah tercakup secara tidak langsung dalam Kode Etik Jurnalistik (KEJ).

Menurutnya, salah satu norma penting adalah larangan bagi wartawan untuk terlibat sebagai pemain saham. Hal ini bertujuan untuk menghindari konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi pasar secara tidak sehat.

Saham Investasi

Ada alasan penting seorang wartawan sebaiknya tidak menjadi pemain saham, karena dikhawatirkan opini publik yang dibangun oleh wartawan atau media bisa mempengaruhi pasar tanpa fakta riil, yang sering disebut sebagai ‘gorengan saham’,” tambahnya.

Selain menjaga objektivitas, media juga berperan penting dalam meningkatkan literasi investasi masyarakat. Dengan semakin banyaknya aplikasi investasi yang memudahkan masyarakat, baik dalam skala besar maupun kecil, informasi yang akurat dan edukatif menjadi kebutuhan mendesak.

“Investasi sekarang sudah sangat ‘techie’ dengan berbagai aplikasi yang memudahkan orang untuk berinvestasi. Penting bagi media untuk memberikan pemahaman bahwa investasi bukan hanya soal keuntungan materi, tetapi juga investasi masa depan, kesehatan, dan kebahagiaan,” tuturnya.

Dalam konteks ini, media seperti Kabar Bursa, diharapkan mampu menyajikan berita investasi yang tidak hanya informatif, tetapi juga edukatif. Dengan begitu, masyarakat dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan terhindar dari informasi yang menyesatkan. (*)