KABARBURSA.COM - Presiden Prabowo Subianto menyatakan dirinya hanya membutuhkan waktu tiga tahun saja untuk mengatasi masalah kekurangan pangan di Indonesia.
Dia menyatakan itu dalam sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil, Senin, 18 November 2024.
Dalam pidatonya, Prabowo juga menegaskan bahwa Indonesia berencana mencapai swasembada pangan dalam empat tahun ke depan, dengan tujuan lebih besar yaitu memberikan kontribusi global dalam penanggulangan kemiskinan dan kelaparan di seluruh dunia dalam waktu lima tahun.
“Saya berencana mengatasi kekurangan pangan dalam tiga tahun. Kita akan mencapai swasembada dalam empat tahun,” kata Prabowo seperti yang dikutip dari channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 19 November 2024.
"Dan dalam lima tahun, kita yakin dapat berkontribusi dalam aliansi global melawan kemiskinan dan kelaparan,” sambung Prabowo dengan tegas.
Pernyataan Presiden Prabowo ini menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan domestik sambil berperan aktif dalam mengatasi masalah kemiskinan dan kelaparan yang menjadi perhatian global.
Indonesia, menurut Prabowo, berkomitmen untuk berperan dalam solusi jangka panjang terhadap tantangan pangan yang dihadapi dunia.
Pada sesi pertama Konferensi Tingat Tinggi (KTT) G20 di Brasil, tema utama yang diangkat adalah “Memerangi Kelaparan dan Kemiskinan” atau “Combating Hunger and Poverty”.
Selain Presiden Prabowo Subianto, para pemimpin negara lainnya, di antaranya Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol, turut menyampaikan pandangan mereka mengenai isu tersebut.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya stabilitas geopolitik dalam mendukung pencapaian tujuan-tujuan ekonomi global, termasuk mengatasi kelaparan dan kemiskinan.
Ia menekankan bahwa tantangan ekonomi dunia tidak dapat dipisahkan dari persoalan geopolitik, dan dengan tegas menyerukan negara-negara anggota G20 untuk bekerja sama mengatasi krisis yang tengah berlangsung, seperti konflik di Gaza dan Ukraina.
“Jangan ragu untuk bergerak maju dan mendesak para peserta di kawasan untuk mencapai gencatan senjata ini. Bagi kami, ini penting untuk mencapai perdamaian dan stabilitas. Hanya dengan perdamaian dan stabilitas kita dapat mengatasi kemiskinan dan kelaparan,” ucap Prabowo.
Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) RI ini menekankan, tanpa adanya stabilitas, upaya untuk menanggulangi masalah kelaparan dan kemiskinan akan sangat terbatas.
Selain menghadiri KTT G20, Presiden Prabowo Subianto juga memanfaatkan kesempatan selama di Brasil untuk menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyampaikan apresiasi atas minat sejumlah perusahaan dan pengusaha dari India yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Meskipun demikian, Prabowo tidak mengungkapkan detail lebih lanjut mengenai sektor atau perusahaan spesifik yang berminat berinvestasi.
Investasi asing, termasuk dari India, dipandang sebagai salah satu langkah penting untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia, terutama dalam meningkatkan ketahanan pangan dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.
Kunjungan ini menunjukkan adanya upaya Indonesia untuk menjalin kerjasama yang lebih erat dengan negara-negara besar guna mempercepat pencapaian target-target ekonomi nasional.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bahwa Indonesia menargetkan swasembada pangan pada tahun 2028. Zulhas menyebutkan, paling tidak Indonesia harus bisa mencapai swasembada beras dan jagung dalam lima tahun mendatang.
“Pak Presiden itu berkali-kali menyampaikan agar kita bisa swasembada pangan. 2028 kita harus bekerja keras agar swasembada pangan, paling tidak beras dan jagung, bisa tercapai,” ungkap Zulkifli Hasan usai meninjau gudang beras milik Perum Bulog di Jakarta pada awal November 2024.
Pencapaian swasembada pangan, khususnya untuk beras dan jagung, merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Untuk itu, Kementerian Koordinator Bidang Pangan bersama kementerian dan lembaga terkait telah menyusun berbagai strategi guna mencapai target tersebut. Salah satunya adalah melalui upaya ekstensifikasi dan intensifikasi lahan yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
Ekstensifikasi lahan bertujuan untuk memperluas area pertanian, sedangkan intensifikasi lahan lebih fokus pada peningkatan produktivitas pertanian di lahan yang sudah ada. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan domestik, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor pangan yang selama ini menjadi masalah. (*)