Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kinerja Saham ASII di Tengah Ancaman Mobil Listrik BYD M6

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 02 August 2024 | Penulis: Citra Dara Vresti Trisna | Editor: Redaksi
Kinerja Saham ASII di Tengah Ancaman Mobil Listrik BYD M6

KABARBURSA.COM – Lini bisnis PT Astra International Tbk diprediksi mendapat ancaman serius dari hadirnya serbuan mobil listrik murah BYD M6 yang baru dirilis di ajang Gaikindo Indonesia Internasional (GIIAS) 2024.

Kehadiran mobil listrik ini langsung mendapat sambutan luar biasa dari pengunjung. Hal ini terbukti dari tingginya antusiasme pengunjung yang ingin menjajal mobil listrik murah ini. Selama 10 hari pameran, BYD mencatatkan lebih dari 2.181 permintaan test drive dan membuat mobil listrik ini menyabet penghargaan “most driven car”.

Mobil ini dijual dengan harga Rp379 juta untuk varian standard dan Rp429 juta untuk varian tertingginya. Harga tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga Kijang Innova Zenix yang saat ini menjadi market leader di segmen kendaraan hybrid.

Senior Analyst Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai serbuan mobil listrik China tidak akan mengganggu performa ASII karena memiliki banyak line-up mobil hybrid.

“Sebenarnya bergantung dari ASII karena setahu saya ASII juga memiliki brand hybrid yang memang sudah sangat mumpuni di market dan bukan hanya Toyota saja, tapi BMW juga mengeluarkan varian baru,” kata Nafan kepada Kabar Bursa, Kamis, 1 Agustus 2024.

Menurutnya, merek-merek lainnya akan segera menghadirkan mobil hybrid yang memiliki beragam inovasi terbaru seiring dengan peningkatan penetrasi pasar dan literasi pasar di segmen hybrid atau EV di tanah air sembari menantikan pembangunan infrastruktur yang mendukung mobil listrik untuk terus berkembang.

Selain menunggu pembangunan infrastruktur, lanjut dia, kemudahan peraturan pemerintah seperti pemberian insentif akan dapat membuat kendaraan hybrid dan EV berkembang.

Sementara itu, Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono menilai serbuan mobil listrik dan hybrid China tidak akan menggoyang ASII. Menurutnya, Astra adalah pemain tradisional yang terpercayadi Indonesia.

“Jika menilai secara operasional bisnis, ASII memiliki beberapa segmen bisnis yang beragam, tidak hanya otomotif. Kompetitif memang tapi bukan berarti ASII tidak lagi potensial. Anjloknya ASII membuatnya keluar dari top ten sejak 12 Juli 2024,” kata Wahyu ketika dihubungi Kabar Bursa, Kamis, 1 Agustus 2024.

Wahyu menuturkan, meski ASII sempat menurun secara signifikan karena terpangkas sebesar 20 persen sejak awal tahun tapi saham ASII justru potensial bagi investor jangka menengah-panjang.

“Kinerja masih menjanjikan Jika ekonomi makin mantap dan daya beli naik, Astra otomotif dan lini bisnis lainnya termasuk anak usaha ASII, yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR) masih potensial memberikan kinerja mantap di masa mendatang,” ujarnya.

Kinerja Saham ASII

Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) pada tahun 2024 menunjukkan beberapa perubahan signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada kuartal pertama tahun 2024, ASII mencatatkan pendapatan sebesar Rp7,464 miliar, turun dari Rp8,719 miliar pada kuartal pertama tahun 2023. Sedangkan pada kuartal kedua tahun 2024 menunjukkan pendapatan sebesar Rp8,392 miliar, sedikit menurun dari Rp8,730 miliar pada kuartal kedua tahun 2023.

Sedangkan untuk pertumbuhan earning per share (EPS) ASII secara kuartal yoy turun sebesar 3,87 persen. Sedangkan EPS dari awal tahun hingga saat ini turun 9,13 persen. Namun, EPS tahunan tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sama dengan laba bersih, yaitu sebesar 16,91 persen.

Pendapatan tahunan ASII diproyeksikan sebesar Rp31,712 miliar, turun dari Rp33,839 miliar pada tahun 2023. Untuk periode Trailing Twelve Months (TTM) yang berakhir pada kuartal kedua tahun 2024, ASII mencatat pendapatan sebesar Rp32,246 miliar, turun dari Rp33,839 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

Pendapatan secara kuartal year on year (yoy) mengalami penurunan sebesar 0,82 persen. Namun pendapatan tahunan (yoy) meningkat sebesar 5,04 persen. Sedangkan pertumbuhan laba bersih secara kuartal yoy turun sebesar 3,87 persen dan laba bersihnya turun tajam, yaitu sebesar 9,13 persen. Meskipun demikian, laba bersih tahunan tahun ke tahun melonjak signifikan sebesar 16,91 persen.

Sedangkan untuk kinerja saham dan kapitalisasi pasar ASII saat ini tercatat sebanyak Rp190,273 miliar dan jumlah saham yang beredar adalah 40,48 miliar lembar saham. Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan dalam berbagai periode.

Dalam satu minggu terakhir, harga saham ASII naik sebesar 5,57 persen. Selama satu tahun terakhir, harga saham ASII naik sebesar 2,60 persen. Namun, dalam periode tiga bulan terakhir, harga saham turun sebesar 7,96 persen.

Penurunan juga terjadi dalam enam bulan terakhir dengan penurunan sebesar 7,51 persen. Dalam satu tahun terakhir, harga saham ASII turun drastis sebesar 31,05 persen. Untuk periode tiga tahun, harga saham hanya naik sedikit sebesar 0,42 persen. Sedangkan untuk lima tahun terakhir, harga saham turun signifikan sebesar 32,53 persen.

Kemudian untuk pengembalian harga saham dari awal tahun hingga saat ini juga menunjukkan penurunan sebesar 16,11 persen. Harga tertinggi saham ASII dalam 52 minggu terakhir tercatat sebesar Rp6.900,00 dan harga terendahnya mencapai Rp4.290,00. (*)