KABARBURSA.COM - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari Selasa (9 Juli 2024) dibayangi potensi koreksi. Para analis memprediksi IHSG akan menguji rentang koreksi 6.987-7.139, setelah mengalami pelemahan tipis pada hari sebelumnya.
Herditya Wicaksana, Analis PT MNC Sekuritas, menjelaskan bahwa IHSG saat ini berada di awal wave 2 dari wave (3), sehingga peluang koreksi masih terbuka. Ia memperkirakan IHSG akan menembus level support 7.099 dan 6.945, serta level resistance 7.282 dan 7.356 pada Selasa 9 Juli 2024.
Sementara itu, riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menunjukkan bahwa IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support di 7.160 dan level resistance di 7.290. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, minimnya sentimen di pasar menjadi faktor utama, namun volatilitas masih akan tinggi.
Meskipun pasar berpotensi koreksi, para analis tetap memberikan rekomendasi saham untuk hari ini. PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebagai pilihan investasi.
Di sisi lain, Herditya Wicaksana merekomendasikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).
Kinerja ASII
Saham PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penurunan laba bersih pada kuartal I 2024 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini dipicu oleh pelemahan di sektor otomotif dan pertambangan akibat kondisi ekonomi global yang lesu dan penurunan harga batubara.
Penurunan Laba Bersih Kuartal I 2024:
- Laba bersih ASII turun 14,3 persen menjadi Rp 7,46 triliun dibandingkan Rp 8,71 triliun pada kuartal I 2023.
- Pendapatan bersih ASII juga mengalami penurunan 2,1 persen menjadi Rp 81,2 triliun.
- Penurunan ini terutama disebabkan oleh sektor otomotif, yang mengalami penurunan penjualan sebesar 5 persen.
- Penjualan mobil ASII turun 4 persen menjadi 173.000 unit, sedangkan penjualan sepeda motor turun 7 persen menjadi 1,5 juta unit.
- Penurunan di sektor pertambangan juga berkontribusi terhadap penurunan laba bersih ASII, dengan volume penjualan batubara yang turun 14 persen.
- Analis tetap optimis terhadap kinerja ASII di sisa tahun 2024, dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sebesar 10-15 persen.
- Optimisme ini didasari oleh beberapa faktor, seperti:
- Pemulihan ekonomi global yang diprediksi terjadi di paruh kedua 2024.
- Peningkatan permintaan batubara seiring dengan beralihnya beberapa negara dari gas alam ke batubara.
- Peluncuran produk baru dan ekspansi bisnis ASII di sektor-sektor yang menjanjikan.
- ASII juga diuntungkan oleh posisinya sebagai konglomerat terbesar di Indonesia, dengan diversifikasi bisnis yang luas di berbagai sektor, seperti otomotif, pertambangan, keuangan, dan infrastruktur.
Rekomendasi Analis:
- Mayoritas analis merekomendasikan "beli" atau "hold" untuk saham ASII, dengan target harga berkisar antara Rp 8.500 hingga Rp 9.500 per saham.
- Analis menyarankan investor untuk mencermati kinerja ASII di sisa tahun 2024, terutama di tengah pemulihan ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas.
Di tengah gejolak pasar saham yang diwarnai potensi koreksi, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) justru menunjukkan performa yang cemerlang. Pada perdagangan Selasa (9 Juli 2024), saham ARTO melonjak 5,38 persen ke level Rp2.350, melampaui harga pembukaannya di Rp2.230. Kenaikan ini melanjutkan tren positif ARTO yang telah mencatatkan pertumbuhan impresif dalam beberapa waktu terakhir.
Pertumbuhan Laba yang Solid:
ARTO menorehkan kinerja keuangan yang gemilang di kuartal I 2024. Laba bersih Bank Jago melesat 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp21,71 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk:
- Peningkatan DPK (Dana Pihak Ketiga): DPK ARTO naik 74 persen menjadi Rp11,50 triliun dibandingkan periode November 2022. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap Bank Jago.
- Penyaluran Kredit yang Prudent: Penyaluran kredit ARTO tumbuh 25 persen menjadi Rp22,5 triliun, dengan fokus pada sektor UMKM dan konsumer.
- Pendapatan Berbasis Komisi dan Pendapatan Lain yang Melonjak: Pendapatan ini naik 109,88 persen menjadi Rp60,38 miliar, menunjukkan diversifikasi pendapatan bank yang semakin baik.
Rekomendasi Analis:
Mayoritas analis merekomendasikan "beli" atau "hold" untuk saham ARTO, dengan target harga berkisar antara Rp2.500 hingga Rp3.000 per saham.
Kinerja INCO
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menorehkan kinerja keuangan yang positif di tahun 2023. Laba bersih perusahaan melonjak 36,89 persen menjadi USD274,33 juta dibandingkan tahun 2022. Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk:
- Kenaikan Harga Nikel: Harga nikel dunia mengalami kenaikan signifikan di tahun 2023, terutama dipicu oleh tingginya permintaan dari industri baterai kendaraan listrik.
- Peningkatan Produksi: INCO meningkatkan produksinya sebesar 18 persen menjadi 70.728 metrik ton nikel dalam matte di tahun 2023.
- Efisiensi Biaya: INCO berhasil melakukan efisiensi biaya, sehingga laba bruto perusahaan meningkat 21 persen dibandingkan tahun 2022.
- Badai Beryl: Badai Beryl yang melanda Amerika Serikat pada 8 Juli 2024 menyebabkan gangguan aktivitas di wilayah tersebut, termasuk pada pelabuhan dan kilang. Hal ini berakibat pada berkurangnya permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan menekan harga minyak dunia, yang berimbas pada harga saham INCO sebagai emiten pertambangan nikel.
- Ekspektasi Deeskalasi Ketegangan: Ekspektasi deeskalasi ketegangan di Timur Tengah, khususnya terkait negosiasi gencatan senjata Hamas-Israel yang dimediasi Qatar dan Mesir, turut berkontribusi pada penurunan harga minyak dunia dan berimbas pada harga saham INCO.
Analis Tetap Optimis Terhadap Prospek INCO
Meskipun harga saham INCO mengalami tekanan dalam jangka pendek, para analis tetap optimis terhadap prospek perusahaan di masa depan. Faktor-faktor yang mendukung optimisme ini antara lain:
- Permintaan Nikel yang Tinggi: Permintaan nikel diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri kendaraan listrik.
- Posisi INCO yang Kuat: INCO merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia dengan cadangan nikel yang melimpah.
- Upaya Diversifikasi Bisnis: INCO berencana untuk mendiversifikasi bisnisnya dengan memasuki sektor hiliran nikel, seperti produksi baterai kendaraan listrik. (*)
Disclaimer
Penting untuk diingat bahwa setiap keputusan investasi adalah tanggung jawab individu. Pelajari dan analisis secara mendalam sebelum membeli atau menjual saham. Kabar Bursa tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.