Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Family Office Jadi TPPU, Luhut: Ada KPK, Jangan Kayak Alien

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 July 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Family Office Jadi TPPU, Luhut: Ada KPK, Jangan Kayak Alien

KABARBURSA.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan minat dari beberapa konglomerat asing untuk mendaftar program family office, yang akan menginvestasikan dana di Bali.

“Sudah ada beberapa nama, mungkin dalam dua-tiga minggu ke depan, kalau sudah makin ada bentuknya, kami akan beri tahu,” ujar Luhut dikutip di Jakarta, Jumat 5 Juli 2024.

Luhut menjelaskan bahwa tim untuk program kantor keluarga kaya dari luar negeri tersebut sudah mulai bekerja, dengan rencana kunjungan ke negara-negara atau wilayah administrasi khusus yang menerapkan konsep serupa. Tujuannya adalah untuk memahami pengelolaan dana orang kaya di negara-negara tersebut dan menjadikannya tolok ukur konsep investasi ini.

Beberapa negara dan wilayah administrasi khusus yang menjadi acuan adalah Uni Emirat Arab, terutama Dubai, serta Hong Kong dan Singapura.

Selain di Bali, Luhut menyatakan bahwa konsep ini dapat diterapkan di lokasi lain seperti Jakarta atau Ibu Kota Nusantara (IKN). "Kami akan melihat seperti di Dubai, ada satu gedung yang berisi 400 family office dan itu nilainya bisa triliunan dolar. Pertanyaannya, kalau bisa di Dubai, Singapura, dan Hong Kong, kenapa tidak di Indonesia, di Bali, Jakarta, atau IKN," katanya.

Untuk menghindari uang yang dibawa merupakan hasil dari tindak kejahatan seperti pencucian uang, Luhut akan melibatkan aparat penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan. "Semua kami libatkan nanti kami pergi, saya ajak mereka untuk melihat. Kami semua kerja tim jadi bukan satu aspek saja. Kalau tadi ada di Dubai, Singapura, kenapa tidak bisa di Indonesia? Kita jangan jadi alien, jangan terus takut," tegasnya.

Jaminan Investasi

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menekankan perlunya pengembangan produk keuangan yang beragam untuk menarik investasi dalam skema pengelolaan dana family office.

“Produk-produk dari penyedia jasa keuangan sangat bervariasi, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan family office,” ujar Bhima dalam wawancara di Jakarta pada hari Kamis.

Ia menjelaskan bahwa diversifikasi produk keuangan di Indonesia dapat merangsang investasi dalam family office, termasuk instrumen keuangan berorientasi lingkungan seperti Sustainable Link Bond, obligasi tematik untuk mendukung proyek-proyek strategis nasional di sektor kesehatan, infrastruktur, pendidikan, dan telekomunikasi (SDGs Bond), serta asuransi khusus untuk individu berkekayaan tinggi (Custom HNWI).

Bhima menyarankan agar terdapat komunikasi intensif dengan penyedia jasa keuangan untuk memperdalam pasar keuangan dan menyelaraskan regulasi dengan kebutuhan family office.

Lebih lanjut, Bhima menekankan pentingnya pemerintah untuk memberikan jaminan kepastian hukum, menangani korupsi, meningkatkan daya saing, dan melindungi data pribadi, faktor-faktor yang krusial bagi keberhasilan skema investasi ini.

Sementara itu, pakar ekonomi dan Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menambahkan bahwa investasi dalam skema family office bergantung pada kepercayaan, dan mendesak pemerintah untuk membangun kapasitas dalam pengelolaan keuangan yang dapat menarik minat investasi sebesar ratusan triliun.

Di sisi lain, Yanuar Rizky, ekonom dan pemerhati pasar modal, mendorong penerbitan instrumen keuangan baru sebagai strategi untuk memperkuat perekonomian nasional melalui investasi, selain menggunakan skema family office.

Menanggapi hal ini, Presiden Joko Widodo telah mengumpulkan sejumlah menteri dan kepala lembaga negara untuk membahas potensi investasi dalam skema family office, dengan proyeksi investasi mencapai 500 miliar dolar AS dalam beberapa tahun mendatang. Target ini mencakup 5 persen dari total dana global yang dikelola oleh perusahaan keluarga atau family office sebesar USD11,7 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menargetkan peningkatan PDB dan penciptaan lapangan kerja melalui skema investasi family office, dengan menarik investor untuk berinvestasi secara signifikan di Indonesia.

Family Office Global

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menarik dana dari family office global.

Saat ini, ungkap Luhut, dana kelolaan family office di seluruh dunia mencapai sekitar USD11,7 triliun. Family office berfungsi untuk mengelola kekayaan individu kaya raya dan berpotensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut data dari The Wealth Report, populasi individu super kaya di Asia diperkirakan akan meningkat sebesar 38,34 persen selama periode 2023-2028.

Selain itu, tren peningkatan aset finansial dunia yang diinvestasikan di luar negara asal juga diperkirakan terus berlanjut.

“Dengan adanya family office di Indonesia, kita tidak hanya akan melihat peningkatan peredaran modal di dalam negeri, tetapi juga peningkatan PDB dan penciptaan lapangan kerja melalui investasi dan konsumsi lokal,” tulis Luhut di akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan yang dikutip, 2 Juni 2024.

Saat ini, Singapura dan Hong Kong menjadi tuan rumah bagi banyak family office, dengan masing-masing memiliki sekitar 1.500 dan 1.400 family office. Namun, kondisi geopolitik yang tidak stabil di Hong Kong dan perubahan regulasi di Singapura meningkatkan risiko dan ketidakpastian bagi investor. Luhut menilai, ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi alternatif dengan membentuk Wealth Management Centre (WMC).