Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kesadaran Milenial untuk Berinvestasi Sudah Tinggi

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 01 July 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Kesadaran Milenial untuk Berinvestasi Sudah Tinggi

KABARBURSA.COM - Reza Priyambada, seorang investment consultant dari Reliance Sekuritas, menilai antusiasme generasi milenial dalam berinvestasi semakin bertumbuh. Hal ini sejalan dengan lahirnya komunitas-komunitas investasi yang mayoritas beranggotakan generasi muda rentang usia 24 sampai dengan 39 tahun.

"Kalau kita lihat data di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagian besar didominasi oleh investor milenial. Apalagi di era sekarang, kita bisa saling terhubung dengan orang lain," kata Reza kepada KabarBursa, Senin, 1 Juli 2024.

Jika komunitas menjadi sebuah indikator, kata tutur Reza, maka investor generasi tersebut terus mengalami pertumbuhan positif. "Saya melihat perkembangan komunitas di pasar modal pun juga banyak. Orang sekarang ingin menyalurkan edukasi lewat komunitas dan komunitas itu kebanyakan anak-anak milenial," tambah dia.

Oleh karena itu, Reza menyampaikan pendapatnya bahwa kondisi ini sangat bagus. Karena, ketika antusiasme semakin meningkat, artinya kesadaran orang-orang muda menaruh uangnya di pasar modal sebagai bentuk investasi adalah kabar yang baik.

Tips Memulai Berinvestasi

Sementara itu, sebagai seorang konsultan, Reza menilai tips untuk memulai berinvestasi adalah hal wajib dipelajari calon investor, khususnya bagi milenial. Maka, ia membagikan langkah-langkah tersebut. Yang pertama adalah memahami arti investasi.

“Berarti di sini harus ada proses pembelajaran. Dia harus paham dulu apa itu investasi,” katanya.

Dalam berinvestasi, kata Reza, seseorang harus mengorbankan sebagian pendapatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa depan. “Contohnya seperti, seorang pada tanggal 25 gajian, nah dari porsi gajian itu kan bisa aja dia habiskan buat konsumsi. Tapi dia menunda kesenangan itu semua untuk mengalokasikan dana dari penghasilan itu untuk diinvestasikan,” jelasnya.

Lebih lanjut, tahap yang kedua, Reza menegaskan seseorang harus mengetahui dan menentukan tujuan berinvestasi. Yang dimaksud di sini adalah harus paham tujuan dari investasi, apakah untuk mengembangkan dana, atau lain sebagainya.

Yang tak kalah penting, dia juga mengimbau agar pemula harus paham mengenai tools atau alat-alat yang akan digunakan untuk berinvestasi. “Toolsnya itu maksudnya, saya berinvestasi, alatnya apa nih? Ke mana saya harus berinvestasi? Lalu apakah ke saham? Atau ke reksadana? Nah di situ dia akan belajar lagi apa itu saham? Selain harus paham investasi, kita juga harus paham alat berinvestasinya,” ujar dia.

Reza kemudian juga membagikan tips agar para pemula yang ingin berinvestasi tidak terjebak ke dalam investasi bodong. Dia mengatakan, salah satu ciri-ciri investasi bodong adalah mengajak seseorang berinvestasi ke instrumen yang tidak terotorisasi. Karenanya, dia mengimbau kepada para pemula untuk memahami karakteristik instrumen investasi seperti apa.

“Dari sini yang harus kita lihat itu adalah harus membandingkan. Kita harus tahu masing-masing instrumen investasi itu karakteristiknya seperti apa. Dari situ kita bisa secara tidak langsung akan tahu bahwa ini investasi bodong atau bukan,” ungkapnya.

Reza menyatakan ketika sudah mempelajari tentang instrumen investasi, maka seorang pemula dipastikan tidak mudah terkecoh jika ada tawaran menggiurkan dari investasi ilegal, karena sudah bisa membedakan perbandingan antara investasi bodong atau bukan.

“Misal kita sudah belajar berinvestasi di reksadana, terus kemudian ada suatu pihak yang mendatangi kita menawarkan reksadana tapi dengan imbalan yang lebih tinggi. Nah di situ kita harusnya sudah langsung tahu ibaratnya kalau alarm itu sudah langsung menyala,” jelasnya.

Selain itu, Reza menyebut seseorang juga harus memiliki mental yang kuat jika ingin memulai investasi. Ia menilai kekuatan mental sangat dibutuhkan untuk menahan godaan dari investasi ilegal.

“Semua itu kan kembali ke kita, mereka harus bisa menguasai diri sendiri, sebelum bisa mengambil keputusan. Jadi keputusan diambil jangan hanya berdasarkan nalar atau emosi sesaat. Tapi harus dibarengi dengan pertimbangan-pertimbangan,” tandasnya.

Kategori Investasi untuk Pemula

Berinvestasi di usia muda merupakan langkah cerdas untuk mencapai stabilitas keuangan dan mewujudkan mimpi di masa depan. Generasi muda, misalnya usia 20-an dan 30-an, nyatanya memiliki keunggulan dasar dalam berinvestasi.

Setidaknya, ada 3 keunggulan yang dimiliki Generasi Milenial dan Generasi Z, yaitu jangka waktu investasi yang panjang. Hal ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar melalui compounding.

Selain itu, anak muda memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi dalam mengejar keuntungan yang lebih optimal. Terakhir, di usia ini, kemampuan untuk belajar dan beradaptasi untuk memahami strategi investasi baru mungkin merupakan keunggulan dibandingkan investor usia yang lebih tua.

Hal ini didukung juga oleh data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebutkan investor muda pasar modal di bawah usia 30 tahun sebanyak 57,04 persen pada Oktober 2023. Artinya, sebagian besar anak muda telah memanfaatkan privilege yang dimiliki sebagai investor.

Karena ini, Investasi bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan keuanganmu, seperti membeli rumah, pensiun dini, atau traveling keliling dunia. Tapi tahukah, ada dua jenis investasi yang perlu diketahui generasi muda, yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung.

Investasi langsung atau direct investment artinya investor membeli aset keuangan sendiri, seperti saham, obligasi, atau properti. Investor bisa melakukannya sendiri di pasar modal atau melalui broker. Cara ini memberikan kontrol penuh atas investasi dan potensi keuntungan yang lebih tinggi.

Gampangnya, dalam investasi langsung, investor membeli aset berupa saham, obligasi, properti, dan emas secara mandiri sehingga dapat dengan bebas mengatur atas pilihannya sendiri. Tapi catatannya, investor perlu belajar dan riset lebih lanjut karena investasi langsung memiliki potensi cuan lebih besar meskipun risiko yang akan dihadapi juga lebih besar.

Kemudian investasi tidak langsung artinya investor mempercayakan uangmu kepada perusahaan investasi untuk dikelola.

Perusahaan ini akan membuat portofolio untuk investor, yang berisi berbagai macam aset keuangan. Cara ini lebih mudah dan praktis, tetapi investor tidak memiliki kontrol penuh atas investasi investor dan biayanya lebih tinggi.

Investasi tidak langsung, juga dikenal sebagai investasi portofolio. Adapun salah satu kelebihan investasi tidak langsung adalah kemudahan dalam melakukan investasi. (yog/*)