KABARBURSA.COM - Sejumlah bank berupaya keras untuk memitigasi risiko likuiditas yang muncul akibat penarikan dana besar-besaran dari nasabah dana pihak ketiga (DPK) di segmen wholesale. Kasus terbaru melibatkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), di mana PP Muhammadiyah mengalihkan dana simpanannya ke bank lain, memberikan pelajaran penting bagi industri.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah Redjalam, menilai bahwa penarikan dana besar secara mendadak oleh nasabah berdampak serius pada bank. Bank tidak selalu memiliki dana dalam jumlah besar yang siap dicairkan sewaktu-waktu. "Uangnya sudah dialirkan menjadi kredit. Jadi, penarikan besar akan menekan likuiditas bank. Meski likuiditas BSI cukup, tetap saja ini memberi tekanan baru," ungkap Piter, dikutip Selasa 11 Juni 2024.
Dalam menghadapi situasi ini, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) fokus mengembangkan segmen retail dan midsize untuk menjaga keberlanjutan likuiditas dan mengurangi risiko konsentrasi dari nasabah besar.
Direktur Distribution and Institutional Funding BTN, Jasmin, menyatakan bahwa bank berusaha menjaga risiko konsentrasi likuiditas tidak lebih dari 25{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} dari total DPK. Per kuartal I-2024, DPK BTN tumbuh 11,9{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} menjadi Rp357,7 triliun.
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Lani Darmawan, mengatakan bahwa DPK dari wholesale hanya sekitar 34{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} dari total DPK, dengan mayoritas berasal dari ritel dan UKM. Ini memungkinkan risiko likuiditas lebih mudah dikelola karena risiko run-off lebih kecil. "CIMB menargetkan pertumbuhan positif dari seluruh bisnis, tetapi lebih banyak fokus ke ritel dan UKM untuk likuiditas yang lebih stabil," ujar Lani.
Per Maret 2024, DPK CIMB Niaga mencapai Rp248,0 triliun dengan rasio CASA sebesar 64,6{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52}.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, menjelaskan bahwa memiliki banyak nasabah DPK wholesale memang mempermudah peningkatan DPK, namun penarikan dana besar juga bisa memengaruhi tingkat DPK bank.
"Bank harus mengantisipasi penarikan dana besar dengan memberi tahu bank sehari sebelum transaksi dan melakukan penarikan bertahap untuk mencegah kekeringan likuiditas," ungkap dia.
Senior Faculty LPPI, Moch. Amin Nurdin, menyatakan bahwa risiko penarikan dana besar secara bersamaan oleh nasabah besar adalah tantangan serius. "Bank perlu menjaga likuiditas dan kepercayaan nasabah dengan penawaran bunga yang menarik dan menjaga stabilitas operasionalnya," ucapnya
Dalam menghadapi tantangan ini, strategi diversifikasi segmen dan fokus pada nasabah ritel dan UKM menjadi kunci utama untuk menjaga stabilitas likuiditas perbankan.
Kabar Bursa merangkum penyebab nasabah wholesale, atau nasabah dengan simpanan besar, seringkali menarik dana mereka dari bank:
Masing-masing penyebab ini menunjukkan pentingnya bank dalam menjaga kepercayaan dan memberikan layanan serta manfaat yang kompetitif untuk mempertahankan nasabah wholesale mereka. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.