KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu, 12 Februari 2025 menunjukkan penguatan signifikan. IHSG ditutup naik sebesar 1,74 persen dan berada pada level 6,645.
Secara teknikal, penguatan ini membuka peluang bagi IHSG untuk melanjutkan kenaikan jangka pendek, dengan target area rentang 6,671 hingga 6,829. Hal ini diperkirakan menjadi bagian dari pergerakan wave (iv) dari wave [c], yang merupakan bagian dari skenario optimistis yang lebih besar.
Menurut analisis MNC Sekuritas yang dipublikasikan Kamis, 13 Februari 2025, Namun, harus menjaga level support di 6,509 dan 6,480 agar potensi penguatan ini tetap terjaga. Resistance terdekat yang harus diperhatikan adalah 6,658 dan 6,698.
Beberapa saham individu juga menunjukkan potensi pergerakan yang menarik, di antaranya adalah saham AUTO, BREN, CMRY, dan MLPL.
Saham AUTO yang sempat terkoreksi ke level 2,000 kini menunjukkan volume penjualan, namun tetap memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan. Jika AUTO mampu bertahan di atas level support 1,940, saham ini dapat melanjutkan penguatan yang masuk dalam skenario wave [iv] dari wave C.
Bagi investor, ini adalah kesempatan untuk membeli pada level yang lebih rendah, dengan target harga di kisaran 2,080 hingga 2,120. Stop loss yang perlu diperhatikan adalah di bawah level 1,940.
Saham BREN, yang mencatatkan kenaikan 4,15 persen ke level 6,275, memperlihatkan indikasi pergerakan positif yang didukung oleh volume pembelian. Selama saham ini tetap berada di atas level 5,800, posisi BREN diperkirakan berada pada bagian dari wave (iv) dari wave [iii].
Hal ini membuat BREN menarik untuk dibeli di kisaran harga 5,950 hingga 6,075, dengan target harga di 6,550 hingga 7,025. Stop loss yang disarankan adalah di bawah 5,800.
Saham CMRY, meskipun terkoreksi tipis sebesar 0,20 persen ke level 4,990, masih menunjukkan dominasi volume pembelian. Hal ini mengindikasikan bahwa CMRY berada dalam posisi untuk memulai wave (v) dari wave [i].
Investor yang ingin memanfaatkan koreksi ini bisa mempertimbangkan untuk membeli pada kisaran harga 4,910 hingga 4,960, dengan target harga di 5,125 hingga 5,275. Stop loss yang perlu diperhatikan adalah di bawah level 4,870.
Terakhir, saham MLPL juga menunjukkan potensi kenaikan meskipun terkoreksi 0,78 persen ke level 128 dengan adanya tekanan jual. Posisi MLPL diperkirakan berada dalam fase wave (c) dari wave [iii], dan jika mampu bertahan di atas level 120, saham ini berpeluang untuk menguat lebih lanjut.
Untuk investor yang tertarik, MLPL dapat dibeli pada kisaran harga 123 hingga 127, dengan target harga di 143 hingga 156. Stop loss yang harus diwaspadai adalah di bawah level 120.
IHSG mengalami rebound yang cukup signifikan setelah turun tajam selama lima hari berturut-turut. Pada penutupan perdagangan Rabu, 12 Februari 2025, IHSG mencatatkan penguatan sebesar 1,74 persen, atau setara dengan kenaikan 113,78 poin, yang membawa indeks berada di level 6.645,77.
Pergerakan IHSG tersebut didorong oleh sejumlah saham yang menguat, meskipun ada beberapa faktor yang menunjukkan kehati-hatian di pasar.
Selama sesi perdagangan, IHSG berada di zona hijau dengan level terendah 6.537 dan level tertinggi 6.645. Total volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat mencapai 16,69 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp10,93 triliun. Sebanyak 367 saham tercatat mengalami penguatan, sementara 212 saham mengalami penurunan, dan 217 saham lainnya stagnan.
Namun, meskipun IHSG menunjukkan kinerja yang positif, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih (net sell) yang cukup besar di seluruh pasar. Data menunjukkan bahwa investor asing melakukan penjualan bersih senilai Rp208,21 miliar pada hari tersebut.
Saham-saham big cap yang terdaftar di bursa Indonesia menjadi sasaran utama aksi jual asing, di antaranya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Masing-masing saham ini tercatat sebagai yang paling banyak dilepas oleh investor asing dengan nilai transaksi jual bersih mencapai Rp213,98 miliar, Rp179,46 miliar, dan Rp165,49 miliar.
Saham lainnya yang juga tercatat mengalami penjualan bersih oleh asing termasuk PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan nilai Rp32,11 miliar, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) Rp30,11 miliar, serta PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp26,13 miliar. Meski demikian, beberapa saham seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga turut tercatat dalam daftar saham yang mengalami aksi jual bersih oleh asing, meskipun dengan nominal yang lebih kecil.
Secara keseluruhan, meskipun pasar menunjukkan beberapa koreksi, ada banyak peluang bagi investor untuk membeli saham pada level rendah, dengan target yang menarik, selama menjaga risiko melalui level stop loss yang telah ditentukan.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.