Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Saham Big Banks Terjun Bebas, BMRI Anjlok hingga 7,24 Persen

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 06 February 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Saham Big Banks Terjun Bebas, BMRI Anjlok hingga 7,24 Persen

KABARBURSA.COM - Saham-saham perbankan besar (big banks) di Indonesia mengalami penurunan tajam pada perdagangan sesi I, Kamis, 6 Februari 2025, dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan penurunan terbesar di antara bank-bank besar lainnya.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BMRI terjun sebesar 7,24 persen, ditutup pada harga Rp5.125, turun Rp400 dari harga penutupan sebelumnya yang berada di Rp5.525. Perdagangan saham BMRI tercatat memiliki volume 303,86 juta lot, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan volume rata-rata harian yang mencapai 111,55 juta lot.

Selain BMRI, tiga bank besar lainnya juga mengalami penurunan signifikan. Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tercatat turun 3,78 persen, berakhir pada harga Rp4.330, setelah melemah Rp170 dari harga sebelumnya yang berada di Rp4.500. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga tercatat turun 2,66 persen, dengan harga saham menutup hari di Rp4.030, anjlok Rp110 dari harga sebelumnya.

Selanjutnya saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), meskipun mencatatkan penurunan yang lebih kecil, tetap mengalami penurunan 1,92 persen, berakhir di Rp8.950, dengan penurunan sebesar Rp175.

Penurunan tajam pada saham BMRI ini menjadi sorotan utama di pasar saham hari ini, dengan banyak analis yang memprediksi bahwa sentimen negatif di sektor perbankan mungkin terkait dengan ketidakpastian ekonomi global dan domestik. Volume transaksi yang tinggi pada saham BMRI menunjukkan adanya aksi jual besar-besaran, yang mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kinerja saham tersebut.

Kinerja Big Banks yang Mengecewakan Masih Jadi Beban

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, empat bank berkapitalisasi besar (big caps) menjadi salah satu faktor yang membebani Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini. Selain faktor internal ini, analis dari Kiwoom Sekuritas juga menyebutkan faktor eksternal yang secara tidak langsung memengaruhi pasar modal.

“IHSG masih melanjutkan ketidakpastian baik dari sisi internal maupun eksternal. Pekan ini cukup fluktuatif dan dalam tren pelemahan,” VP Head of Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi dalam segmen Dialog Analis di Kabar Bursa Hari Ini pada YouTube KabarBursaCom, Rabu, 5 Februari 2025.

Menurut Audi, kinerja empat big banks, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tidak sesuai ekspektasi pasar.

“Pada akhirnya empat bank besar tersebut menjadi pemberat IHSG beberapa hari terakhir. Termasuk hari ini tekanan juga berlanjut dari beberapa bank besar,” ujar Audi.

Lebih lanjut ia merinci bahwa saham BBNI terkoreksi sebesar sempat persen. BBNI tercatat mengalami penurunan sebesar 200 poin atau 4,26 persen pada perdagangan hari ini, Rabu, 5 Februari 2025, dengan harga saham terakhir berada di level 4.500.

Saham BBNI dibuka pada harga 4.650 dan sempat mencapai titik tertinggi 4.680. Namun, sepanjang hari, harga saham bergerak turun dengan mencatatkan level terendah pada 4.480. Pada penutupan, volume perdagangan saham BBNI tercatat mencapai 52,08 juta saham, dengan frekuensi transaksi sebanyak 18.552 kali.

Nilai transaksi BBNI hari ini mencapai Rp237 miliar, dengan jumlah pembelian asing sebesar Rp70,9 miliar dan penjualan asing sebesar Rp169,3 miliar. Meskipun volume perdagangan mencatatkan angka yang cukup tinggi, saham BBNI masih bergerak di bawah harga tertingginya yang tercatat di 5.875, serta lebih jauh dari harga batas bawah (ARA) di 3.530.

“Hari ini pun tekanan juga masih berlanjut dari beberapa bank besar. Ada BBNI yang terkoreksi hampir empat persen, BBRI dan BMRI lebih dari dua persen, sejalan juga dengan BBCA yang minus 0,5 persen,” terangnya.

BBCA ditutup melemah 50 poin atau 0,54 persen ke level 9.125. Saham BBCA dibuka pada 9.100 dan sempat menyentuh level tertinggi di 9.175 sebelum akhirnya ditutup lebih rendah. Volume perdagangan tercatat sebesar 98,23 juta saham, melebihi rata-rata volume harian sebesar 79,56 juta saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp896,4 miliar. Asing tercatat melakukan pembelian sebesar Rp581,7 miliar dan penjualan sebesar Rp770,8 miliar dalam 28.629 kali transaksi.

Lebih jauh, BBRI juga mengalami penurunan signifikan sebesar 120 poin atau 2,82 persen ke posisi 4.140. Saham BBRI dibuka di level 4.250 dan terus melemah hingga menyentuh harga terendahnya di 4.140. Volume perdagangan mencapai 209,83 juta saham, sedikit di bawah rata-rata volume harian sebesar 250,26 juta saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp874,7 miliar. Investor asing membukukan pembelian Rp494,1 miliar dan penjualan Rp632,9 miliar dalam 43.941 kali transaksi.

Sementara itu, BMRI juga tidak luput dari tekanan, dengan harga saham turun 150 poin atau 2,64 persen ke level 5.525. Saham BMRI dibuka pada 5.600 dan sempat mencapai level tertinggi di harga yang sama sebelum turun ke titik terendah 5.475. Volume perdagangan saham BMRI melonjak ke 185,66 juta saham, jauh di atas rata-rata volume harian sebesar 107,09 juta saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp1,03 triliun. Pembelian asing tercatat sebesar Rp631 miliar sementara penjualan asing mencapai Rp698,2 miliar dalam 33.275 kali transaksi.

“So, ini memang yang menjadi pemberat IHSG saat ini dari sisi internal,” tegas Audi. (*)