Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Kripto Terus Merosot, Bitcoin Terpuruk di Level Terendah

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 04 February 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Harga Kripto Terus Merosot, Bitcoin Terpuruk di Level Terendah

KABARBURSA.COM - Harga mata uang kripto atau cryptocurrency merosot pada Senin, 3 Februari 2025 dengan Bitcoin mencapai level terendah dalam tiga minggu, karena risiko perang dagang membuat investor cemas dan memicu aksi jual di pasar keuangan.

Seperti dilansir dari Reuters, Bitcoin, cryptocurrency terbesar di dunia, mencapai level terendah dalam tiga minggu di USD91.441,89 pada malam sebelumnya dan berada di USD95.730,35, turun 6,2 persen dalam sehari. Mata uang kripto yang lebih kecil, Ether, telah kehilangan hampir 25 persen nilainya sejak Jumat, 31 Januari 2025, menandai penurunan tiga hari terbesar sejak November 2022. Ether terakhir diperdagangkan di USD2.592,14.

Selama akhir pekan, Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif sebesar 25 persen pada impor dari Meksiko dan sebagian besar Kanada, serta 10 persen pada barang dari China, yang mulai berlaku pada Selasa, 4 Februari 2025.

Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang utama AS, segera berjanji untuk mengambil tindakan balasan, sementara China mengatakan akan menantang tarif Trump di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Hampir seperempat dari 100 cryptocurrency terbesar telah kehilangan lebih dari 20 persen nilainya dalam 24 jam terakhir, menurut data CoinGecko.

Saham Coinbase, bursa crypto AS, turun 5,5 persen dalam perdagangan pra-pasar.

Cryptocurrency milik Trump, $TRUMP, juga anjlok di bawah USD20, menurut CoinGecko. Diluncurkan tak lama sebelum pelantikannya, cryptocurrency tersebut awalnya melonjak, mencapai puncak di atas USD73 pada 19 Januari.

Pasar cryptocurrency beroperasi 24 jam sehari, termasuk di akhir pekan, dan belakangan ini sangat sensitif terhadap sentimen pasar yang lebih luas. Investor khawatir bahwa tarif dapat merugikan pertumbuhan ekonomi, pendapatan perusahaan, serta meningkatkan inflasi.

"Crypto benar-benar satu-satunya cara untuk mengekspresikan risiko selama akhir pekan, dan dalam berita seperti ini, crypto menjadi proksi risiko," kata Chris Weston, kepala riset di Pepperstone.

Bitcoin mengalami penurunan yang lebih kecil dibandingkan Ether, sebagian karena beberapa pembeli menganggapnya sebagai "aset aman" seperti emas, dan sebagian lagi karena Ether lebih mudah dijual dengan cepat saat pasar bergejolak, menurut Joseph Edwards, kepala riset di Enigma Securities.

"Apa yang kita lihat bukanlah Ether yang terkena dampak lebih besar secara unik (sebagian besar pasar juga mengalami penurunan serupa atau lebih buruk), tetapi lebih pada Bitcoin yang bertahan dengan lebih baik," ujar Edwards.

Kekecewaan

Tekanan turun tambahan pada crypto juga datang setelah reli kuat pasca kemenangan Trump dalam pemilu, karena beberapa investor merasa kecewa dengan kurangnya langkah langsung untuk mendukung crypto atau melonggarkan regulasi sejak ia menjabat.

Bitcoin mencapai rekor tertinggi di USD107.071,86 pada 20 Januari, saat Trump dilantik sebagai Presiden AS ke-47, dan naik 40 persen sejak pemilu awal November, dengan harapan bahwa pemerintahan Trump akan menerapkan regulasi yang lebih ramah terhadap crypto.

Trump, yang sebelumnya menyebut crypto sebagai penipuan, justru merangkul aset digital selama kampanyenya dan berjanji menjadikan AS sebagai "ibu kota crypto dunia."

Beberapa hari setelah menjabat, Trump memerintahkan pembentukan kelompok kerja cryptocurrency yang bertugas mengusulkan regulasi aset digital baru serta mengeksplorasi penciptaan cadangan nasional cryptocurrency.

Paul Howard, direktur senior di pembuat pasar crypto Wincent, mengatakan bahwa beberapa langkah Trump kurang memenuhi harapan para pendukung crypto, yang bahkan berharap pemerintah akan mengumumkan rencana untuk membeli Bitcoin.

Namun, Howard menambahkan, "Pertumbuhan organik yang kami perkirakan dalam beberapa tahun mendatang, sebagian karena pemerintahan AS yang lebih ramah terhadap crypto, kemungkinan akan lebih besar dibandingkan volatilitas jangka pendek dan berita makroekonomi (seperti tarif) dalam beberapa minggu ke depan."

Ramalan Robert Kiyosaki soal Bitcoin

Penulis Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, memprediksi potensi dampak pasar akibat kebijakan tarif baru yang diterapkan Presiden Donald Trump terhadap impor dari Kanada, Meksiko, dan Tiongkok. Menurutnya, kebijakan ini berisiko memicu tindakan balasan dari negara-negara yang terdampak, sehingga dapat memperburuk ketegangan perdagangan global.

Menyampaikan pandangannya mengenai kondisi pasar, Kiyosaki memperingatkan bahwa kenaikan tarif impor berpotensi menyebabkan penurunan harga emas, perak, dan bitcoin. Dilansir dari bitcoin.com pada Senin, 3 Februari 2025, ia menuliskan di media sosial X pada 31 Januari 2025: "Tarif Trump dimulai: Emas, perak, bitcoin mungkin anjlok. Bagus. Akan membeli lebih banyak setelah harga anjlok."

Kiyosaki menganggap emas, perak, dan bitcoin sebagai instrumen investasi yang dapat melindungi nilai di tengah ketidakpastian ekonomi. Ia telah lama mendorong individu, institusi keuangan, serta pemerintah untuk berinvestasi dalam aset-aset tersebut.

Sebelumnya, ia juga menyarankan orang-orang untuk membeli bitcoin sebelum mengalami lonjakan harga yang signifikan. Menurutnya, penurunan pasar justru membuka peluang bagi investor untuk memperoleh aset bernilai tinggi dengan harga yang lebih rendah.

Untuk menegaskan keyakinannya, ia kembali menulis di X: "Kejatuhan berarti aset sedang diobral. Saatnya menjadi lebih kaya." (*)