KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 3 Februari 2024. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh analis untuk perdagangan pagi ini adalah ADRO, BUMI, MDKA dan MAPA.
Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG menguat tipis, yakni sebesar 0,50 persen ke level 7.109 disertai munculnya volume pembelian.
“Pergerakan IHSG pun sudah menutup area gap yang berada di 7,150-7,166 meskipun ditutup di bawah MA20. Kami perkirakan, posisi IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji 7,010-7,035 dahulu, namun selama masih mampu berada di atas supportnya, maka IHSG berpeluang menguat ke 7,166-7,190,” kata tim analis MNC Sekuritas dalam keterangannya, Senin, 3 Februari 2025.
MNC Sekuritas mengungkapkan, level support pada perdagangan pagi ini adalah 6.967, 6,931. Sedangkan untuk resistance berada di level 7,190, 7,341.
Adapun beberapa saham yang direkomendasikan oleh tim MNC sekuritas pada perdagangan pagi ini, antara lain: ADRO, BUMI, MDKA dan MAPA.
ADRO - Buy on Weakness
ADRO menguat 1,30 persen ke 2,330 disertai dengan munculnya volume pembelian. Posisi ADRO saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave [ii] dari wave 5, sehingga selama ADRO masih mampu berada di atas 2,250 sebagai stoplossnya, maka ADRO masih berpeluang menguat.
Buy on Weakness: 2,280-2,320
Target Price: 2,370, 2,560
Stoploss: below 2,250
BUMI - Spec Buy
BUMI terkoreksi ke 118 dan masih didominasi oleh tekanan jual, pergerakannya pun belum mampu berada di atas MA20. Kami perkirakan, posisi BUMI saat ini sedang berada pada bagian akhir dari wave (b) dari wave [b], sehingga koreksinya relatif terbatas dan berpeluang menguat.
Spec Buy: 113-116
Target Price: 130, 142
Stoploss: below 108
MDKA - Buy on Weakness
MDKA terkoreksi 0,95 persen persen ke 1,565 dan masih didominasi oleh tekanan jual, namun koreksinya masih tertahan oleh MA20. Tim analis mengungkapkan, posisi MDKA diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave B dari wave (A).
Buy on Weakness: 1,415-1,530
Target Price: 1,660, 1,895
Stoploss: below 1,330
MAPA - Sell on Strength
MAPA terkoreksi 0,51 persen ke 980 dan disertai dengan munculnya tekanan jual. Tim analais memperkirakan posisi MAPA sedang berada di akhir wave (b) dari wave [y] dari wave Y, sehingga pergerakannya relatif terbatas dan rawan terkoreksi. Tim juga memperkirakan berada pada rentang 755-820 dan dapat dijadikan sebagai area buyback.
Sell on Strength: 985-1,005
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup perkasa di level 7,109 atau naik 0,50 persen, setara dengan 35 poin pada perdagangan Jumat, 31 Januari 2025. Mengutip data perdagangan RTI business, pergerakan ini tampak konsisten dengan level tertinggi 7,174 dan level terendah di angka 7,095.
Selain itu, volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak Rp14,145 miliar saham dengan transaksi mencapai Rp9,955 triliun, dengan frekuensi perdagangan mencapai 1,105,311 kali. Adapun sebanyak 330 saham terpantau berada di zona hijau, 277 saham melemah, dan 196 saham mengalami stagnan.
Merujuk data perdagangan Stockbit, ECII (34,01 persen) terpantau berada di posisi teratas top gainer. Di posisi kedua ada SHID (24,64 persen), lalu RIGS (24,63 persen), GPSO (24,57 persen), dan RANC (24,45 persen).
Tidak hanya berada di posisi top gainers, beberapa saham juga mengalami koreksi. Adapun lima top loosers adalah OBAT (-24,86 persen), NOBU (-24,66 persen), DATA (-16,74 persen), BMBL (-9,52 persen), dan MEJA (-9,27 persen).
Di sisi lain, indeks LQ45 terpantau mengalami kenaikan dengan performa 0,75 persen. Adapun penopang kenaikan indeks ini adalah saham BBCA (3,28 persen) dan AMRT (3,99 persen). Sedangkan dari sisi sektoral, mayoritas sektor yang mengalami kenaikan adalah energy, finance, industrial, non cyclical, teknologi, dan transportasi.
Tidak Terpengaruh January Effect
CEO Tiamo Capital Hendra Martono Liem mengungkapkan, IHSG pada awal tahun ini tidak mengalami January effect. Alih-alih menunjukkan performa apik, pasar modal justru tengah dalam kondisi menurun.
“January effect itu biasanya terjadi ketika tanggal 15 (Januari) sudah mulai naik, namun melihat kondisi terakhir per kemarin sudah turun lumayan banyak. Maka sudah definetly, tetap tidak bisa dikatakan January effect,” ujarnya dalam dialog bersama Bursa Pagi-Pagi secara daring di kanal YouTube KabarBursaCom, Jumat, 31 Januari 2025.
Ia pun membeberkan ciri-ciri dari January effect tersebut, yang antara lain performa positif IHSG bulan Desember berlanjut pada Januari. Meski begitu, Hendra memberi isyarat lain yang akan terjadi Juni tahun ini.
“January effect itu biasanya terjadi bukan secara keseluruhan bursa itu naik. Ini kan sudah dari Desember, bursa sudah bagus, tapi biasanya Januari enggak jalan (bagus), maka Juni-nya itu baru mulai bagus,” jelas CEO Tiamo Capital itu.
Sebagaimana diketahui pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup melemah 92 poin atau turun 1,29 persen ke level 7.073 pada perdagangan Kamis, 30 Januari 2025.
Merujuk data perdagangan RTI Business, pergerakan IHSG hari ini terpantau bervariasi, dengan level tertinggi di 7.168 dan terendah di 7.042.
Pada perdagangan hari ini, volume transaksi tercatat sebanyak 18,459 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp12,071 triliun. Adapun frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.231.378 kali.
Sebanyak 206 saham terpantau menguat, 389 saham melemah, dan 213 saham stagnan.
Saham INET mencatat kenaikan tertinggi sebesar 35,00 persen, menjadikannya pemimpin dalam daftar top gainer kemarin.
Sementara itu, saham BSML mengalami koreksi terdalam dengan penurunan 26,06 persen. Di sisi lain, Indeks LQ45 juga terkoreksi, melemah 1,67 persen. Saham dengan penurunan terdalam dalam indeks ini adalah ANTM, yang turun 6,38 persen.
Adapun dari sisi sektoral, mayoritas sektor berada di zona merah. Hanya dua sektor yang mengalami penguatan, yaitu non-siklis dan teknologi. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.