KABARBURSA.COM - PT Indo Premier Sekuritas atau IPOT merekomendasikan sejumlah saham untuk perdagangan pada 3 sampai 7 Januari 2025 melalui bebeapa pertimbangan sentimen yang mempengaruhi pasar.
Salah satunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami pelemahan di akhir Januari sebesar minus 0,79 persen dalam sepekan terakhir.
Menurut Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi ada beberapa katalis atau sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada sepekan lalu yang hanya berlangsung selama 2 hari perdagangan yakni, NBS Manufacturing PMI, Fed Interest Rate Decision, Foreign Direct Investment dan Core PCE.
Pertama, sentimen NBS Manufacturing PMI. PMI Manufaktur China pada Januari 2025 turun ke 49,1 dari 50,1 di Desember serta berada di bawah konsensus 50,1, menurut Imam hal ini menunjukkan kontraksi pertama dalam lima bulan. "Penurunan ini dipicu oleh melemahnya aktivitas pabrik menjelang Tahun Baru Imlek, dengan output dan pesanan baru mengalami penurunan signifikan," kata Imam melalui keterangan tertulis pada Minggu, 2 Februari 2025.
Menurut dia, China adalah mitra dagang utama Indonesia, terutama untuk komoditas seperti batu bara, nikel dan crude palm oil atau CPO. Pelemahan sektor manufaktur China, dinilai dapat mengurangi permintaan bahan baku dari Indonesia, berpotensi menekan harga dan volume ekspor.
Kedua, Fed Interest Rate Decision. The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 sampai 4,5 persen dalam pertemuan Januari 2025, sesuai ekspektasi pasar. Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut dan ingin melihat kemajuan lebih lanjut dalam pengendalian inflasi.
“Dengan suku bunga The Fed tetap tinggi, arus modal asing ke negara berkembang seperti Indonesia bisa terbatas karena investor tetap memilih aset berbunga tinggi di AS. Rupiah bisa menghadapi tekanan jika aliran dana asing keluar dari pasar obligasi dan saham,” tutur dia.
Negara asal FDI terbesar adalah Singapura, Hong Kong, dan China. Sepanjang 2024, total investasi langsung (termasuk domestik) mencapai Rp1.714,2 triliun atau USD105,13 miliar, tumbuh 20,8 persen YoY.
“Peningkatan FDI menunjukkan keberhasilan kebijakan hilirisasi, khususnya dalam mendukung rantai pasok kendaraan listrik dan pemrosesan mineral," kata dia.
Keempat, Core PCE. Core PCE yang tidak mencakup harga makanan dan energi yang volatil naik 0,2 persen MoM pada Desember 2024 sesuai ekspektasi pasar dan sedikit lebih tinggi dari 0,1 persen pada bulan sebelumnya. Secara tahunan, Core PCE tetap di 2,8 persen untuk bulan kedua berturut-turut, masih di atas target 2 persen yang ditetapkan oleh The Fed.
Imam membeberkan ada setidaknya delapan sentimen yang wajib diperhatikan pada trader yakni inflasi tahunan Indonesia pada Januari 2025 diperkirakan meningkat menjadi 1,88 persen dari 1,57 persen pada Desember 2024. Kemudian sentimen Indonesia Tourist Arrivals. Pekan ini, data kunjungan wisatawan mancanegara atau Foreign Tourist Arrivals ke Indonesia akan dirilis, yang menjadi indikator penting bagi pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi nasional.
Ada juga sentimen ISM Manufacturing PMI. Pada 3 Februari 2025, Institute for Supply Management (ISM) akan merilis data ISM Manufacturing PMI untuk bulan Januari 2025 pada pukul 22:00 WIB. Konsensus pasar memperkirakan angka PMI akan berada di 49,5, sedikit lebih tinggi dari 49,3 pada bulan Desember 2024. Dengan proyeksi PMI Januari 2025 di angka 49,5, sektor manufaktur AS diperkirakan masih mengalami kontraksi. Data ini penting untuk memantau kesehatan sektor manufaktur dan dapat memengaruhi kebijakan moneter serta keputusan investasi di pasar global.
Sentimen Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC+ Meeting. Pada 3 Februari 2025, OPEC+ dijadwalkan mengadakan pertemuan untuk membahas kebijakan produksi minyak mereka. OPEC dan sekutunya seperti Rusia dan Kazakhstan, telah membatasi produksi minyak mereka sebesar 5,86 juta barel per hari sejak 2022 untuk mendukung stabilitas pasar minyak global. Sebelum pertemuan, Menteri Energi Arab Saudi, Irak, dan Libya bertemu di Riyadh untuk membahas upaya menstabilkan pasar energi global. Pertemuan dinilai menunjukkan komitmen OPEC dalam menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan minyak. Meskipun ada tekanan dari Presiden AS, Donald Trump, yang mendorong untuk menurunkan harga minyak salam mengakhiri konflik di Ukraina.
Berikutnya ada sentimen Indonesia GDP. Pada pekan ini Indonesia dijadwalkan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal IV tahun 2024.
Ada juga sentimen Cadangan Devisa. Bank Indonesia (BI) dijadwalkan merilis data cadangan devisa Indonesia untuk bulan Januari 2025.
Sentimen NPF dan Tingkat Pengangguran AS Januari 2025. Data Non-Farm Payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) untuk bulan Januari 2025 dijadwalkan akan dirilis pada 7 Februari 2025.
Sentimen China inflation rate. Data Indeks Harga Konsumen (IHK) China untuk bulan Januari 2025 dijadwalkan akan dirilis pada 9 Februari 2025, pukul 01:30 GMT atau 08:30 WIB. Data inflasi China sangat penting untuk Indonesia karena China adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.
Salah satu saham yang direkomendasikan adalah PT Adaro Andalan Indonesia atau dalam kode saham AADI. Dengan harga newcastle coal futures yang stabil di kisaran USD115 per ton, sentimen positif tetap terjaga bagi emiten batu bara. Stabilitas harga ini menunjukkan permintaan yang masih solid meskipun pasokan global tinggi, sehingga memberikan kepastian bagi produsen batu bara dalam menjaga profitabilitasnya.
Selanjutnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau dalam kode saham BRIS juga masuk dalam daftar rekomendasi. Lonjakan investasi asing langsung (FDI) yang meningkat 33,3 persen YoY pada kuartal IV 2024 menjadi faktor pendorong utama. Pertumbuhan investasi yang signifikan dalam sektor pemrosesan mineral dan kendaraan listrik memberikan dampak positif pada BRIS, yang mencatatkan portofolio pembiayaan kendaraan listrik sebesar Rp171 miliar per Desember 2024, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 476 persen.
Kemudian ada GoTo Gojek Tokopedia atau dalam kode saham GOTO direkomendasikan untuk dibeli saat terjadi breakout. Inflasi Indonesia yang mulai meningkat secara moderat mencerminkan potensi perbaikan daya beli masyarakat. Hal ini diperkirakan akan berdampak pada peningkatan transaksi di platform e-commerce Tokopedia serta layanan on-demand Gojek, khususnya di sektor transportasi dan pengiriman makanan.
Rekomendasi terakhir adalah Reksa Dana Saham Premier ETF PEFINDO i-Grade (XIPI). Dalam kondisi makroekonomi saat ini, reksa dana indeks yang mengacu pada Pefindo i-Grade berpotensi menguntungkan emiten dengan peringkat kredit tinggi. Lonjakan FDI sebesar 33,3 persen YoY pada kuartal IV 2024 menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap ekonomi Indonesia, yang akan memberikan manfaat bagi sektor perbankan, manufaktur, dan infrastruktur yang menjadi bagian dari indeks ini.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.