KABARBURSA.COM- Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) menyoroti potensi risiko praktik perdagangan tidak adil, seperti dumping komoditas besi dan baja, yang mungkin dihadapi oleh sektor industri tersebut dalam tahun ini, khususnya dari China yang masih dalam proses pemulihan ekonomi.
Ketua IISIA Purwono Widodo menyebutkan, mengacu pada proyeksi beberapa analis yang menduga penurunan permintaan dari China seiring belum pulihnya ekonomi mereka. "Peluang ekspor dan dumping dari China memang cukup mungkin terjadi, mengingat kapasitas produksi China yang sangat besar dan pertumbuhan permintaan yang terbatas," ucap Purwono Kamis (1/2/2024).
Penting bagi sektor baja nasional, karena China bukan hanya pasar terbesar bagi produk baja Indonesia tetapi juga menjadi penyumbang utama impor." Dalam periode 2018—2022, China menjadi sumber utama impor baja Indonesia, diikuti oleh negara seperti Jepang, Oman, Korea Selatan, Rusia, dan Afrika Selatan," sambung Purwono.
Meskipun hingga Oktober 2023, China tetap menjadi sumber impor baja terbesar bagi Indonesia dengan peningkatan signifikan sebesar 28,1{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, Purwono merujuk kembali pada proyeksi analis yang memperkirakan pertumbuhan permintaan China hanya sekitar 1{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} hingga 2{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}.
Dalam laporannya, IISIA menyebutkan bahwa beberapa analis pasar memprediksi konsumsi baja China pada tahun 2024 kemungkinan akan mengalami kenaikan sedikit, sekitar 0,2{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}, menjadi 944,6 juta ton. Sementara itu, SteelMint’s memproyeksikan pertumbuhan permintaan baja China pada tahun 2024 akan mencapai 3{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}.
Menurut SteelMint’s, sektor industri dan investasi aset tetap di China diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan permintaan, dengan tingkat pertumbuhan sekitar 4{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} atau lebih pada tahun 2024.
Selain menjadi sumber utama impor, China juga tetap sebagai tujuan ekspor utama produk baja Indonesia sejak tahun 2018. Hingga Oktober 2023, China memimpin sebagai negara tujuan ekspor baja terbesar bagi Indonesia, meningkat 20,2{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 8,1 juta ton.
Dengan kondisi ini, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan ekspor produk besi dan baja ke China, yang menyumbang 55{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} dari total ekspor, diikuti oleh Taiwan (8{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}), India (5{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}), Vietnam (4{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}), Filipina (3{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}), dan negara lainnya (25{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}).
Purwono menyatakan keyakinan IISIA bahwa pemerintah akan memberikan dukungan untuk pertumbuhan industri besi dan baja pada tahun 2024 melalui berbagai program seperti peningkatan penggunaan produk baja dalam negeri, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), substitusi impor, pengawasan produk impor, dan dukungan lainnya.
"IISIA juga mengusung proyeksi positif terkait konsumsi baja nasional (Apparent Steel Consumption/ASC) pada tahun 2024, dengan pertumbuhan sekitar 5,2{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}, mencapai angka 18,3 juta ton. Proyeksi produksi tahun ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,2{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}, mencapai 15,9 juta ton dari 15,2 juta ton pada tahun 2023, sementara ekspor diproyeksikan meningkat 18,6{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}, mencapai 7,1 juta ton dari 6,0 juta ton sebelumnya.," ujarnya Purwono.